Pilih Kasih

1.5K 49 1
                                    

Flashback on

"Pa..lihat deh Aurel tadi dapet nilai sembilan puluh dipelajaran matematika.." ucap Aurel kecil saat memberikan kertas hasil ulangannya kepada Adlan

"Aurel kok sembilan puluh. Coba kamu lihat adik kamu Ella dia dapat nilai sempurna. Seratus. Papa sangat bangga dengan Ella, kamu harus belajar lagi ya dengan Ella. Papa mau kamu seperti Ella yang selalu membuat papa bangga dengan nilainya yang sempurna seperti itu. Sekarang kamu belajar lagi. Papa mau ajak Ella jalan-jalan.." kata Adlan dan meninggalkan Aurel yang sedih melihat papanya yang selalu menyalahkannya jika ia tidak bisa memiliki hasil ujian yang sempurna seperti Ella dapatkan

Aurel berlari menemui mamanya yang berada ditaman samping. Ia akan selalu menangis dipelukan mamanya jika ia mulai kesal dengan Ella yang selalu mengambil kasih sayang papanya.

"Kenapa anak mama yang cantik ini hemm..kok cemberut sih??" Kata Maharani yang sudah memeluknya

"Aurel sebel ma. Selalu dan selalu Ella yang menjadi kebanggaan papa. Yang Ella pinterlah, Ella dengan nilai sempurnanya, Aurel benci ma. Benci.."

"Kenapa sih anak sialan itu tidak pernah jera dengan hukuman yang kita beri. Malah makin manja saja dengan papamu. Sekarang dimana anak sialan itu" tanya Maharani marah

"Papa mengajaknya jalan-jalan ma. Seperti biasa setiap hasil ujiannya bagus papa selalu mengajaknya pergi untuk membelikan sesuatu yang Ella suka. Tapi papa tidak pernah membelikan sesuatu untuk Aurel. Setiap Aurel mendapat nilai yang hampir sempurna pun papa tidak pernah mengajak Aurel jalan ma. Sebenarnya disini yang anak kandung papa itu siapa sih ma Aurel atau Ella??" Tanya Aurel dengan air mata yang meluncur bebas dipipi mungilnya.

"Sudah Aurel. Jangan menangis sayang, anak kandung mama dan papa ya kamu sayang. Mama yakin jika Ella telah menghasut papamu agar papa mu membenci anak kandungnya sendiri. Kamu tenang ya sayang mama akan melakukan sesuatu agar papamu tidak lagi mengabaikanmu.."

Sejak saat itu Aurel masih saja menjadi anak yang dinomorduakan oleh papanya bahkan pertengkaran mama dan papanya yang meminta Adlan untuk memberikan kasih sayangnya kepada Aurel tidak direspon dengan Adlan. Adlan selalu mengatakan jika ia juga menyayangi Aurel seperti menyayangi Ella. Tapi nyatanya semua itu tidak akan terwujud, pasalnya masih saja Ella yang menjadi prioritas Adlan selama ini. Ella selalu menjadi orang yang mendapatkan kasih sayang Adlan sampai sekarang.

Suatu hari saat disekolah Aurel mengadakan sebuah pentas drama, Aurel yang menjadi pemeran utama dalam sebuah drama dengan judul putri salju dan tujuh manusia kurcaci, Adlan tidak hadir dan mengisi bangku penonton. Hanya Maharani yang menonton drama pertamanya. Aurel selalu menatap kepintu masuk para penonton tapi saat adegan sudah berjalan setengah main pun sosok yang ia tunggu tidak muncul.

"Papa dimana sih, permainan ini sudah setengah jalan tapi papa kenapa belum muncul. Papa jahat banget sama Aurel, papa ngak sayang sama Aurel. Aurel benci sama papa.." geramnya menahan tangis

Sampai adegan selesai pun Adlan tidak datang untuk menonton pertunjukan drama Aurel. Dan bukan saja Aurel yang marah tapi Maharani pun juga ikut emosi, pasalnya Adlan tidak datang dan membuat anak semata wayangnya bersedih.

Selesai dengan permainan drama tersebut Aurel dan Maharani memilih pulang dan menemui Adlan meminta penjelasan kenapa ia tidak datang dipertunjukan drama Aurel. Aurel dan Maharani duduk disofa ruang tengah setelah penat dijalan yang sangat macet. Mereka berdua pun memilih untuk bersantai sejenak diruang tengah tersebut.

"Makasih ya papa sudah mau temenin Ella main. Nanti ajak kak Aurel dan mama ya.." celoteh Ella yang kegirangan diatas gendongan Adlan

Kedua orang yang duduk diruang tengah pun mendengar celoteh penuh keriangan yang Ella lontarkan seakan menjadi bom waktu bagi Aurel dan Maharani yang mendengarnya.

"Iya sayang nanti kita jalan berempat ya. Sekarang Ella mandi abis itu kita makan ya.."

"Iya pa.." Ella pun turun dari gendongan Adlan dan berlari menuju ruang tengah

"Bahagianya menemani anak sialan itu main. Sampai drama anaknya sendiri lupa.." sindir Maharani saat Adlan menginjakan kakinya diruang tengah

Adlan menatap Maharani dan Aurel yang berada didalam ruang tengah. Hari ini memang dia lupa dengan jadwal pementasan drama Aurel yang diselenggarakan disekolahnya dan mengajak Ella bermain ditaman hiburan.

"Maafkan papa Rel, papa lupa.." ujar Adlan dengan nada menyesal

"Papa emang ngak sayang sama Aurel. Papa lebih sayang sama Ella. Aurel benci sama papa.." ucap Aurel seraya menangis dan pergi kekamarnya

"Lihat perilaku kamu mas. Aurel akan membencimu jika kau masih saja mengurusi anak dari mantan pacar kamu. Apa kamu ngak kasihan dengan Aurel, Aurel putri kita mas bukan Ella. Ella hanya anak titipan dari mantan pacar kamu. Tapi apa yang kamu lakuin sekarang mas. Aurel kurang perhatian dari mu" hardik Maharani yang sudah tidak sabar lagi menghadapi suaminya yang lebih mementingkan Ella.

"Ma..papa lupa dengan hari ini jika Aurel pentas. Seharusnya mama kasih tahu papa dong. Jangan menyalahkan papa" ucap Adlan tidak terima

"Hehh..menghubungi papa atau pun kasih tahu papa sama aja dengan bohong. Papa akan lebih mementingkan Ella ketimbang Aurel. Mas leb-"

"Cukup Rani!! Aku mengaku salah karena lupa dengan pentas Aurel. Tapi kamu jangan salahkan juga Ella. Dia masih kecil Ran, bukan dia yang salah disini. Tapi aku!!" Bentak Adlan

"Iya disini yang salah adalah kamu mas. Kamu yang tidak bisa berhenti mencintai Jihan wanita brengsek itu!!" Teriak Maharani marah

"Jangan pernah kamu menjelekan Jihan. Sekali lagi ka-"

"Apa mas??? Kamu mau membunuhku hem. Apa sakit mendengar wanita yang kau cintai dihina. Lebih sakitan mana mas melihat masa lalu yang tidak berujung atau melihat anakmu yang kau sia-siakan hah!! Apa pernah mas berpikir?? Tidak kan. Mas egois, mas lebih mementingkan cinta mas yang lalu dari pada anak mu sendiri. Aku kecewa mas.." ucap Maharani dan meninggalkan Adlan yang masih terdiam dengan semua perkataan Maharani.

Aurel yang menyaksikan pertengkaran hebat kedua orang tuanya karena Ella semakin tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membenci Ella. Ia sangat membencinya dan tidak akan ada lagi kebahagiaan yang datang menghampiri Ella. Tidak akan pernah. Aurel yang akan menghalau kebahagiaan itu jika kebahagiaan itu kembali mendekati Ella. Itu sumpahnya yang tidak akan membiarkan senyum Ella terukir lagi diwajah cantiknya.

Flashback off

"Wanita cantik nggak boleh menangis ditempat seindah ini.."

Aurel menatap kesebelahnya saat ia mendengar suara yang tidak begitu asing ditelinganya. Dan benar saja ia melihat seorang pria sedang menatapnya dengan senyum yang tidak pernah Aurel lupa. Dia adalah Samuel. Samuel Diantara mantan pacar dan sekaligus cinta pertamanya.

"Am...??" Tanya Aurel memastikan
Ternyata ia masih ingat dengan panggilan sayangnya. Apa mungkin ia masih nyimpan perasaan itu.

"Kamu nggak berubah ya. Makin cantik aja setelah empat tahun kita nggak ketemu.." puji Samuel pada Aurel

Semburat merah nampak jelas di kedua pipi Aurel. Ia memang sangat suka dipuji apalagi oleh Samuel. Dua tahun mereka menjalin hubungan saat masa kuliah mereka jalani dengan senang hati.

Samuel yang cuek dengan orang lain tapi sangat jahil jika sudah berada dekat dengannya, membuat semua orang termasuk para mahasiswi terbakar api cemburu. Karena Samuel lah yang paling tampan dimasa kuliah mereka dulu.

"Masih sama ternyata.." ucap Samuel lagi

"Apa yang kamu lakukan disini Am?" Tanya Aurel mencoba basa basi untuk menutupi kegugupannya


Tinggalkan jejak kalian ya guys😁😁

Yuk semangat yukk...
Ppkm dirumah aja ya🤗🤗

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang