Saling Mengungkapkan Rasa

1.4K 41 1
                                    

Adlan menggenggam tangan Ella dengan erat. Ia tahu jika anaknya ini sangat merindukan orang yang dia cintai. Mana mungkin Adlan menolak keinginan Ella untuk bertemu dengan Rion, meskipun hati kecilnya menolak. Tapi Adlan sangat takut jika ia tidak bisa mengabulkan permintaan ini mungkin ia akan menyesal seumur hidupnya.

"Iya sayang nanti papa ajak Rion kesini" ucap Adlan menyetujui permintaan Ella

"Makasih pa..makasih kak Aaron"

Ella tersenyum bahagia, karena ia bisa bertemu dengan Rion sebelum waktunya habis. Tapi dalam hatinya juga mengatakan keresahan, bagaimana jika Rion tidak akan pernah maafkannya. Seperti yang dilakukan Aurel padanya, Ella tahu jika kesalahannya tidak pantas untuk dimaafkan. Ella juga tidak marah atau kecewa jika Aurel tidak memberinya maaf. Tapi ia sangat takut jika Rion tidak bisa memaafkannya sampai akhir waktunya yang mungkin tinggal menghitung hari saja.


☘️☘️☘️

Setelah hari itu Aaron menemui Rion didepan rumah sakit. Dengan pandangan bingung Rion akhirnya menemui Aaron. Disinilah mereka sekarang, dibangku depan rumah sakit mereka bertemu.

"Ada apa??" tanya Rion jengah

Aaron berdiri menjajarkan tingginya dengan Rion. Sebenarnya dia malas berhadapan dengan Rion, jika saja ia tidak berjanji kepada Ella akan mempertemukannya dengan Rion.

"Ella mau ketemu lo"

Rion menatap Aaron dengan tatapan curiga, mencari kebohongan dari mata Aaron. Karena Rion yakin jika Aaron tidak akan pernah mengizinkannya bertemu dengan Ella.

"Lo nggak percaya?? Gue kasih kesempatan ini cuma-cuma, jadi gue nggak bakalan kasih kesempatan ini lagi" ucap Aaron sebelum pergi meninggalkan Rion yang masih menatapnya tidak percaya

Rion masih dialam bawah sadarnya, dia masih tidak yakin dengan apa yang ia dengar dari Aaron. Rion senang bukan main seakan mendapatkan undian dengan hadiah besar. Tanpa pikir panjang lagi ia segera tersadar dari lamunannya dan berlari menuju keruangan Ella yang begitu ia rindukan.
Rion melihat Aaron dan Adlan berdiri di depan ruangan. Pikiran Rion berkecamuk, apa yang tengah terjadi kenapa semua terlihat murung. Tak lama setelah kehadirannya, Tristan keluar dari dalam ruangan Ella.

"Tan, apa yang terjadi??" tanya Rion yang baru saja mendekat

Tristan menatap Rion dengan tatapan yang sulit diartikan. Ada apa sebenarnya yang terjadi kepada Ella. Rion sudah tidak sabar menunggu jawaban Tristan, ia pun segera masuk ke dalam ruangan Ella.

Seketika air mata Rion jatuh membasahi pipinya, Ella begitu pucat dengan matanya yang masih terpejam. Rion duduk disisi ranjang dan menggenggam erat tangan Ella. Tangan kirinya mengusap lembut pipi Ella.

"Ella bangun La, aku mohon beri aku kesempatan untuk bahagia'in kamu La. Bangun aku mohon.." isak Rion

Ella mulai membuka matanya dan melihat siapa yang sedang menangisinya. Ella tidak bisa melihat wajah orang yang sedang menunduk dengan isakan lirihnya. Yang ia yakini sosok didepannya ini bukan Aaron, tapi seperti postur tubuh Rion. Mata Ella membulat dengan pikirannya tentang siapa sosok didepannya ini. Apa mungkin ia Rion, orang yang ia rindukan selama ini. Tapi bagaimana mungkin Rion bisa tahu dia disini.

Ella mencoba mengeluarkan suaranya yang begitu lirih dan berharap apa yang ia ucapkan benar dengan siapa sosok didepannya ini.

"Kak Rion.." lirih Ella yang penuh harap

Rion yang masih menudukan kepalanya, akhirnya mendongak setelah mendengar suara lirih Ella. Rion menatap mata Ella yang menatapnya dengan tatapan tidak percaya. Rion mengulas senyum manisnya dan menghapus air mata yang meleleh dengan punggung tangannya.
Ella menatap lekat wajah Rion, berharap ini bukan hanya sekedar mimpi yang selalu ia alami selama ini. Ia tidak ingin mengedipkan matanya, seakan jika ia mengedipkan matanya sosok didepannya akan menghilang. Ia tidak ingin bermimpi lagi, Ella sangat berharap bertemu dengan Rion.

"Ini bukan mimpikan, kak??" tanya Ella masih tidak percaya

Rion tersenyum dan mencium punggung tangan Ella dengan lembut.

"Nggak Ella, aku Rion.. suami kamu. Dan ini bukan mimpi.." ucap Rion lembut

Ada yang berdesir dihati Ella saat Rion mengatakan kata 'suami'. Ella ingin sekali memeluk Rion dengan erat seperti yang ia inginkan sejak dulu.

"Maafkan aku kak"

"Sssttt..nggak ada yang perlu dimaafkan Ella. Sebelum kamu minta maaf aku sudah memaafkanmu. Dan seharusnya aku yang minta maaf sama kamu, selama ini aku nggak bisa perhatiin kamu layaknya seorang istri. Aku terlalu buta untuk menyadari kebaikan yang selalu kamu tebar. Dan aku juga menjadi orang terbodoh sedunia, jika aku melepaskan istri sebaik dan secantik kamu. Maafin aku sayang" ucap Rion

Rion memeluk tubuh Ella dengan erat. Dan tidak disangka oleh Rion, Ella membalas pelukan Rion. Inilah yang selalu Ella dan Rion inginkan, mendekap erat tubuh orang yang mereka cintai. Kehangatan yang begitu nyata dan mendamaikan hati dua sijoli ini. Pelukan penuh dengan rasa sayang untuk saling melindungi satu sama lain. Tanpa disadarinya, Ella melelehkan air matanya yang ia tahan sejak tadi, membuat baju Rion basah. Rion yang mendengar isakan kecil dari Ella pun segera melepaskan pelukannya.

"Kamu kenapa La?? Apa kepalamu kembali sakit??" tanya Rion dengan cemas

Ella hanya menggeleng dan membenamkan kepalanya didada bidang Rion mendengarkan detak jantung Rion. Rion menyambut hangat dekapan Ella didadanya. Dengan lembut ia merengkuh tubuh lemah itu.

"Selama ini Ella selalu ingin merasakan bagaimana rasanya dipeluk kakak" aku Ella

"Aku janji, mulai saat ini sampai kapanpun aku akan menyerahkan dadaku dan bahuku untuk menjadi tempat sandaranmu. Gunakanlah bahuku untuk mengurangi beban pikiranmu. Aku akan selalu berada didekatmu mulai saat ini Ella. Aku mencintaimu sayang" ucap Rion sungguh-sungguh

"Aku juga kak. Aku mencintaimu"

Seulas senyum muncul dibibir Rion saat Ella membalas perasaannya. Ia tidak percaya jika Ella ternyata memiliki perasaan yang sama dengannya. Ia berjanji dengan dirinya sendiri akan menjaga dan akan selalu berada disamping Ella sampai Ella sembuh.


Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang