Rindu

1.5K 37 0
                                    

Rion sangat berharap jika lebam yang dialami Ella hanyalah lebam biasa.

"Siapa nama lengkap istri lo??" tanya Lunna

"Asterella Thihani. Tapi buat apa Lun??" tanya Rion yang bingung saat Lunna menanyakan nama lengkap Ella.

Lunna mengeluarkan ponselnya dan segera mencari kontak seseorang yang pasti tahu benar tidaknya ada pasien yang bernama Asterella Thihani yang menderita Leukimia seperti dugaannya.

"Haloo.. paman, begini paman aku punya teman, tapi dia nggak mau cerita sama aku tentang kondisi dia. Tapi dari pengamatan aku sepertinya ia mengidap Leukimia. Namanya. Namanya Asterella Thihani, mungkin salah satu pasien paman?? Oh iya... jadi beneran paman, Ella pasien paman. Sekarang masih dirawat disana?? Makasih ya paman"

Lunna mematikan sambungan teleponnya dengan seseorang yang ia yakini bisa memberikan informasi tentang keberadaan Ella, ia kembali menatap Rion yang menatapnya dengan pandangan bingung.

"Bener dugaan gue. Istri lo salah satu pasien paman gue. Kalau gue boleh tahu, kenapa lo sampai nggak tahu keadaan istri lo. Gue ada waktu buat dengerin curhatan sahabat gue ini.."

Akhirnya Rion menjelaskan apa yang sedang terjadi dengan hubungannya dan Ella. Lunna menatap Rion dengan pandangan sedih, begitu tragis kisah percintaan sahabat karibnya ini. Rion yang ia kenal tidak pernah selemah ini. Untung saja Rion datang kepadanya dan ia bisa menyelesaikan permasalahan yang terjadi.

"Yang sabar Ri. Paman gue bilang dia sedang menjalani pengobatan di rumah sakit yang ada di Singapura. Lo coba kejar dia kesana" saran Lunna

"Makasih Lun, gue nggak tahu harus bilang apa sama lo. Lo emang sahabat gue yang paling care selain Dearon.." ucap Rion senang

"Jangan lupa lo kasih kabar sama Tristan. Dia juga kerja di Singapura.."

Rion baru teringat jika sahabatnya yang lain juga menjadi seorang dokter yang hebat seperti Lunna. Dia adalah Tristan yang sedang berada di Singapura, meniti karir sebagia dokter disana.

"Ok Lun. Makasih ya buat bantuan lo. Makasih.."

Rion memeluk Lunna dengan erat. Mereka memang bersahabat, Rion, Dearon, Lunna, dan Tristan. Sejak SMP sampai mereka SMA mereka selalu berempat dan saat masuk kuliah mereka berpisah kerena cita-cita mereka yang berbeda. Rion dan Dearon satu Universitas walaupun beda fakultas. Lunna dan Tristan satu jurusan hanya beda Universitas. Lunna mengambil jurusan dokter di Universitas dalam negeri, sementara Tristan jurusan kedokteran disalah satu Universitas terkenal di London.

Tapi persahabatan mereka masih terjaga sampai sekarang, meskipun hanya melalui media sosial mereka menjalin hubungan karena waktu dan jarak yang membuat mereka susah bertemu dan saling bernostalgia bersama.

Rion sudah menyiapkan dirinya untuk pergi ke Singapura. Dalam hatinya ia senang akan bertemu dengan Ella, tapi ia juga sedih karena ia mengetahui kenyataan pahit tentang kondisi Ella yang tengah berjuang melawan penyakitnya seorang diri tanpa kehadiran dirinya.

"Maafkan aku Ella, aku tidak menyadari penderitaan yang selama ini kau alami. Aku bodoh Ella, aku bodoh.." sesalnya

Akhirnya Rion sampai juga ditempat tujuan, ia segera menemui Tristan yang sudah menyambut kedatangannya di Airport. Rion sempat mengabari Tristan jika ia ingin ke Singapura dan kedatangannya disambut antusias oleh Tristan, karena mereka sudah lama tidak bertemu.

Rion mengedarkan pandangannya keseluruh sudut bandara untuk menemukan Tristan.

"Rionn.."

Rion mencari sumber suara itu dan saat menoleh ke samping kanan ia melihat Tristan yang tergopoh-gopoh mendekatinya. Senyum Tristan mengembang saat melihat sahabat karibnya datang mengunjunginya.

"Hei bro apa kabar lo.."

"Baik Tan.."

Mereka berdua saling berpelukan. Sudah hampir lima tahun lebih mereka tidak saling bertemu. Tristan dan Rion pun segera menuju ke mobil yang akan mengantarkan mereka kekediaman Tristan. Tidak butuh waktu lama, mereka telah tiba disebuah hunian yang megah namun klasik sangat ketara dari segi bangunan. Tristan menunjukan salah satu kamar yang akan Rion singgahi selama ia tinggal disana.

Setelah meletakan barang bawaannya di kamar yang akan ia tempati, Rion keluar menuju ke ruang makan yang sudah ditunggu kedatangannya oleh siempunya rumah.

"Lunna sudah menjelaskan kepadaku sehari sebelum kau datang kesini. Jadi Ella itu istrimu??" Tanya Tristan

"Jadi benar Ella mengidap kanker?? Bagaimana keadaannya Tan, antarkan aku kesana sekarang Tan.." pinta Rion tidak sabar

"Sabar Ri, saat ini kondisi Ella cukup baik. Dari semua pengobatan yang ia jalani sampai detik ini bisa menekan pertumbuhan sel kankernya. Dan aku rasa, jangan sekarang menemui Ella, karena aku takut jika Ella akan drop saat melihatmu. Aku yakin Ella sepertinya sangat merindukanmu.." terang Tristan

"rindu?? Dari mana kau tahu itu??" tanya Rion

"Aku sempat melihatnya menangis dan memandangi foto. Awalnya aku kira aku salah lihat saat melihat siapa foto yang sedang Ella tangisi. Saat itu aku melihat foto dirimu, aku ingin sekali menanyakan ada hubungan apa dirinya dengan mu. Tapi saat itu ia begitu sedih menatap fotomu, aku yakin pasti kau sangat berarti di dalam kehidupannya. Benar begitu Ri??"

Jadi selama ini Ella menyimpan fotonya dan selalu menangis. Apa dia merindukannya atau malah mengingat betapa kejam dirinya kepada Ella. Apa masih ada maaf untuk Rion.

"selama ini aku tidak pernah menganggap dia ada Tan, dan aku selalu menyalahkannya karena sudah menjadikan kehidupanku menjadi terkekang dengan permainan yang ia buat. Tapi aku seakan buta dengan apa yang membuatku marah selama ini, aku tidak tahu jika Ella memiliki perasaan itu. Tapi aku tidak yakin jika  dia mau memaafkan aku Tan, dengan tanpa sadarnya aku menyakiti Ella lebih dalam. Dan setelah kejadian ini aku menyadari jika aku sudah tergantung bahkan mengandalkan Ella dalam kehidupanku. Aku merasa kosong saat dirinya berada jauh dari sisiku..” aku Rion

Tristan menepuk pundak sahabatnya yang dulu paling humoris, nakal, dan terkenal tegar dalam menahadapi permasalahan hidupnya, tapi sekarang Rion yang dia tatap bukan Rion yang dulu. Rion dengan kesesalan dan Rion yang lemah karena cinta. Ia tahu bagaimana perasaan Rion saat ini, tapi ia juga takut jika Ella akan menurun kondisinya saat melihat seseorang yang telah menyakitinya sekaligus seseorang yang sangat dirindukannya berada didekatnya. Ia ingin menolong Ella bisa sembuh dari penyakitnya dan menyatukan kembali Ella dengan Rion.

Ponsel Tristan berbunyi nyaring saat ia masih mencoba menenangkan sahabatnya yang masih terpukul. Dilihatnya sebuah panggilan dari rumah sakit. Ia pun segera mengangkatnya.

"Iya. Kenapa dengan Ella. Oke..saya kesana sekarang" ucap Tristan tegas dan segera memutuskan sambungan telepon tersebut

Rion yang mendengar Tristan menyebutkan nama Ella pun segera bangkit.

"Kenapa dengan Ella Tan?" tanya Rion dengan cemas



Yg penasaran kondisi Ella dan bagaimana hubungannya dengan Rion, lgsung ke next part ya guys

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang