Perangkap

2.1K 61 0
                                    

"Hallo sob..apa kabar lo. Baru kelihatan nih..mentang-mentang udah jadi bos besar jadi lupa sama gue.." salah satu teman Rion yang selalu ia ajak saat pergi keclub.

Malam ini memang Rion sedang pergi ke club temannya. Dearon. Mereka memang bersahabat sejak SMA dan dengan Dearon inilah Rion sering bertemu karena memang satu kota. Adalagi sahabat Rion yang sekarang sedang bekerja di Singapura sebagai dokter ahli kanker.

"Maaf bro..emang gue sibuk banget akhir-akhir ini. Lagi banyak kerjaan.."

"Mana Aurel. Nggak lo ajak??"

"Nggaklah, gue nggak bakalan bawa calon istri gue ke sarang macan kelaperan.." ucap Rion dengan kekehan
Mereka berdua pun terkekeh bersama.

Sudah cukup lama Rion tidak datang di club Dearon. Karena selain pekerjaan yang menumpuk, Rion juga tidak akan datang ke club jika hatinya tidak dalam mood yang baik. Dia akan lari kesini jika ia benar-benar bosan dan marah.

"Lepasinn nggaakk.."

Teriak salah satu wanita dimana suaranya sangat dikenalinya. Dan saat Rion mencari sumber suara itu, ia melihat Ella yang sedang dijahili oleh bebarapa cowok hidung belang. Rion pun mulai mendekati mereka.

"Ayolah lo pasti seneng dengan kita. Kita bakalan nikmati surganya dunia honney.." ucap salah satu dari mereka

"Aku tidak mau. Pergi sana.." usir Ella

Bukannya pergi ketiga cowok tersebut pun semakin mendekatinya dan salah satu diantara mereka memeluk tubuh Ella dengan paksa. Ella meronta untuk dilepaskan tetapi mereka seakan tuli. Dan saat cowok yang tengah memeluk Ella mulai mendekatkan wajahnya kewajah Ella sebuah tangan mendorong cowok tersebut sampai jatuh tersungkur.

Buukk!!

"Kalian tidak dengar. Dia sudah mengusir kalian apa kalian tidak mendengarnya.." ucap Rion tegas

Saat ini Rion sudah berada didepan Ella, ia seakan melindunginya dari ketiga cowok hidung belang ini. Cowok yang tersungkur tadi pun sudah berdiri dan mendekati Rion dan bersiap untuk menyerang Rion. Dengan cepat Rion menghindarinya dan memukul ketiga orang tersebut sampai babak belur.

Mungkin jika tidak dipisahkan oleh bodygard yang ada di club tersebut mungkin Rion akan membunuh ketiga cowok tersebut. Teriakan Dearon dan Ella tidak dihiraukan oleh Rion. Pergulatan tersebut pun akhirnya bisa dilerai, ketiga bodygard itu menahan Rion dan membawa keluar ketiga cowok tersebut.

"Kak Rion nggak apa-apa kan??" Tanya Ella yang ketakutan

Ella meraba pipi dan sudut bibir Rion yang sedikit membiru akibat pukulan ketiga cowok brengsek itu.

"Nggak apa-apa La. Kamu kok bisa disini ?? Ini tempat kan nggak baik buat cewek kayak kamu. Apa lagi kamu sendirian kan.." ucap Rion

Ella pun menundukan kepalanya ia takut jika Rion akan memarahinya. Rion yang tahu ketakutan Ella pun merangkul pundak Ella dan menghelanya keluar dari tempat itu.

"Ron gue cabut dulu ya. Maaf udah bikin keributan.." ucap Rion saat berpapasan dengan Dearon

"Biasa ajalah sob. Ya udah hati-hati dijalan.." seru Dearon

Kini Ella dan Rion sudah berada didekat mobil Rion. Rion masih menatap Ella yang masih ketakutan. Rion yang menatap busana Ella yang sedikit terbuka pun menutupnya dengan jas milikinya.

"Pakai ini.." ujar Rion menyerahkan jas miliknya

"Makasih kak. Ella nggak tahu jika nggak ada kakak disini mungkin Ella.."

"Sssttt..nggak usah dipikirin. Sekarang kakak anterin kamu pulang ya.."

"Jangan kak. Ella takut jika papa sama mama tahu Ella pulang malam, mereka pasti marah dengan Ella" ucapa Ella dengan mata berkaca-kaca menahan air matanya yang akan jatuh

"Emm..oke.Tapi kakak harus bawa kamu kemana??"

Ella menggelengkan kepalanya dia juga bingung harus kemana. Pulang pun tidak mungkin mau tidur di cafe pasti tidak terpikir olehnya, karena masih dalam kasus pengembalian hak milik dan balik nama. Ella yang diam saja dan kebingungan harus tidur dimana membuat Rion juga mulai berpikir.

"Ya sudah kamu ikut kakak ke apartement kakak saja. Disana ada kamar kosong jadi nggak apakan kalau kamu tidur di apartement kakak??" Ucap Rion

Ella seakan berpikir untuk menerima ajakan Rion.

"Kamu tenang aja kakak nggak bakalan berbuat apa-apa kakak janji. Sekarang ayo kita pulang.."

Ella dan Rion pun sudah masuk ke dalam mobil Rion dan melaju dengan kencang menuju ke apartement Rion yang berada di jantung kota. Dalam waktu sepuluh menit saja Rion sudah sampai diapatementnya.

"Nah..kamu tidur dikamar ini ya. Kalau perlu apa-apa kamar kakak ada disamping" ujar Rion sesampainya mereka didalam ruangan

"Makasih kak.."

Rion pun membalasnya dengan senyuman dan dia masuk ke dalam kamarnya. Ella juga masuk ke dalam kamarnya dan mulai menjalankan aksinya untuk membuat rencananya berjalan mulus. Saat tengah malam Ella menuju ke dapur untuk membuat coklat panas.

Inilah kebiasaan dia jika ia tidak bisa tidur dimalam hari. Saat ia sedang menikmati coklat panasnya, Rion keluar dari kamarnya dan melihat Ella sedang duduk dipantri dapurnya.

"Belum tidur.."
Kata Rion membuat Ella sedikit terlonjak kaget.

"Maaf kalau kakak mengagetkanmu.." ujarnya lagi dan duduk didekat Ella

"Nggak kok kak. Kakak mau minum coklat panas?" Tawar Ella

"Sepertinya enak.."

Ella pun membuatkan secangkir coklat panas dan menyajikannya didepan Rion. Mereka berdua pun menikmati minuman mereka masing-masing dan larut dalam obrolan.

"Aaahh..kepalaku" Rion mengerang saat kepalanya bertdentum nyeri

"Kenapa kak??" Tanya Ella cemas melihat Rion mengeras kesakitan

"Kepalaku sakit. Mungkin kakak kurang tidur" ucap Rion yang masih merasakan kesakitan dikepalanya yang semakin nyeri

"Ya sudah biar Ella bantu kakak ke kamar ya"

Ella pun memapah Rion yang mulai sempoyongan kekamarnya. Rion merebahkan tubuhnya dikasur, dibantu Ella yang menyelimuti tubuh Rion.

"Kakak istirahat aja ya. Ella ke kamar dulu"

Rion membalasnya dengan anggukan dan senyuman. Kepalanya memang benar-benar pusing sampai semuanya menjadi gelap. Ella yang berdiri didepan pintu kamar Rion pun segera membuka kembali pintu itu dan masuk ke dalam sana.

"Maafkan Ella, kak. Mungkin setelah kejadian ini kakak akan membenciku selamanya. Maafkan aku.." lirih Ella

Ella memantapkan hatinya untuk menjalankan misinya. Semua perkataan Ririn selalu memenuhi otaknya, Ella pun segera mengusir pikiran itu dan mulai melanjutkan aksinya. Dan besok adalah hari terburuk untuk Aurel dan Maharani. Setelah ini Rion akan menjadi milikinya sebagai alat balas dendam.

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang