Layaknya Istri Sungguhan

1.9K 52 0
                                    

"Aku minta kita membuat kesepakatan.." ucap Rion tiba-tiba

"Asalkan menguntungkan.."

"Aku yakin kesepakatan ini akan membuatmu senang"

Ella menautkan kedua alisnya, ada apa ini kenapa Rion tiba-tiba ingin membuat kesepakatan yang bisa menguntungkannya. Rion yang mendapat tatapan intimidasi pun tidak suka.

"Apa yang selama ini kau inginkan??" Tanya Rion

Ella semakin bingung dengan sikap Rion yang berubah seketika.

"Aku akan melakukan apa yang kau inginkan asal kau jangan melukai Aurel karena hari ini aku melanggar perjanjian kita" terang Rion

Ella tersenyum kecut setelah mendengar pengakuan Rion yang membuat kesepakatan hanya demi menyelamatkan Aurel dari tidakan konyolnya. Mana mungkin Rion akan melakukan hal yang akan membuatmu senang Ella. Tidak akan mungkin. Dan sekarang lihatlah ia sedang menyelamatkan Aurel dari hukumanmu Ella. Hati Rion tidak akan pernah lari dari Aurel.

"Baikalah hari ini aku bisa memaafkan kesalahan fatalmu. Tapi aku tidak akan bisa mentolerir lagi kesalahan yang sama. Aku hanya ingin kakak menghargai aku sebagai istri" ucap Ella dengan tenang

"Hanya itu saja??" Rion hanya ingin memastikan

"Iya..dan aku rasa satu keinginannku akan membuat kakak pusing. Makanya aku hanya meminta hal yang simpel saja"

"Baiklah apa yang harus aku lakukan. Apa aku juga harus??" Rion menggatungkan kalimatnya

"Tidak... Aku tidak akan menyuruh kakak melakukan hal itu. Aku hanya ingin kita menjalani kehidupan layaknya suami istri lakukan. Kecuali yang satu itu, aku tidak ingin melakukannya. Apalagi dengan pria yang tidak mencintaiku"

Rion mulai mencerna perkataan Ella.

"Mulai malam ini kita akan tidur seranjang, sarapan bersama dan makan malam bersama. Bagaimana??" Tanya Ella

"Apa tidur seranjang? Tidak!! Aku tidak mau melakukannya.." tolak Rion

"Aku hanya mengajukan satu syarat yang simple dan kakak tidak bisa melakukannya. Baiklah jika kakak ingin melihat-"

"Baiklah. Mulai malam ini kita akan tidur seranjang. Dan aku harap kau tahu batasan saat diatas ranjangku" tekan Rion

"Aku tahu itu kak. Tenang saja aku tidak akan menggerayangimu" ucap Ella dengan nada geli

Dan sejak malam itu Ella dan Rion tidur seranjang. Selama ini Ella yang selalu tidur sendirian pun semakin gelisah saat ia harus tidur berdua dengan seorang lelaki. Walaupun sudah menumpuk bantal dan guling sebagai pembatas, mereka berdua masih saja terjaga sampai pagi menjelang.

Dan saat subuh Ella baru saja bisa memejamkan matanya. Begitu juga dengan apa yang dialami Rion, ia juga baru saja tertidur menjelang pagi hari. Sampai bunyi alarm mengejutkan mereka berdua.

"Ahhrrgg..berisik banget sih.." sungut Ella yang baru saja tidur nyenyak

Ella pun memilih untuk mematikan alarm dan bangkit dari ranjang. Ia akan menyiapkan keperluan Rion untuk bekerja. Dan mulai pagi itu Ella bisa menjalani perannya sebagai seorang istri yang selalu memanjakan suaminya. Walaupun hanya di dapur dan disumur. Maksudnya hanya dengan menyiapkan makanan dan air mandi sudah membuatnya menjalani perannya sebagia istri.

Dengan senyum yang mengembang ia mengambilkan sarapan Rion untuk pertama kalinya. Rion pun menerima piring yang sudah berisi lauk pauk kesukaannya.

Mereka makan dalam keheningan. Hanya kebisuan yang menyelimuti mereka pagi ini. Tapi ada kehangatan yang merayapi hati Ella saat melihat Rion bisa sarapan bersama dengannya dan menghabiskan makanan yang ia buatkan secara special untuk suaminya itu. Selesai sarapan Rion langsung berangkat ke kantor. Ella yang berharap mendapat kecupan manis pun hanya bisa menghayalkannya. Nyatanya Rion langsung pergi tanpa mengucapkan salam atau apapun itu. Angan-angan Ella yang selalu menginginkan suaminya memberikan kecupan manis di pagi hari tidak berlaku untuk sekarang. Dan tentunya bukan Rion yang akan memberikan kecupan hangatnya.

Hari ini Ella sangat berbeda, senyumnya tak pernah pudar sejak ia keluar dari apartement Rion. Senyum kebahagiaan yang ia pancarkan membuat semua orang yang melihat senyumannya seakan terhipnotis menikmati kebahagiaan Ella.

Pagi ini Ella sudah kembali sibuk dengan cafe barunya. Dan seperti biasa Ririn akan menyempatkan dirinya mengunjungi Ella dicafe barunya.

"Menangin undian nih.." usil Ririn

Ella yang masih asik dengan pekerjaannya pun menoleh ke sumber suara.

"Sejak kapan kamu disitu, Rin??"

"Baru aja. Kayaknya lagi ada yang bahagia nih. Cerita dong.."tuntut Ririn

Ella pun segera menutup hasil laporannya dan menuju ke sofa dimana Ririn tengah duduk menunggu ceritanya.

"Aku dan Rion membuat kesepakatan dan aku meminta Rion untuk menghargai aku sebagai istrinya Rin.."

"Dan dia mau melakukannya??" tanya Ririn dengan senyum yang mengembang tidak percaya

Ella menganggukkan kepala sebagai jawaban, dan hal itu membuat Ririn menganga lebih lebar lagi dari sebelumnya. Andai saja ada lalat atau nyamuk mungkin bisa terhisap.

"Awas nyamuk masuk, Rin.." gurau Ella

"Beneran La. Nggak mungkin..pasti Rion habis kepentok pintu mungkin jidatnya? Kok bisa nurut gitu sih.." kata Ririn masih dengan syoknya

"Alasannya, agar aku tidak melukai Aurel karena kemarin siang mereka bertemu.." terdengar nada sedih diperkataan Ella

"Oh..wajar saja. Aku pikir ia sudah berubah dan bisa membuka hatinya" ucap Ririn lemah

"Nggak akan ada tempat dihati Rion buat ibu tiri macam aku, Rin. Dia pasti akan membutakan dan menulikan pendengarannya jika itu berkaitan denganku. Ya.. Aku yakin sikap Rion tidak akan berlangsung lama setelah ini. Mungkin ini hanya bertahan beberapa hari atau mungkin Cuma hari ini saja dia bersikap manis denganku" pasrah Ella

"Ya..sudahlah La, Gue yakin Rion akan melihat sisi baik dari hati lo. Lo berperan sebagai ibu tiri kan hanya sebagai tameng. Tameng untuk menutupi kelemahan lo. Gue yakin Rion nanti akan menyesal telah menyia-yia'in lo. Yakin deh sama gue.."

"Rin nggak akan mungkin. Dan nggak akan terjadi. Rion hanya melihat sisi hitamku, dia tidak akan melihat sisi lainnya dan aku yakin ia akan menyesal membuat kesepakatan seperti ini denganku"

"Terserah deh. Lo kalau dibilangin selalu ngeyel. Ya udah gue tadi kesini Cuma mau bawa laporan keuangan bulan ini di cafe Jihan. Semua aman terkendali pokoknya lo tenang aja deh.."

Ella mengambil buku laporan yang Ririn serahkan padanya. Sebenarnya ia tidak mau mengabaikan perkataan Ririn hanya saja ia terlalu takut jika semua yang dikatakan Ririn terbanding terbalik dan hanya akan membuatnya sakit hati.

Ella tidak akan membiarkan perasaannya tumbuh diantara dirinya dan Rion, dalam misi balas dendamnya. Ia hanya ingin melampiaskan semuanya dan akan hidup menjadi Ella yang seperti bawang putih dan akan menghapus perannya sebagai ibu tiri. Ella yang seperti dulu, selalu tersenyum dalam menutupi kerapuhannya.

Setelah mengecek seluruh laporan keuangannya Ririn kembali ke cafe Jihan, karena Dzaki menelponnya untuk segera kembali. Dan kini tinggalah Ella yang masih diam menyendiri dengan beberapa laporan keuangannya yang masih harus ia kerjakan. Saat ia melihat jam dinding diruangnya sudah menunjukan pukul sebelas, dan membuat Ella harus segera membuatkan makan siang untuk Rion dan mulai sejak tadi pagi Ella memang berniat untuk membuatkan bekal kepada Rion. Walaupun ia yakin Rion akan membiarkan atau pun membuangnya ia tidak perduli.



Hal yang paling menyakitkan, saat kau berekspektasi tinggi dengan seseorang. Namun realitanya, menghempaskanmu dengan keras..

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang