Pulang

1.2K 29 0
                                    

"Aurel tidak akan memaafkan Ella pa. Nggak akan!! Walaupun ia bersimpuh dikaki ku. Aku tidak akan pernah memberinya maaf. Biarkan saja dia mati dengan dosa-dosanya"

Plaaakk!!!

"Mass!!"

Maharani mendekati Aurel yang baru saja ditampar oleh Adlan. Dengan nafas yang masih memburu dan mata merahnya mendengar ucapan Aurel. Maharani menatap tajam ke arah Adlan. Ia tidak mengira suaminya akan menampar Aurel hanya karena ia tidak mau memaafkan Ella.

"Itu karma buat anak sialan itu mas, dan semua yang dia perbuat sudah membuat Aurel anak mu ini menderita, jadi wajar saja kalau kami tidak akan pernah memaafkan anak kesayanganmu itu!!" sungut Maharani

"Kau.." tangan Adlan berhenti diudara

"Tampar mas!! Tampar!!" Tantangnya

Maharani memajukan pipi kirinya ke dekat Adlan untuk melanjutkan tindakannya

Adlan mendengus kesal dan pergi meninggalkan istri dan anaknya dengan perasaan marah. Adlan meminta Maharani dan juga Aurel memaafkan Ella, walaupun ia tahu disini siapa yang paling tersakiti selain Ella. Adlan tidak ingin kebencian diantara mereka membuat keadaan Ella lebih buruk. Ia tidak ingin sampai itu terjadi. Adlan mendapat kabar jika keadaan Ella akhir-akhir ini sedikit menurun, dan membuat Adlan semakin bersedih. Ia tidak ingin suatu hal buruk menimpa Ella.

Sementara dilain tempat, Aaron masih menunggui kesadaran Ella. Hari ini sudah dua kali Ella meronta karena nyeri kepalanya kembali menyerang. Dan Aaron selalu berada disamping Ella, ia tidak melepaskan genggaman erat ditangan Ella. Dalam hati Aaron ingin sekali menghadirkan Rion seperti permintaan Ella. Tapi Aaron belum siap kehilangan Ella. Aaron masih ingin melihat senyum Ella seperti biasanya.

"Aster, kakak janji kalau kau membuka matamu kakak akan wujudtin keinginanmu bertemu Rion. Kakak janji Aster, jangan buat kakak takut... buka matamu. Kamu senang ya kalau lihat kakak cengeng kayak gini hemmm?? Bangun Aster " lirih Aaron seraya mengusap air matanya

Ella merespon ucapan Aaron, ia mulai menggerakan jari-jatinya dan mulai mengerjapkan mata indah itu. Butuh beberapa detik untuk membuat mata indah itu terbuka sempurna.

"Kak.." lirih Ella membuat Aaron mengadahkan kepalanya menatap Ella

"Kamu bangun Aster. Syukurlah!! Apa kepalamu masih sakit??" Ella menggelengkan kepalanya dengan lemah dan tersenyum kearah Aaron.

Aaron mengusap peluh yang ada di dahi Ella dengan lembut.

"Kak Aaron nangis??" Tanya Ella melihat bekas air mata Aaron

"Nggak kok. Tadi mata kakak kemasukan debu. Sekarang kamu mau minum atau mau makan??" Aaron mengusap sisa air matanya dan mengambil nampan yang ada dimeja ruangan

Aaron membantu mendudukan Ella. Aaron menyuapi Ella dengan telaten, sesekali mengelap sudut bibir Ella yang terkena bubur. Dalam hati Aaron bertanya pada dirinya sendiri, sampai kapan Ella akan seperti ini. Apa dia sanggup melihat Ella yang semakin lemah dengan penyakitnya. Apa dia harus mempertemukan Ella dengan Rion?? Dia tahu umur manusia itu ditentukan oleh sang pencipta, dan Aaron takut jika tuhan berkehendak lain. Ia belum bisa membuat Ella bahagia dengan harapan beberapa hari lalu yang Ella ungkapkan kepada Aaron.

"Kak, Aster pengen ketemu mama sama kak Aurel. Aster mau minta maaf sama mereka kak.."

"Nanti kakak tanya dulu dengan dokter Tristan. Kalau beliau mengizinkan kita pulang"

Ada binar bahagia dikedua mata Ella yang Aaron lihat. Semoga keinginan Ella yang satu ini bisa ia wujudkan. Setelah memastikan Ella terlelap kembali setelah meminun obatnya, Aaron datang keruangan Tristan, meminta izin untuk membawa Ella pulang. Setelah mendengar kata 'masuk' dari dalam ruangan Aaron memutar hendel pintu dan melangkah mendekati Tristan yang sepertinya sedang beristirahat.

"Ada apa Aaron??" Tanya Tristan mempersilahkan Aaron duduk

"Begini dok, Ella mau minta pulang. Mungkin sekitar dua hari dok?" ucap Aaron meyampaikan maksud hatinya
Tristan berpikir sejenak sebelum memberikan keputusan.

"Baiklah, tapi kita lihat dulu kondisi Ella besok pagi. Jika sudah membaik kalian boleh pulang.."

"Makasih dok.." Aaron meninggalkan ruangan Tristan dan kembali keruang perawatan Ella.


☘️☘️☘️

Keadaan Ella sudah mulai stabil dan Tristan memperbolehkan Ella untuk pulang ke Jakarta dan segera kembali lagi untuk menjalani serangkaian pengobatan.

"Ella ingat jangan sampai kelelahan ya. Dan Aaron kalau keadaan Ella kembali menurun segera kalian kembali.." ingat Tristan

"Makasih dok, saya akan mengingat saran dokter" ucap Ella dengan bahagia

Akhirnya Ella dan Aaron pun pulang ke Jakarta. Walaupun cemas akan terjadi sesuatu dengan Ella, Tristan tetap menizinkannya pulang.

Tristan menoleh ke sebuah sudut rumah sakit yang menampakkan Rion yang masih menatap kepergian Ella dan Aaron. Sebenarnya Rion melarang Tristan untuk mengizinkan Ella pulang. Ia tidak mau kejadian buruk menimpa Ella.

"Jangan khawatir keadaan Ella sudah stabil. Apa kau jadi pergi juga??" tanya Tristan

Saat Tristan mengatakan jika Ella meminta izin pulang dengannya, Rion sangat melarangnya dengan keras. Rion meminta kepada Tristan untuk tidak memberinya izin kepada Ella. Ia takut Ella kenapa-napa. Tristan yang tahu sahabatnya ini sangat mencemaskan keadaan istrinya, tapi apa boleh buat jika Ella yang meminta untuk pulang dan dilihat dari hasil pemeriksaan keadaannya mulai stabil.

Setelah Tristan membujuk dengan sabar dan menjelaskan keadaan Ella, akhirnya Rion bisa luluh. Dan Rion pun memutuskan untuk kembali ke Jakarta juga. Ia tidak ingin kehilangan jejak Ella untuk kedua kali.

"Aku akan menjaga Ella, Tan. Walaupun Ella tidak pernah mengetahuinya. Aku akan berangkat tiga puluh menit lagi.." lirih Rion

"Ya sudah. Aku tunggu kedatangan mu dua hari lagi. Dan aku minta kasih kabar secepatnya jika Ella kembali sakit"

Tristan menepuk pundak sahabatnya
Rion pun meninggalkan Tristan dan pulang ke Jakarta untuk memantau kondisi Ella, walaupun hanya dari kejauhan. Entah sampai kapan Rion seperti ini, Rion ingin sekali merengkuh tubuh Ella dan menjadi orang terdekat saat kondisinya kembali menurun. Rion yakin jika kekuatan cinta akan mampu menyembuhkan penyakit Ella, hanya saja jika Ella juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Rion berharap jika Ella bisa membalas perasaannya walaupun kemungkinannya tidak ada.

Sementara ditempat lain, Ella menggenggam erat tangan Aaron. Ia takut jika ia kembali ke Jakarta, ia pasti bertemu dengan Rion. Sanggupkah ia melihat orang yang selama ini ia rindukan. Ia tidak yakin jika Rion bisa memaafkan kesalahan yang sudah ia lakukan kepadanya. Beberapa kali ia menghela nafas beratnya saat ia mulai ragu dengan langkahnya kembali ke Jakarta. Iya.. Ella ragu, ragu untuk tidak lemah dihadapan Rion. Bagaimana pun juga rasa cinta Ella masih menguasai seluruh hatinya.

Rasa cinta yang membuat Ella selalu lemah, saat berada didepan Rion. Apa Ella mampu tidak melibatkan perasaannya saat ini?? Ella tidak tahu. Tapi ia akan mencoba untuk berani menghadapi segalanya.

"Kak nanti kakak temenin Aster ketemu dengan Rion ya kak. Tapi Aster nggak tahu apa Rion mau bertemu dengan ku??" ucapnya sedih

"Iya..nanti kakak temenin. Sekarang kamu tidur ya, perjalanan kita masih lama"

Ella hanya mengangguk dan menyandarkan kepalanya dibahu Aaron. Dengan lembut Aaron mengusap rambut Ella sebagai belaian pengantar tidurnya. Aaron masih perang dengan batinnya sendiri, mampukah ia mempertemukan Ella dengan Rion. Ia hanya bisa menghela nafas beratnya.

Pesawat yang ditumpangi Ella dan Aaron pun telah mendarat dengan selamat. Adlan yang mengetahui kedatangan Ella pun segera menjemputnya dibandara. Adlan melajukan mobilnya dengan kencang, berharap cepat sampai rumah agar Ella bisa segera istirahat.


Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang