Spesial Part RirinDzaki

1.1K 21 0
                                    

Teriakan Dzaki menghentikan langkah Ririn. Dengan marah ia membalikan badannya dan melihat Dzaki yang sedang berlari mendekatinya. Dengan nafas yang masih naik turun, Dzaki menahan tangan Ririn.

"Maafin gue, Rin. Gue telat.." sesal Dzaki
Ririn dengan marah menghempaskan tangannya dari tangan Dzaki.

"Lo nggak mikir apa gue nungguin lo sampe lumutan. Dan lo bilang maaf. Mudah banget lo ngomong maaf" hardik Ririn yang tidak bisa menahan amarahnya lagi

Dzaki mengeluarkan sekuntum bunga mawar merah yang ia selipkan dibalik saku celananya. Dzaki berlutut didepan Ririn dan membuat Ririn menatap Dzaki dengan tatapan aneh. Dzaki menatap mata Ririn yang masih kebingungan dengan aksi yang ia lakukan.

"Rin, gue..gue suka sama lo.." ucap Dzaki mantap

Ririn sedikit terkejut dengan ungkapan Dzaki. Tapi ia langsung tersadar, hati kecilnya seakan mengatakan jika Dzaki hanya akting saja. Pasti dirinya hanya latihan saat menyatakan cintanya kepada wanita itu. Hati Ririn mencelos, kenapa sungguh tragis kisahnya. Hanya menjadi publik figur yang bisa dijadikan bahan latihan. Dengan menelan kepahitan Ririn mencoba mengikuti akting Dzaki.

"Ya ampun ki, gimana lo bisa dapetin tu cewek kalau lo gugup gini. Sekarang lo berdiri, biar gue ajarin lo nembak cewek yang pastinya sangat jitu"

Ririn menarik tubuh Dzaki agar berdiri. Ia pun mengambil bunga dari tangan Dzaki dan mulai berperan seakan dia yang akan menembak pasangannya.

"Pertama lo harus tatap mata dia. Terus lo pegang tangan dia dengan lembut" ucap Ririn

Dzaki pun melakukan apa yang dikatakan Ririn. Tanpa melepaskan kontak matanya dari mata Ririn, Dzaki menggenggam tangan Ririn dengan erat. Sementara Ririn melanjutkan aksinya dalam turtorialnya menembak seseorang. Sebenarnya dalam hati Dzaki ingin sekali tertawa tapi sekuat tenaga ia menahannya.

" dengan tutur yang lembut dan bilang, Dzaki aku mencintaimu. Sudah lama aku memendam perasaan ini, tapi inilah yang aku rasakan saat bersamamu. Saat jauh darimu aku seakan mati merindukanmu. Tapi disaat aku didekatmu jantungku seakan berdetak melebihi batas normal. Mungkin aku sudah gila, tapi inilah yang aku rasakan. Aku mencintaimu dari apa pun" kata Ririn

Itu bukan sekedar kata-kata yang keluar dari mulut Ririn. Tapi kalimat itu meluncur dengan bebas dari dalam hatinya. Ungkapan isi hati Ririn kepada Dzaki. Ia ingin tertawa saat ia bisa mengatakan apa yang selama ini dia rasakan berada didekat Dzaki. Ada rasa lega setelah mengungkapkan apa yang ia pendam selama ini. Walau pun ia tahu jika Dzaki hanya menganggapnya berakting.

"Gimana bagus kan akting gue. Seharusnya lo juga gitu dong. Nah sekarang mana gebetan lo??" tanya Ririn dan mencari seseorang disekitar danau

Dzaki menangkup wajah Ririn agar mata Ririn kembali menatapnya. Ririn terkejut dengan tindakan Dzaki, sementara Dzaki sudah tidak bisa menahan tawanya lagi jika Ririn tahu siapa wanita yang telah mencuri hatinya.

"Cewek itu sekarang ada didepan ku"

"Didepan lo??" tanya Ririn bingung

Cewek yang ada didepan Dzaki hanya dirinya seorang dan tidak ada yang lain. Tapi apa yang Dzaki maksudkan dengan semua ini. Kenapa Dzaki semakin membuatnya bingung.

"Iya wanita yang aku cintai ada didepanku. Dia adalah dirimu, Rin" ucap Dzaki

Deggg!!

Apa ?? Siapa wanita itu?? Gue?? Bagaiamana mungkin? Pasti Dzaki masih memainkan perannya. Hai Ririn jangan kesenangan dulu. Dia belum tentu suka dengan gue. Batin Ririn

"Jangan bercan-"

"Aku serius, Rin. Wanita yang ada difoto itu adalah dirimu. Dan selama ini aku juga sudah lama memendam perasaan ini. Aku harap jika kamu tidak menyukaiku maka aku minta jangan pernah memutuskan persahabatan kita yang sudah terjalin lama ini.." kata Dzaki

"Dzaki..a..aku..aku juga menyimpan perasaan yang sama. Dan karena alasan yang sama aku tidak berani mengungkapkan perasaan ini. Aku juga takut jika aku mengatakan semua ini persahabatan kita akan hancur. Jadi lebih baik aku menyimpannya didalam hati" aku Ririn

Dzaki tersenyum saat mengetahui Ririn juga memiliki perasaan yang sama dengannya. Dzaki pun memeluk Ririn dengan erat ada senyum yang mengembang diantara bibir mereka berdua. Akhirnya mereka bisa mengungkapkan isi hati mereka masing-masing. Takkan ada lagi cinta dalam diam lagi dihati mereka masing-masing. Walaupun cinta tumbuh didalam persahabatan, maka persahabat dan cinta itu akan saling mempengaruhi satu sama lain.

Cinta akan rusak maka persahabatan akan rusak pula. Dzaki dan Ririn tidak akan menyamakan antara cinta dan sahabat. Walaupun kisah cerita cinta mereka telah usai mereka akan selalu berkomitmen menjaga keutuhan persahabatan mereka. Karena sahabat sejati sangatlah sulit untuk dicari.

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang