Menantu Idaman Bukan Istri Idaman

1.5K 55 0
                                    

Setelah selesai menyiapkan makan siang untuk Rion kini Ella sudah bersiap untuk menuju ke kantor Rion. Untung saja belum bertepatan dengan jam makan siang, jadi ia bisa menuju ke kantor Rion dalam waktu lima belas menit.

Semua karyawan yang dilewati Ella pun memberikan salam. Mereka semua sangat menghormati Ella yang memang mereka kenal sebagai istri direktur mereka tapi bukan hanya itu saja. Mereka juga sangat menyukai sikap ramah yang selalu Ella tunjukan pada karyawan Rion. Walaupun pada cleanning service sekali pun membuat Ella tidak pernah mengangkat dagunya. Malahan berbanding terbalik dengan Aurel yang bersikap angkuh dengan bahawannya.

Lerry sekertaris Rion menyambut kedatangan Ella dengan senyum manis dan keramahannya.

"Selamat siang bu.." sapanya

"siang Lerry, pak Rionnya ada??"

"Beliau lagi meeting sebentar lagi juga selesai bu.." terang Lerry

"Ya sudah kalau gitu aku titip ini ya buat pak Rion.."

Ella menyerahkan kotak bekalnya kepada Lerry dan pergi ke tempat yang memang ingin ia kunjungi beberapa hari yang lalu. Ia pun segera menyetop taksi yang baru saja lewat di depan kantor. Setelah memberitahukan alamat tujuannya taksi yang ditumpangi Ella pun melaju dengan lancar ke tempat tujuan.

☘️☘️☘️

"Ella apa kabar sayang??" Ucap Milla dan memeluk menantunya

"Baik ma, mama sendiri apa kabar??"

"Baik sayang. Gimana hubungan kamu dengan Rion??" tanyanya

Milla menghela Ella masuk dan berbincang diruang tamu rumahnya.

"Baik kok ma. Kak Rion juga nggak pernah nyusahin Ella. Maafin kami ya ma..kami belum sempat jenguk mama dan papa.."

"Nggak apa sayang. Kami ngerti kok kesibukan kalian berdua. Oh..ya..gimana usaha cafe baru kamu sayang? Lancar??" Tanya Milla

"Lancar kok ma.."

Dan disinilah Ella bisa mendapatkan kasih sayang seorang ibu selain ibunya Ririn yang juga sudah menganggapnya seperti anaknya sendiri.

Setiap ia berdekatan dengan mertuanya, Ella merasa bersalah karena membuat mereka bersedih jika mereka tahu hubungan apa yang sedang dibina Rion dan dirinya. Selama di rumah mertuanya Ella membantu menyiapkan makan malam untuk keduanya.

"Pasti Rion suka makan di rumah. Lihat pa..menantu idaman kita sudah masakin makanan kesukaanmu.." ucap Milla saat melihat Ella sedang menghidangkan makanan kesukaan Alan

"Waahh kelihatannya enak, Ella. Emang Rion tidak salah pilih cari istri. Sering-sering saja kalian main kesini" ujar Alan

"Iya ma..pa. Nanti kalau kak Rion udah nggak sibuk, biar kami berkunjung kesini.."

Mereka pun makan malam bersama tanpa kehadiran Rion. Ella masih teringat dengan ucapan orang tua Rion yang mengatakan bahwa ia merupakan menantu idaman bagi mereka. Ella menghela nafas panjangnya, percuma saja menjadi menantu idaman tapi bukan istri idaman.

Bagaimana bisa ia akan menjadi istri yang Rion inginkan, sementara dihati Rion hanya ada Aurel seorang. Kenyataan pahit ini membuat Ella merasakan kehampaan di dalam hatinya.

Selesai makan malam ia pun berpamitan dengan kedua mertuanya. Walaupun Milla dan Alan menyuruh Ella menginap di rumah mereka, Ella tetap memilih pulang karena ia tahu jika sebentar lagi Rion akan pulang dan ia belum menyiapkan makanan.

Diperjalanan menuju apartement, Ella sempat mampir ke cafe Jihan dan meminta Ririn menyiapkan masakan yang menjadi favorit pelanggan cafe tersebut dan membungkusnya untuk dibawa pulang.

"Dari mana La..??" Tanya Ririn dengan membawakan makanan yang dipesan Ella

"Ke rumah mertua" jawab Ella

"Waahh...kayaknya permainan lo udah makin maju aja. La, apa lo yakin mau manfaatin Rion buat balas dendam lo. Lebih baik udahin aja nggak sih. Toh Aurel sudah menangis darah pastinya" kini Dzaki yang baru saja selesai menutup cafe ikut menceramahi Ella

"Belum saatnya Ki, aku masih ingin melanjutkan drama ini.." ucap Ella tanpa minat

"Terserah lo, La. Yang penting kami selalu ingetin jangan pernah lo pakai perasaan lo. Karena sampai kapan pun Rion nggak akan pernah membuka hatinya buat lo.." perkataan Dzaki membuat hati Ella sedikit berdenyut nyeri

"Apa terlihat jelas??" Tanya Ella menatap kedua sahabatnya

"Gue rasa lo udah mulai main dengan perasaan lo. Lo harus hilangin itu La, kita nggak mau lo sampai sakit hati demi si Rion brengsek itu. Lo berhak bahagia tapi disini lo harus inget, jangan pakai perasaan lo" Ririn berpendapat

"Iya La..terlihat jelas malahan. Saran kita sih lo udahin aja deh drama ini. Kita nggak mau lo sakit hati" timpal Dzaki

"Nggak bisa Ki..Rin..aku harus selesain masalah ini. Dan aku pastiin aku nggak bakalan pakai perasaan ku lagi"

Setelah selesai diceramahi kedua sahabatnya kini Ella sudah sampai diapartementnya. Dan yang ia tahu Rion belum pulang. Setelah merapikan dirinya Ella kembali menunggu kedatangan Rion di sofa ruang tamu. Sampai waktu menunjukan jam sepuluh malam dan Ella sudah didera rasa kantuk yang amat sangat, Ella masih setia menunggu kedatangan Rion. Mungkin benar apa yang dikatakan Ririn dan Dzaki, jika ia sudah memainkan hati dan perasaannya di drama yang ia ciptakan. Apa mungkin Ella sudah jatuh hati dengan kedinginan yang selalu Rion pancarkan? Semua perkataan sahabatnya masih berputar-putar dipikirannya sampai ia merasa lelah dan terlelap di sofa.

Entah pukul berapa Rion baru menginjakan kakinya di apartementnya. Meeting yang mendadak dan memeriksa semua dokumen yang mengalami masalah membuatnya harus lembur. Dan saat ia masuk ke dalam ruangan, ekor matanya menangkap sesosok wanita yang tengah tertidur pulas disofa.

Rion pun mendekati Ella yang tengah pulas dialam mimpinya. Lama Rion memandangi wajah lelap Ella yang entah kenapa membuatnya merasa perasaan aneh. Ia pun langsung masuk ke dalam kamarnya dan mengambil selimut untuk Ella. Setelah menyelimuti Ella yang masih berbaring disofa Rion berjalan menuju dapur dan menemukan seporsi steak yang khusus Ella siapkan untuknya .Karena ia belum sempat makan malam akhirnya Rion memanaskan kembali steak itu dan memakannya sebelum ia tidur.

Matahari menyalurkan sinarnya tanpa malu-malu sampai menyilaukan dan menganggu tidur Ella yang masih ingin ia lanjutkan. Tapi sinar yang menyilaukan itu membuat Ella terpaksa bangun dari tidurnya. Ia sangat terkejut saat mendapati dirinya hangat dibawah selimut. Ada rasa bahagia yang menghangatkan hatinya pagi ini. Ia yakin jika Rion lah yang menyelimutinya.

Ternyata masih ada baik juga. Batin Ella

Ella pun segera bangkit dan melakukan aktivitas seperti biasanya menyiapkan keperluan Rion untuk kekantor hari ini. Dan saat ia berada didapur Ella membuka kotak bekal yang ia titipan kepada Lerry untuk makan siang Rion. Ketika melihat isinya yang kosong membuat senyum manis dibibir Ella kembali mengembang. Dan mulai hari itu Ella akan sering-sering membuatkan bekal makan siang untuk suaminya.

"Mau sarapan apa kak??" tanya Ella saat melihat Rion sudah rapi dengan setelan kerjanya

"Aku makan dikantor. Ada meeting mendadak" kata Rion

Rion pun segera pergi meninggalkan Ella yang masih sibuk dengan coklat panasnya dengan perasaan heran melihat sikap Rion yang berubah. Kadang terkesan dingin, ketus, bahkan terkadang keras. Ia pun tidak ambil pusing dengan perubahan sikap Rion yang penting Rion mau menghargainya sebagai istri.

Dering ponsel Ella mengejutkannya saat ia masih melamun dengan coklat panas yang masih mengepulkan uapnya menerpa wajahnya.

"Kenapa kak?" Tanya Ella langsung

"....."

"Baiklah kak. Buat mereka berdua bertengkar. Aku yakin kakak bisa melakukan ini"

Ella pun memutuskan sambungan telponnya. Dia meremas ponselnya saat tahu jika Aurel masih akan melawannya. Sebuah senyum tipis seketika muncul dibibir manisnya. Ia akan melakukan cara apapun untuk membuat Rion dan Aurel saling menjauh dan saling membenci.

Waaaahhh makin seru nih, aksi balas dendam Ella. Tapi disini udah kelihatan Ella main perasaan, jangan bucin Ella.. Ingat misi awal 😑😑

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang