Kenyataan Pahit

2.1K 61 3
                                    

Rion memilih pergi meninggalkan Aurel yang masih menyembut namanya dan berharap mau memaafkannya. Ia tidak memperdulikan lagi apa yang akan dilakukan Aurel, yang ada kini adalah sakit hatinya yang teramat dalam dengan penghianatan Aurel. Ia pun melajukan mobilnya menuju tempat yang selalu ia kunjungi beberapa hari lalu. Ya.. club Dearon adalah tempat yang selalu dia gunakan untuk mengusir kepenatan dan kemarahannya.

"Sekarang, apa yang membuat lo kayak gini heh?" Tanya Dearon yang sudah duduk dan menghitung berapa banyak gelas wine yang diminum Rion

"Gue pikir dengan gue mengorbankan kebahagiaan gue. Gue bisa kembali bersatu dengan Aurel. Tapi apa yang dia lakukan sekarang.." ucap Rion dibawah pengaruh alkohol

"Jadi Aurel hianatin lo"

"Dia sama saja seperti wanita ular itu. Mereka semua mau buat gue mati menderita"

"Sudah bro jangan minum lagi. Lo udah mabuk banget.." cegah Dearon saat Rion akan meneguk gelas winenya

"Gue hancur.. hancur...Kenapa cinta yang gue perjuangin malah menghianati gue. Kenapa hah. Kenapa??" Teriak Rion masih dipengaruhi alkohol

Tanpa banyak bicara Dearon mengantarkan Rion ke apartementnya karena ia tidak mungkin membiarkan Rion menyetir sendiri dengan keadaan mabuk berat. Dibantu dengan satpam yang berjaga malam, Dearon membawa Rion ke dalam apartementnya.

"Ya ampun kak Rionn.." ucap Ella panik saat melihat keadaan Rion seperi ini

Ella dan Dearon pun membawa Rion menuju ranjangnya. Ella melihat betapa hancurnya Rion saat ini karena penghianatan yang dilakukan Aurel.

"Gue pulang dulu ya Ella.." pamit Dearon

"Makasih kak udah anterin kak Rion. Makasih juga pak Kirno udah bantuin.."

Dearon dan Kirno pun berpamitan kepada Ella. Sementara Ella sudah menyiapkan handuk basah untuk membersihkan tubuh Rion yang penuh dengan bau alkohol. Dengan lembut Ella membersihkan tubuh Rion.

"Aurell..kenapa Aurell.." igau Rion masih dengan nada sedihnya

Ella masih menunggui Rion yang mengiggau menyebutkan nama Aurel. Sampai segitunya Rion hancur dan kecewa, andai saja Ella yang bisa dicintai Rion mungkin ia akan menjaga cinta itu sampai kapan pun.

"Kak, betapa beruntungnya kak Aurel mendapatkan cinta kakak. Coba aja kakak lihat aku yang juga memiliki perasaan ke kakak. Apa mungkin bisa hati kakak terbuka untukku?" Lirih Ella saat mengeluarkan kepedihannya

Ella masih dengan setianya menunggui Rion yang masih terus mengigaukan nama Aurel. Entah apa  yang membuat Ella tetap bertahan, walaupun ia harus perang dengan hatinya sendiri. Ella memang sudah menyadari perasaannya kepada Rion, entah sejak kapan perasaan itu muncul. Walaupun ia tahu dan sadar jika Rion tidak akan mau membuka hatinya untuk orang seperti dirinya yang selalu berperan antagonis. Meski sakit yang ia rasakan membuat Ella mampu berdiri tegar disamping Rion, ia akan melepaskan Rion jika ia sudah mampu hidup tanpa Rion. Memang dia bodoh jika ia berpikir Rion akan mempertahankannya, tapi ia ingin memiliki waktu yang lebih lama lagi untuk tinggal disamping Rion.

💔💔💔💔
Waktu sudah menjelang pagi, Rion membuka matanya dan mengerang sakit dibagian kepalanya. Mungkin ini efek yang ditimbulkan dari alkohol yang ia minum semalam. Dengan gontai dia menuju kekamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya.

"Udah bangun kak.." sapa Ella yang masuk kedalam kamar Rion

"Aku udah bikinin bubur. Kakak makan dulu aja, hari ini kalau bisa kakak istirahat di rumah dulu, ngak usah ke kan-"

"Apa peduli mu" ketusRion

"Aku ini istrimu, jadi aku pedu-"

"Istri?? Kau yang memaksaku untuk menikahimu. Dan kau pikir aku bahagia disini??" Bentak Rion

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang