Mantan

1.3K 43 0
                                    

"Apa yang kamu lakukan disini Am?" Tanya Aurel mencoba basa basi untuk menutupi kegugupannya

"Yah..sama seperti dirimu. Kau kesini pasti ingin menghibur diri dari pekerjaan yang menumpuk. Begitu juga denganku. Gara-gara pekerjaan nggak ada waktu buat liburan. Sangat membosankan bukan kantor, meeting, rumah, kantor lagi, meeting lagi, rumah lagi. Dan seterusnya.." ucap Samuel dengan terkekeh

Aurel pun ikut tersenyum dan senyuman itu yang baru terukir setelah hampir beberapa hari ini ia lupa bagaimana cara senyum yang manis seperti yang ia lakukan setiap harinya dengan godaan dan candaan Rion. Rion.

Kenapa hati Aurel kembali sesak dan sakit saat ia mengingat Rion dan mengingat kejadian buruk itu.

Melihat perubahan aura diwajah Aurel, Samuel menghampiri Aurel dan menghalau sinar senja yang menerpa wajah cantik mantan kekasihnya ini.

"Ada masalah??" Tanya Samuel hati-hati

Aurel melemparkan senyumnya kembali dan berjalan menuju ke villanya yang diekori oleh Samuel.

"Sepertinya ada yang berubah dari kamu Am"

"Apa??" tanya Samuel

Aurel menghentikan langkahnya dan menatap Samuel yang berdiri disampingnya dengan cermat. Ia menunjuk wajah Samuel yang sekarang mulai ditumbuhi rambut bakal jambang.

"Oh ini..ada yang bilang kalau pria yang memiliki jambang itu sexi" kata Samuel dengan percaya diri

"Sexi dari mana coba. Bikin geli iya.." kata Aurel yang berlari dahulu dengan tawanya yang kencang

"Rel tunggu.."

Samuel pun mengejar Aurel sampai akhirnya Samuel bisa meraih tangan Aurel. Mereka berdua pun tertawa bersama disenja itu. Dan lambat laut Aurel sedikit bisa melupakan kejadian yang hampir beberapa hari ini membuatnya strees. Mungkin kehadiran Samuel akan membuat dirinya bisa kembali bangkit dan menjernihkan otaknya yang sudah buram.

Suatu malam Aurel mengajak makan malam dengan Samuel. Mereka ingin bernostalgia mengingat masa kuliah mereka. Dan disini lah Aurel dan Samuel memesan sebuah tempat yang sangat terkesan romantis hanya mereka berdua yang menikmati semilir angin malam nan sejuk dipantai yang memang terkenal dengan nuansa romantisnya. Ditemani lilin-lilin cantik membuat suasana menjadi kian kental dengan keromantisan.

Terkadang Aurel menginginkan ini ketika ia sedang bersama Rion, tapi semua itu hanya keinganan saja yang tidak akan pernah terwujud. Lebih tepatnya belum terwujud, sejak kejadian itu.

"Kamu masih ingat ini Rel??" Tanya Samuel dan mengeluarkan kalung dengan liontin setengah hati

Aurel terkejut dengan apa yang ia lihat. Samuel masih menyimpan benda dimana ia menyatakan cintanya dulu, jika ia menerimanya maka ia harus memakai kalung berliontinkan setengah hati satunya lagi.

"Aku masih menyimpannya. Ya..walaupun aku tahu semua sudah berakhir tapi aku yakin suatu hari aku masih bisa memiliki setengah hatinya lagi.." perkataan Samuel membuat bulu kuduk Aurel meremang

Samuel masih mencintainya. Namun Aurel tidak yakin jika ia masih menyimpan perasaan kepada Samuel saat ini, saat ini hanya nama Rionlah yang ada didalam hatinya.

Meskipun mereka tengah dijauhkan karena sebuah permasalahan yang membuat hati Aurel meringis saat mengingat kejadian penghianatan yang dilakukan Rion. Entah penghianatan Rion atau jebakkan yang dibuat Ella membuatnya ingin menjauh untuk sementara waktu.

"Am, kayaknya malam makin larut saja. Gimana kalau kita pulang.." Aurel mengalikan topik pembicaraan mereka dan memilih untuk pulang

Samuel mengantarkan Aurel sampai ke depan villanya dan tanpa mengatakan sesuatu Samuel memilih untuk pulang ke hotel yang tidak jauh dari villa Aurel. Sebenarnya Aurel ingin menyuruh Samuel tinggal di villanya tapi ia menolak karena tidak baik jika dua orang tanpa status tinggal serumah, itulah yang Samuel katakan pada Aurel.

Malam ini adalah malam pertama setelah empat tahun Samuel pergi ke London untuk menyelesaikan kuliah bisnisnya disana. Dan malam pertama ini juga yang membuat Aurel selalu teringat masa lalunya dengan Samuel. Cinta sekaligus pacar pertamanya.

Sementara itu dikota lain seseorang sedang menanti kemenangannya. Ya dia adalah Ella yang menunggu kemenangan, pasalnya besok adalah hari dimana Rion akan memberikan jawabannya. Menikah dengannya atau mau melihat perusahaannya hancur. Senyum devil Ella sangat jelas terukir dibibir ranumnya.

"Ella kau telah membuka gerbang untuk kehancuranmu sendiri. Pasti orang yang selalu kau tunggu kedatangannya tidak akan pernah mau memaafkan tindakan rendahmu seperti ini. Ia akan membenci mu dan akan meninggalkanmu selamanya. Dia akan kecewa dengan apa yang kamu pilih dalam hidupmu" sisi baik Ella mulai menggoyahkan hati Ella

"Tapi kalau bukan dengan cara ini Aurel tidak akan pernah merasakan apa yang kamu rasakan dulu. Kau boleh lemah dihadapan orang yang kau cintai tapi jangan pernah tunjukan kelemahanmu dihadapan para musuhmu. Ingat..Aurel akan mengambil kebahagiaanmu. Dia tidak akan pernah membiarkanmu hidup dengan kebahagiaan yang sempurna. Karena senyummu adalah hal utama yang akan ia lenyapkan. Karena senyuman yang terukir dibibirmu merupakan penderitaan bagi Aurel. Lanjutkan misi ini jika kau mau membalas semua penderitaanmu" iblis kembali berbisik untuk menyemangati Ella dalam menjalankan misinya

Kini ia bingung kenapa ia harus hidup seperti ini. Andai saja dia yang selalu Ella rindukan datang kembali pasti kehidupan Ella tidak akan seperti ini. Ella sangat merindukannya yang berada jauh disana.

"Ella kamu ada masalah sayang?" Tanya Adlan yang melihat Ella sedang melamun

Ella menyunggingkan senyumnya berharap Adlan tidak melihat kegundahan hatinya. Adlan duduk disamping dan menggenggam tangannya dengan hangat. Sejenak Ella merasa tenang dengan kehangatan yang didapat dari Adlan. Walaupun Ella tahu jika Adlan bukan papa kandungnya tapi ia sangat menyanyanginya seperti seorang ayah.

"Nggak ada kok pa, Ella Cuma kangen aja sama ibu dan ayah.." kata Ella mengungkapkan isi hatinya

Dan seseorang yang sedang berada disana, entah apa dirinya juga merindukan Ella seperti saat ini yang Ella rasakan.

"Kamu berdoa saja semoga kedua orang tuamu bahagia disisi-Nya. Papa bangga dengan kamu Ella. Andai saja papa adalah papa kandungmu, pasti papa akan sangat bangga.."

"Makasih pa, semoga Ella nggak akan buat papa kecewa"

Tapi Ella nggak tahu pa, untuk yang satu ini. Mungkin papa akan membenci Ella saat Ella mengambil orang yang begitu berarti dikehidupan Aurel. Maafkan keegoisana Ella, pa. Batinnya

"Pa..Ella ke kamar dulu ya. Ella ngantuk .." pamit Ella

"Ya sudah tidurlah. Mimpi indah ya sayang.."

Adlan mencium kening Ella dengan sayang. Seperti biasa Ella selalu mengingatkan kepada papanya agar segera masuk karena udara malam tidak baik untuk kesehatan. Adlan selalu menuruti semua perkataan Ella demi kesehatannya. Andai saja Aurel bersikap lembut seperti Ella betapa senangnya hati Adlan.

Hari yang ditunggu oleh Ella pun tiba, dengan langkah yakinnya ia kini sudah sampai didepan ruangan Rion. Tanpa mengetuk pintu, Ella melangkah masuk ke dalam ruangan.

"Apa kau tidak diajari sopan santun jika masuk ke dalam ruangan seseorang??" sergah Rion

Ella tidak menghiraukan nada bicara Rion yang marah karena Ella tidak mengetuk pintu lebih dulu. Kini ia pun merebahkan dirinya dikursi depan meja Rion.

"Jadi bagaimana kak??" Tanya Ella to the poin

Vote dan comment😁😁

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang