Obat

1.6K 36 1
                                    

Sudah hampir seminggu Ella menjalani serangkaian tes dan pengobatan. Kondisinya mulai berangsur membaik dan membuat Aaron senang.

Sementara di Jakarta, Rion masih pontang-panting mencari keberadaan Ella yang menghilang bagaikan ditelan bumi. Sehari setelah kepergian Ella ke Singapura, Rion kembali mendatangi rumah sakit dan tidak menemukan Ella masih dirawat disana. Dan hampir seminggu ini seluruh rumah sakit ia datangi untuk mencari keberadaan Ella. Tapi hasilnya tetap nihil, meminta kejelasan dari Ririn dan Dzaki pun tidak membuahkan hasil. Mereka tetap bungkam tentang keberadaan sekaligus kondisi Ella saat ini. Rion hampir putus asa mencari Ella selama ini. Tapi ia tetap bertahan jika memang ini jalan yang harus ia lalui untuk berbahagia dengan Ella satu hari nanti.

Suatu hari Rion memantapkan hatinya untuk menemui Adlan, mertuanya. Ia yakin jika Adlan tahu keberadaan Ella. Walaupun ia akan menerima semua kemurkaan Adlan asalkan dia bisa menemui Ella.

"Sore pa..apa kabar pa..??" Sapa Rion saat melihat Adlan sedang berada diruang tengahnya

Adlan menatap malas melihat Rion yang datang menemuinya. Ia yakin kedatangan Rion hanya untuk menemui Ella. Seketika amarahnya pun meledak di dalam hatinya, andai saja putri kesayangannya itu tidak begitu mencintai laki-laki di depannya ini, mungkin Adlan akan memukuli Rion sampai meregang nyawa.

Tapi saat melihat sorot mata Ella yang terpancar penuh dengan cinta ketika ia membahas tentang Rion membuatnya mengurungkan niat. Ia tidak ingin Ella sedih melihat orang yang ia sayangi luka parah dan meregang nyawa ditangan papanya.

"Ada apa kamu kesini" ucap Adlan dingin
Rion mendekati Adlan dan menatap dengan penuh harap agar Adlan bisa memaafkannya.

"Maafin Rion, pa. Rion memang tidak berguna sebagai seorang suami yang Ella inginkan. Maafin Rion pa..” Adlan menatap Rion dengan malas.

"Lebih baik kau minta maaf kepada Ella bukan papa. Papa kecewa sebenarnya dengan Ella, tapi papa juga tidak bisa marah dengannya.."

"Pa, dimana Ella pa? Rion mau meminta maaf dengannya dan aku ingin memulainya dari awal.."

Adlan menghela nafas beratnya. Ia pun berdiri dan melangkahkan kakinya menuju ke teras rumahnya. Rion mengikuti langkah mertuanya, ia melihat raut wajah Adlan berubah menjadi muram.

"Ada apa sebenarnya pa??" tanya Rion penasaran

Adlan menatap Rion dan menekan bahunya pelan.

"Lebih baik kamu tidak menemui Ella lagi. Papa minta, sebaiknya kamu menceraikan Ella saat ini. Papa tidak mau kamu dan Ella sama-sama kecewa.."

Seakan tersambar petir ketika sang mertua menyuruhnya untuk mengakhiri pernikahan mereka. Sebegitukah kecewanya Adlan kepada dirinya, Rion menatap dengan harap agar Adlan tidak meminta hal itu. Ia tidak akan menceraikan Ella sampai kapan pun. Walaupun Adlan tetap melarangnya, Rion akan tetap berjuang sampai kapan pun.

"Aku tidak akan melakukan itu pa. Sebenarnya apa yang kalian sembunyikan dariku. Kenapa semuanya seakan menutupi sesuatu yang tengah menimpa Ella. Ada apa sebenarnya pa, aku ini masih suami sah Ella tapi disini yang terlihat bodoh hanya aku. Papa tolong kasih tahu apa yang papa sembunyikan.." desak Rion

"lebih baik kamu pulang Rion, sebelum papa melakukan hal kasar" gertak Adlan

"Nggak pa.. aku nggak akan pulang sebelum bertemu dengan Ella" kekeuh Rion

"Terserah. Kamu tidak akan menemukan Ella disini. Dan yang harus kamu ketahui Ella tidak mau menemuimu lagi. Sekarang ia sudah bahagia dengan pilihannya sendiri. Jadi papa minta cepat ceraikan Ella" final Adlan

Adlan meninggalkan Rion yang masih bersi kekeuh untuk meminta Adlan memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi. Rion meluapkan emosinya dengan memukul tembok yang berada disampingnya. Kenapa sesusah dan sesulit ini menemukan keberadaan Ella.

Rion pun melangkahkan kakinya menuju ke apartementnya, ia akan memikirkan cara apa yang akan ia gunakan untuk mengetahui keberadaan Ella.

"Haloo..lo bisa bantuin gue. Gue butuh bantuan anak buah lo buat cari keberadaan istri gue. Gue butuh bantuan lo, makasih Dearon" Rion mematikan sambungan telponnya

Rion meminta bantuan Dearon untuk mencari keberadaan Ella. Dearon memang banyak memiliki koneksi diberbagai kota bahkan diluar negeri sekalipun. Dan memiliki beberapa detektif swasta yang handal. Semoga salah satu detektif Dearon bisa menemukan Ella, harap Rion dalam hati.

Rion membuka pintu apartementnya dengan malas. Diruangan ini banyak sekali kenangan Ella, Rion menuju ke kamar Ella yang dulu pernah Ella tempati sebelum Ella pindah ke kamarnya. Rion duduk ditepi ranjang ukuran big sizenya. Rion menatap seluruh ruangan yang berada dikamar tersebut, dan pandangan terhenti disebuah nakas yang memberi celah sedikit dan menampakan sebuah benda yang membuat Rion penasaran. Ia pun segera membuka laci nakas tersebut dan sebuah botol obat keluar dari dalam.

"Obat apa ini??" ucap Rion dan mengambil botol tersebut

Seingatnya dia tidak pernah membeli atau mengonsumsi obat tersebut. Dan sepertinya obat ini cukup langka dan jarang melihat jenis obat ini.

"Apa ini punya Ella. Tapi jenis obat apa yang dia konsumsi.." Rion segera membawa obat tersebut dan membawanya kesebuah apotik didekat apartementnya.

Rion memarkirkan mobilnya disebuah apotik yang buka 24 jam didekat apartementnya. Ia pun segera menanyakan kepada salah satu penjaga apotik tersebut tentang obat itu.

"Ini obat buat penderita kanker pak dan diapotik kami tidak menyediakan ini. Bapak bisa mendapatkan ini langsung dirumah sakit, karena obat ini tidak dijual secara bebas.." terang penjaga apotik

"Kanker??" ucap Rion belum percaya dengan apa yang ia dengar

"Iya pak, lebih lanjutnya bapak bisa bertanya di rumah sakit. Pasti disana tersedia.."

Rion pun menuju ke rumah sakit, ia ingin lebih jelas mengetahui tentang kegunaan obat tersebut. Dalam hatinya ia berharap jika obat ini hanya berupa vitamin, jangan sampai apa yang ia takutkan terjadi. Ia tidak mau kehilangan Ella. Rion berlari menemui seorang dokter yang ia sangat kenal dirumah sakit ini.

"Lunnaa.."

Teriak Rion saat melihat seorang dengan jas putih sedang berbincang dengan perawat pun menoleh ke sumber suara. Dia melambaikan tangannya saat tahu siapa pemilik suara itu. Rion berlari mendekatinya.

"Kenapa Ri, tumben kesini.." tanya Lunna saat Rion sudah berada di dekatnya

Rion mengatur nafasnya saat ia sudah berada di dekat Lunna. Perawat yang tadi berbincang dengannya pun sudah berjalan duluan meninggalkan Lunna. Rion menyerahkan botol yang sejak tadi ia pegang kepada lunna.

"Ini punya lo??" tanya Lunna

"Bukan. Gue Cuma mau tanya ini jenis obat apa??" tanyanya

Lunna memperhatikan botol obat yang Rion berikan tadi.

"Ini obat untuk penderita kanker. Dan gue rasa ini penderita Leukimia. Lo dapet ini dari mana??" tanya Lunna

"Gue nggak yakin tapi firasat gue bilang ini punya istri gue, Leukimia Lun??" ucap Rion lemah

Bayangan akan penderitaan yang dialami Ella selama ini membuat Rion meringis dalam hati. Jadi selama ini ia menyembunyikan penyakitnya dari dirinya. Betapa kejam hati Rion yang masih saja membuat Ella bersedih seperti akhir-akhir ini.

"Iya, lo pernah lihat nggak istri lo sakit kepala, mimisan, sering pingsan, atau semacam lebam gitu??"

Lebam?? Rion ingat jika ia pernah melihat lebam ditubuh Ella. Tapi kalau sakit kepala, mimisan, atau gejala lain ia tidak pernah tau, atau memang Ella menyembunyikan darinya. Apa diluar sepengetahuannya Ella mengalami tanda-tanda seperti ini, Rion tidak tahu.

"Gue ingat, istri gue badannya penuh dengan lebam. Tapi gue belum yakin kalau Ella menderita Leukimia" ucap Rion berharap apa yang ia lihat selama ini bukannya mengarah kesana

Ngk tahu gimna perasaan Rion, dia pasti hancur bnget. Em... Gimana nih, apa Ella bakalan sembuh dan bisa kembali ke Rion??
Atau malah bahagia bersama Aaron?
Kepoin langsung yuk, soalnya di part berikutnya akan ada adegan yang tidak disangka2😁😁

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang