Kesepakatan

1K 34 0
                                    

Rion segera mendekap tubuh Ella dengan lembut. Akhirnya Ella sadar juga, dan membuat hari dimana Rion meninggalkan Ella semakin dekat. Rion mengecup kening Ella lembut dan lama. Mencoba meresapinya dalam hati Rion.

"Kak.."

Ucap Ella membuat Rion tersadar jika ia terlalu lama mencium kening Ella. Rion pun menjauhkan dirinya dan melepaskan pelukannya. Membuat Ella menahan tawa melihat Rion yang salah tingkah.

"Maaf La, aku senang banget lihat kamu bangun.."

"Iya kak. Em.. siapa yang mendonorkan sumsum tulang belakang untuk aku?" Tanya Ella yang penasaran

"Em..Aurel yang menjadi pendonor"

Ella menatap Rion dengan pandangan tidak percaya bagaimana bisa Aurel yang sangat membencinya mau menjadi pendonornya. Ella meminta Rion untuk bertemu dengan Aurel dan mengucapkan terimakasih. Karena keadaan Ella yang tidak memungkinkan turun dari ranjang akhirnya Rion menemui Aurel dan mengajaknya ke kamar Ella.

"Makasih kak. Kakak sudah menolong Ella, aku yakin kalau bukan kakak yang menolong, hidupku mungkin aku sudah pergi. Andai saja aku bisa memberi apapun yang kak Aurel mau, aku rela kak" ujar Ella

Aurel tersenyum sinis mendengar perkataan Ella yang menurutnya hanya bualan belaka. Andai saja dia tahu kesepakatan yang dibuat oleh Aurel dan Rion mungkin detik ini juga Ella akan menangis darah dan bersujud dikakinya. Tinggal menghitung bulan saja Rion akan meninggalkan Ella selamanya, dan kembali bersama Aurel. Mungkin ini sudah kehendak alam menghukum Ella.

"Tidak perlu seperti itu La. Gue juga seneng lihat lo sembuh"

Rion menatap Aurel yang tersenyum menang kearahnya. Seakan mengatakan jika hari kebersamaannya dengan Ella akan segera berakhir. Rion membuang mukanya kesembarang arah saat Aurel semakin menertawakan kemenangannya.

Ella menatap kearah Rion yang sepertinya sedang melamun. Sudah hampir setengah jam setelah kepergian Aurel, Rion menjadi dingin dan sering melamun. Ella yakin jika ada masalah serius yang dipikirkan suaminya. Dengan lembut Ella menggenggam tangan Rion dan membuat Rion tersentak kaget.

"Kakak ada masalah??"

Rion menatap Ella dengan senyum palsunya. Semoga Ella tidak melihat kegundahan hatinya saat ini.

"Nggak sayang. Aku nggak papa, oh iya ini sudah waktunya kamu minum obat. Aku siapin dulu ya.."

Rion beranjak dari kursi yang berada disamping ranjang. Dengan cepat Ella menahan tangan Rion dan menatap Rion seakan meminta penjelasan dengan apa yang sedang Rion pikirkan.

"Kakak kenapa? Aku punya waktu buat dengerin semuanya kak" ucap Ella masih menatap punggung suaminya

Apa kamu yakin La, kalau aku menceritakan semuanya apa kamu sanggup kehilangan aku. Jujur La, aku sedang dilema saat ini, tapi aku sudah memutuskan mengambil kesepakatan yang benar. Dengan kesembuhanmu aku masih bisa menatap wajah dan senyummu dari kejauhan walaupun ragamu tidak bisa aku miliki.


"Kak Rion ada apa sebenarnya? Jangan ada yang disembunyikan kak. Kita akan menghadapinya berdua.."

Rion membalikan tubuhnya dan mendekap tubuh Ella dengan erat. Dia tidak mungkin sanggup jika harus mengatakannya sekarang. Biar waktu yang menentukan kapan waktu yang tepat untuk mengatakan semuanya.

"Nggak ada apa-apa sayang. Aku baik-baik aja kok, kalau kakak ada masalah pasti akan berbagi denganmu. Jangan pikirkan aku ya, suamimu ini nggak mau kamu kepikiran dengan semua yang terjadi. Aku Cuma mau kamu sembuh.."

"Beneran kakak nggak ada sesuatu yang disembunyiin?" tanya Ella sekali lagi

Rion melepaskan pelukannya dan mengangkat dagu Ella agar bisa menatap wajahnya. Rion menatap mata Ella dengan lekat.

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang