Hamil

2.8K 44 0
                                    

Aaron menatap tajam kearah Aurel yang selalu merusak suasana. Rion dan Ella yang masih berpelukan pun menatap kearah belakang mereka. Melihat Aurel yang tengah tersenyum dengan kemenangan. Aurel berjalan mendekati Rion dan Ella. Saat dirinya melewati Aaron dengan sengaja ia menampilkan senyum devilnya kepada Aaron yang hanya bisa menggeram marah.

Aurel mendekati Ella dan menatapnya dengan sinis. Seolah arti dari tatapan Aurel seakan mengejek Ella yang pada akhirnya kalah darinya.

"gue rasa nggak ada yang harus disembunyikan lagi disini. Toh lo sudah mendengarnya secara langsung bukan. Dan gue harap lo bisa merelakan Rion pergi dari kehidupan lo. Rion lusa aku tunggu surat perceraian kalian. Dan dilusa juga kita akan melangsungkan pernikahan kita.."

Aurel pergi meninggalkan mereka bertiga yang masih sibuk dengan pikiran mereka masing-masing. Ella syok saat harus mendengar Rion akan menceraikannya. Mau tidak mau Ella harus merelakan Rion pergi darinya. Rion menunduk menatap Ella yang teramat sedih. Ingin sekali ia membatalkan perjanjian konyol ini. Tapi apa yang bisa dia lakukan.

"Kak Aaron antarkan aku ke cafe. Aku mau tinggal disana.." ucap Ella

Rion masih mematung menatap Ella yang sepertinya sangat tersakiti itu. Begitu rapuh. Ingin sekali ia merengkuh tubuh Ella dan membawanya kepelukannya. Rion menatap Aaron yang menatapnya dengan kecewa. Rion tidak marah dengan Aaron, apa yang dilakukan dan ditunjukan Aaron memang sudah benar. Ia tidak ingin melihat Ella menderita lagi. Rion selalu menyalahkan dirinya sendiri. Rion hanya bisa melihat Aaron dan Ella meninggalkan dirinya seorang diri. Seorang diri dengan kesalahan terbesarnya yang menyakiti hati seorang istri yang begitu baik dan menjadi istri idaman setiap orang. Hanya orang bodoh yang melepaskan kesempurnaan istrinya itu.

Aaron mendorong kursi roda Ella menuju ke mobilnya. Aaron memasukan barang-barang Ella ke bagasi dan membantu Ella masuk ke dalam mobil. Pemandangan itu disaksikan oleh Aurel yang sedang berada didekat jendela kamarnya. Ia tersenyum menang.

"Sebentar lagi kamu punya papa sayang" ucap Aurel mengelus perutnya yang masih terlihat rata.

Aurel tersenyum senang karena dalam dua hari ia akan mendapatkan status ayah untuk anak yang ia kandung. Ia memang sedang hamil tiga minggu dan tahu siapa ayah kandung dari bayi yang dia kandung. Tapi yang ia sangat harapan adalah Rion yang akan menjadi ayah dari anak kandungnya.

Flashback on

Aurel berjalan cepat menuju kamar mandi dirumahnya. Sudah tiga hari ini ia mengalami mual muntah yang sangat membuat tubuhnya lemah. Dan dalam tiga hari ini juga ia tidak pergi ke kantor. Terkadang pusing dan mual melandanya dimalam hari dan lebih sering terjadi dipagi hari. Seperti pagi ini sudah dua kali Aurel berlari kekamar mandi dan memuntahkan apa saja yang ada didalam perutnya. Dan saat matanya menatap kalender yang berada diatas nakasnya, Aurel tidak menemukan coretan ditanggal menstruasinya.

Keringat dingin mulai membasahi tubuhnya. Ia sudah telat menstruasi sebulan. Dan bayangan dimana malam itu Aurel yang setengah sadar karena ia terlalu banyak minum setelah Rion membentaknya beberapa minggu setelah Ella mulai membaik setelah menjalani oprasinya. Aurel yang setengah sadar disalah satu club dipaksa pulang oleh Samuel. Dan saat itu Aurel mengatakan jika ia tidak mau pulang kerumah. Dan akhirnya Samuel membawa Aurel ke rumahnya.

Dan dalam keadaan setengah sadar itulah Aurel menatap Samuel seperti melihat wajah Rion. Dan akhirnya malam itu mereka berdua melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan.

Saat pagi menjelang Aurel tersadar dan melihat Samuel berbaring disebelahnya dengan keadaan tubuh yang sama sama tidak terbungkus pakaian sama sekali. Aurel menangis tersedu-sedu dan pada saat itu juga Samuel berjanji akan bertanggung jawab kepada Aurel. Samuel juga terpaksa melakukan ini karena Aurel terus memaksanya dan menggodanya. Dengan kesadaran penuh Samuel melakukannya dan bertekad dalam hati tidak akan pernah meninggalkan Aurel.

Dan sejak malam itu Aurel selalu menghindari Samuel. Walaupun ia tahu Samuel akan bertanggung jawab kepadanya dengan apa yang sudah ia lakukan.

Namun Aurel tidak mau itu terjadi, ia hanya ingin bersama Rion bukan dengan Samuel. Dan saat mengingat kejadian itu semua akhirnya Aurel pergi kerumah sakit untuk mengetahui yang sebenarnya tentang keadaan dirinya. Dengan perasaan cemas dan bingung ia memeriksakan dirinya ke sebuah rumah sakit. Dengan keringat dingin yang masih mengucur keseluruh tubuhnya Aurel menunggu hasil pemeriksaannya.

"Ibu Aurel mari masuk bu.."

Aurel pun mengikuti seorang perawat yang menyuruhnya masuk ke dalam ruangan. Dibalik meja kerja terdapat seorang dokter cantik walaupun Aurel yakin jika usianya seumuran dengan mamanya. Tapi kecantikannya masih terpancar.

Dokter itu pun tersenyum kearah Aurel dan mempersilahkan dia duduk. Dengan pelan dokter itu membuka amplop putih yang berada diatas mejanya dan membacanya sekilas. Ada senyum yang terukir diwajah cantiknya. Dan hal itu membuat Aurel mengeryitkan dahinya, ada apa sebenarnya.

"Selamat ya bu..ibu positif hamil. Keadaan janinnya sangat sehat, ibu jangan banyak pikiran dan terlalu lelah agar janinnya kuat. Ini saya resepkan vitamin untuk ibu dan janinnya"

Aurel menerima sebuah resep yang disodorkan oleh sang dokter. Hatinya takut. Takut membuat mama dan papanya kecewa saat tahu anak semata wayangnya telah hamil diluar nikah. Ia juga tidak mau membuat Samuel menikahinya.

"Makasih dok"

Aurel keluar dari ruangan dalam keadaan bingung. Sebentar lagi Ella masih belum sembuh total, dan Rion pasti meminta waktu lebih lama lagi untuk menjaga Ella. Aurel pun memutar otak dan menemukan sebuah ide agar Rion meninggalkan Ella dalam waktu seminggu ini dan menikahinya secepat mungkin agar Rion dan yang lainnya tidak mencurigai dirinya telah hamil duluan.

Flashback off

"Mama pintar kan sayang. Mama janji dua hari lagi kita akan hidup bahagia bersama papa barumu. Walaupun kau bukan benih dari calon papamu ini tapi mama yakin kalau papa mu akan menyayangimu setelah kau lahir. Mama akan membuat papa mu mencintai mama seperti dulu"

Aurel menatap kembali kearah luar jendelanya melihat mobil Aaron yang sudah keluar meninggalkan rumahnya. Ia juga melihat mobil Rion yang meninggalkan rumahnya.

"Sayang..lihat papamu. Dia pergi pasti sedang mempersiapkan surat perceraiannya dengan wanita sialan itu. Kamu tenang saja sayang.." ucap Aurel

Ia sangat yakin jika Rion akan mengurus surat perceraiannya dengan Ella. Karena Rion sangat mencintai Ella pasti dia tidak akan mau jika Aurel melakukan tindakan yang akan mengancam keselamatan Ella.

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang