Alasan

1.5K 44 0
                                    

Tanpa segan Ella pun mematikan ponselnya yang sedang ia gunakan untuk bermain game. Padahal ia sebentar lagi akan masuk ke level yang tertinggi, tapi karena tidak mau mengganggu istirahat Rion, ia pun hanya menurut saja dan memilih untuk berbaring disamping Rion.

Matanya belum terpejam seperti apa yang dilakukan Rion. Tapi diantara mereka tidak tahu jika mereka masih sama-sama terjaga. Mereka sudah sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Sampai akhirnya sakit kepala kembali menyerang Ella. Ia pun meringis kesakitan karena frekuensi dan intensitas nyerinya lebih lama dan tinggi.

"Ahh.." Ella berusaha bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan dengan lemah ke kamar mandi.

Rion yang baru saja tertidur mendengar ringisan Ella dan segera menatap Ella dengan bingung saat melihat Ella. Ia tidak sempat bertanya kepada Ella saat melihat Ella menuju kamar mandi dengan tangan yang memegang kepalanya. Sepertinya ada yang tidak beres dengan Ella, Rion pun ingin mencari tahu itu apa.

Hampir lima belas menit Ella tidak keluar dari kamar mandi dan membuat Rion sempat khawatir. Ingin sekali ia menyusul Ella ke kamar mandi tapi kondisinya belum pulih. Kepalanya masih pusing saat ia paksakan untuk duduk. Untuk memanggil pun enggan karena ia bingung dengan alasan apa ia memanggil Ella. Terlihat sekali jika ia sangat bergantung pada Ella. Akhirnya Rion tetap menunggu Ella keluar dari kamar mandi dengan tetap rebahan dan pura-pura tidur jika Ella kembali nanti. Selang beberapa menit, Ella akhirnya keluar dari kamar mandi dengan keadaan yang kacau. Rion merapatkan matanya dan beradegan seperti orang tidur tapi matanya masih menatap Ella dengan pasat. Ella dengan gontai melangkah keranjang dan merebahkan dirinya kesamping Rion. Ia tidak menyadari jika Rion sedang mengamatinya dalam diam.

Ella mulai memejamkan matanya karena sakit kepalanya mulai mereda, walaupun tidak hilang tapi tidak sesakit tadi. Deru nafas Ella yang terdengar teratur menandakan ia sudah tidur. Rion masih menatap punggung Ella, kenapa Ella seperti ini. Kenapa dengannya tadi dia seperti orang yang kesakitan dan sekarang ia kembali kekamar dengan keadaan rambut dan seluruh tubuhnya basah.

Apa Ella mandi malam-malam seperti ini.

Pertanyaan memenuhi otak Rion saat ini. Ia harus memastikan sesuatu yang tengah terjadi pada Ella.

Kenapa wanita ini banyak sekali misterinya. Aku semakin penasaran dengan asal kehidupannya. Batin Rion

☘️☘️☘️

Rion sudah mulai sehat setelah dua hari ini ia terbaring lemah diranjang dan hanya dengan bantuan Ella ia sedikit bisa terbantu dan diperhatikan. Walaupun ia sendiri sedikit canggung jika Ella berada didekatnya, tapi Ella yang berinisiatif sendiri dan selalu memanjakan Rion dengan keahlian yang ia miliki. Semua yang menurut Ella membuat Rion lelah akan ia singkirkan. Seperti halnya dengan ponsel dan beberapa berkas yang memang menunpuk dimeja kerja Rion.

Sementara Rion ingin sekali memegang semua berkas tersebut dan segera menyelesaikannya, tapi saat melihat Ella melototkan matanya ia pun akhirnya bisa pasrah menuruti Ella. Hitung-hitung refresing otak batin Rion.
Dan sekarang Rion kembali bergelut dengan berkasnya yang sudah menumpuk bak gunung dimeja kantornya. Sejak kejadian Ella merawat dirinya saat ia sakit membuat hubungannya dengan Ella membaik.

Mereka akhirnya bisa berbincang walaupun kecanggungan sangat kental diantara mereka berdua. Tapi obrolan mereka bisa dikatakan nyambung satu sama lain, dan baru Rion sadari jika Ella selama ini sangat menyukai masakan
Ibunya yaitu opor ayam. Seperti yang ia ceritakan beberapa hari lalu. Sebelum mengenal Rion, Ella sering memasak bersama ibunya Ririn setiap ia menginap disana. Dan kemarin Ella selalu ke rumah Milla dan Alan dan selalu pulang dengan membawa opor ayam.

Rion hanya bisa geleng-geleng kepala saat melihat betapa lahapnya Ella makan opor ayam buatan Milla bahkan dalam dua hari ini Ella selalu makan opor ayam seakan dia tidak pernah bosan. Siang ini entah kenapa Rion ingin sekali makan dirumah bersama Ella, sepengetahuannya hari ini Ella tidak pergi ke cafe karena ia sempat mendengar pembicaraan Ella dengan Ririn melalui telepon, jika hari ini Ella menitipkan cafenya kepada Ririn.

Setelah menyelesaikan semua berkas yang menumpuk dimeja kerjanya, Rion bergegas pulang ke apartementnya.

☘️☘️☘️

"Kakak mohon Aster, kamu tinggalin Rion. Aku yakin Rion tidak akan bahagia dengan semua permainanmu ini.." suara Aaron membuat Rion menghentikan niatnya untuk membuka pintu apartemennya yang terbuka sedikit

"Nggak kak. Aster masih ingin terus dengan Rion.Sampai waktunya tiba kak.."

"Sampai kapan Aster, semua yang kau mau sudah terwujud. Aurel sudah menderita dengan penolakan Rion, lalu apa yang kau tunggu lagi??" Kini ucapan Aaron sedikit meninggi

"Sebentar lagi kak, beri aku waktu.. kak tolong kakak ngerti'in aku kak.." suara Ella melemah

Rion bisa menangkap ada permohonan dibalik perkataan Ella. Kenapa Ella mempertahankannya padahal benar apa yang dikatakan Aaron jika semua tujuannya sudah terwujud. Tapi kenapa Ella tidak melepaskan Rion saja kenapa ia meminta waktu untuk bisa bersamanya. Rion tidak habis pikir dengan tindakan Ella yang sangat jelas ingin mempertahankan Rion.

"Sampai kapan Aster, sampai kau mau menghancurkan kehidupan Rion??" tajam Aaron

"bukan itu maksudku, kak" kini suara Ella terdengar bergetar

"Lalu apa Aster?? Rion tidak akan pernah menyukai orang sepertimu yang sudah menghancurkan kehidupannya. Dia tidak bisa bebas jika kau masih mengekangnya.."

"Tidak kak. Untuk yang satu ini biarkan Aster yang menentukan kapan Aster melepaskan Rion. Aster mohon kakak bisa ngerti.."

"Terserah kamu Aster. Kakak Cuma takut kamu semakin terluka jika kamu tidak melepaskan Rion secepatnya. Kakak hanya peduli dengan kamu Aster, kakak harap kamu bisa meninggalkan Rion secepatnya. Kakak pulang dulu.."

Rion pun segera menyingkir dari pintu apartementnya dan bersembunyi dibalik tembok dekat tangga darurat. Setelah memastikan Aaron sudah pergi barulah ia kembali menuju apartementnya. Ella yang masih terduduk disofa dengan cepat menghapus air matanya saat melihat Rion pulang.

"Sudah pulang kak" sapa Ella menghampiri Rion

"Hemm.." ucap Rion malas

Rion melewati Ella yang akan melepaskan dasi Rion seperti dua hari belakangan ini. Ella menatap punggung Rion yang sudah menghilang dibalik kamarnya dengan tatapan bingung. Ia pun segera menyusul Rion ke dalam kamarnya.

"Kamu kenapa kak?? Ada masalah dikantor??" tanya Ella

Rion menatap Ella dengan tatapan dinginnya. Rion sudah berada didepan wajah Ella.

"Apa alasan mu menahanku Ella?" tanya Rion dingin


Tinggalkan jejak kalian 😊😊

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang