Spesial Part RirinDzaki

2.2K 29 1
                                    

Sudah satu bulan Rion dan Ella kembali ke apartement Rion. Dan sudah satu bulan juga Aaron kembali tinggal bersama ayahnya.

Setelah malam terbongkarnya kehamilan Aurel, Aaron memutuskan untuk kembali ke Singapura dan menjalani kehidupannya. Ella dan Rion pun mengantar kepergiannya sampai ke bandara dan mengucapkan salam perpisahan diantara mereka. kehidupan mereka kini pun penuh kebahagiaan dan cinta. Satu impian kecil Ella terwujud sejak Rion menikahinya dan menjadikannya istri yang begitu ia hargai dan cintai. Rion selalu manja dengan istrinya dan selalu melontarkan pujian kepada Ella ke setiap masakan yang Ella buatkan.

Dan kebiasaan Ella yang selalu berbagi dengan sesama pun kini dibantu dengan Rion. Rion selalu mendampingi Ella saat membagikan makanan kepada orang yang kurang beruntung. Ella senang karena dulu dia hanya dibantu Kirno, Rudi, dan Didit satpam apartement yang selalu bertugas dimalam hari. Dan sejak kedatangan Ella diapartement Rion, mereka semua menyambutnya dengan hangat.

Mereka juga turut serta mendo'akan Ella saat dirinya terbaring lemah melawan penyakitnya. Mereka juga bersedih saat mendengar kabar Ella yang sempat kritis sebelum mendapatkan pendonor yang cocok untuknya.

Ella tersanjung melihat kepedulian mereka semua yang masih sempat untuk mengucapkan sebuah doa untuk kesembuhannya. Betapa beruntung dirinya memiliki orang-orang yang menyayanginya. Seakan terasa lengkap sudah hidup Ella saat ini, kebahagiaan seakaan tidak hentinya mengalir dikehidupannya. Ini semua berkat apa yang sudah ia lakukan.

Kebahagiaan Ella pun juga dirasakan Samuel. Walaupun dia dan Aurel telah menikah, Samuel tahu jika Aurel melakukan itu demi tuntutan orang tuannya dan anak yang tengah ia kandung. Tapi Samuel akan berjuang terus untuk merebut kembali hati dan cinta Aurel hanya kepadanya seorang dengan ketampanan dan karisma yang ia miliki. Ella dan Rion pun ikut senang saat melihat Aurel dan Samuel akhirnya menikah.

Berkat Ella juga Samuel bisa kembali bertemu dengan Aurel, dan semua drama yang Ella ciptakan membuat Samuel bisa kembali mendekati Aurel. Walaupun harus banyak konflik yang terjadi di dalam drama tersebut, tetapi ketika akhir dari sebuah drama selalu menyajikan drama penutupan yang berakhir bahagia.

☘️☘️☘️

Ririn kembali mengurus cafe Jihan sejak Ella sudah kembali mengurus cafe barunya yang sempat ia titipan kepadanya saat ia sakit. Ririn dan Dzaki bahagia dengan apa yang terjadi pada akhir drama yang dibuat oleh Ella. Akhirnya kebahagiaan itu menghampiri keluarga barunya dengan Rion, Ella yang mencitai Rion dalam diam pun kini akhirnya menjadikan impiannya menjadi kenyataan.

Hidup dengan sang permata hati yang selama ini hanya ia simpan dalam hati tanpa niat ingin mengutarakannya. Namun keadaanlah yang akhirnya mengungkapkan kebenaran tersebut.
Ririn kembali membantu Dzaki yang sudah lama mengurus cafe Jihan sendirian. Ririn kasihan melihat sahabatnya yang satu ini selalu kelelahan mengurus cafe yang tak pernah sepi dari pelanggan.

Pagi itu tanpa memberitahukan kedatangannya ke cafe Jihan Ririn segera masuk ke dalam ruangan Dzaki yang dulunya adalah ruangan kerja Ella. Ririn membuka hendel pintu sangat pelan sampai tidak tetdengar decitan pintu. Dengan langkah yang mengendap-endap Ririn berjalan menuju kekursi dimana Dzaki duduki membelakanginya. Dzaki yang tidak mengetahui kedatangan Ririn, masih asik memandangi sebuah foto yang ia simpan dalam dompetnya. Seperti kebiasaannya, ia selalu memandangi foto yang selalu ia bawa kemana-mana. Ia akan selalu memghujani foto itu dengan pujian. Dzaki sebenarnya ingin sekali mengungkapakan perasaannya kepada si pemilik wajah yang ada difoto tersebut.

Tapi keberaniannya belum cukup untuk mengatakannya. Ia sangat minim pengetahuan saat mengungkapkan perasaan terhadap seorang wanita. Pernah sekali ia menyatakan perasaannya saat ia masih di Sekolah Menengah Atas. Ia menyatakan cintanya kepada salah satu kakak seniornya yang terkenal tomboy tapi cantik. Tanpa memikirkan resikonya akhirnya Dzaki menyatakan perasaannya kepada kakak seniornya dengan membawa sebatang coklat. Dan setelah ia menyatakan perasaannya, kejadian yang tidak pernah ia duga terjadi pada dirinya. Bahkan ia sampai tidak masuk sekolah keesokan harinya karena bekas pukulan disudut bibirnya membuatnya malu datang kesekolah. Pasti ia akan diolok-olok dengan temannya. Dan sejak saat itulah Dzaki tidak pernah berani menyatakan perasaannya kepada seorang wanita. Walaupun wanita feminim pun ia sangat takut untuk melalukannya.

"Kalau gue berani ngomong dan dia nolak gue. Apa masih persahabatan kita yang sudah lama terjalin bakalan akrab lagi sebelum gue nembak dia??" Tanya Dzaki pada dirinya sendiri

Ririn yang berdiri tepat dibelakang Dzaki pun bingung. Sebenarnya siapa orang yang Dzaki cintai. Dan kenapa Dzaki sepertinya sangat mencintai wanita yang ada difoto itu. Hati Ririn sedikit nyeri melihat orang yang dia suka telah memiliki wanita lain.

Tanpa sadar Ririn menhela nafas beratnya sehingga membuat Dzaki menolehkan kepalanya dan mendapati Ririn berdiri dibelakangnya. Dzaki menatap Ririn tanpa berkedip, dalam hatinya ia sangat takut jika ia melihat foto yang tengah ia pandangi. Bisa hancur semuanya jika Ririn mengetahui siapa wanita difoto itu. Dzaki menormalkan detak jantungnya yang masih berdetak tidak karuan itu.

"Ririn ka..kapan lo dateng"

Kenapa gue gugup segala sih. Semoga dia nggak tau foto siapa yang gue simpan. Batin Dzaki

"Em..em..gue..gue baru aja dateng.." ucap Ririn sambil tersenyum tipis untuk menghilangkan gugupnya

Ririn berjalan menuju mejanya yang tidak jauh dari meja Dzaki. Dzaki mengekori Ririn dan duduk dikursi depan meja Ririn.

"Tadinya gue mau ngejutin lo. Eh keburu lo noleh kebelakang" sambung Ririn dan mulai menyibukan dirinya

Hatinya sedikit kacau saat melihat Dzaki tengah memandangi foto orang lain. Ia pun mencoba membuka buku laporan yang tadi malam ia lihat. Lebih baik melihat angka-angka yang merumitkan ketimbang melihat wajah orang yang ia cintai telah memiliki tambatan hatinya sendiri. Mungkin dengan menyibukan diri, Ririn bisa mengatasi gemuruh hatinya.

"Gimana kabar Ella, Rin?? Gue kemarin belum sempat ketemu dia" tanya Dzaki yang masih duduk memperhatikan Ririn

"Baik kok" jawab Ririn tanpa mengalihkan pandangannya dari buku laporannya

"Dari pada lo lihatin tuh buku. Mendingan kita sarapan yuk. Gue belum makan, laper nih gue yuk, Rin.."

Ririn sudah ditarik paksa oleh Dzaki. Ini sudah kebiasaan Dzaki, ia akan memaksa Ririn atau pun Ella untuk menemaninya makan. Ririn pun yang sudah sangat mengenal takbiat sahabatnya yang satu ini pun tidak bisa menolak lagi.

"Enakan masakan gue. Entar kalau lo mau gue bikinin lagi"

"Ya..lumayan rasanya dan tampilan menggugah selera.." puji Ririn

"Udah lama kita nggak makan berdua gini sejak lo pindah ke cafe Ella. Jadi kangen" ucap Dzaki

"Apa, Ki?" Ririn yang melamun pun tidak begitu mendengarkan perkataan Dzaki

"Lo kenapa sih?? Kayak lagi patah hati aja, galau banget kayaknya" tuduh Dzaki

Whaattt!! Apa terlihat jelas dimuka gue. Mati gue kalau Dzaki tau gue patah hati gara-gara dia yang udah punya gebetan lain. Jangan sampai dia tahu. Bisa gawat. Batin Ririn

"Ah...lo bisa aja. Gue nggak galau kok. Siapa juga yang lagi patah hati. Gue ini lagi menikmati masakan lo" kilah Ririn

Dzaki hanya mengangguk tidak jelas mendengar perkataan Ririn yang menurutnya aneh. Tanpa membahasnya lagi, mereka kembali menghabiskan menu sarapan mereka dan kembali bekerja seperti biasanya.

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang