Mengagumi

1.6K 47 0
                                    

Seakan mereka yang berada di ruangan itu merasakan hawa dingin yang Rion keluarkan membuat Aurel semakin bergidik ngeri. Mungkin ia harus mengakhiri semuanya sekarang. Dan mau tidak mau ia harus menerima kekalahan di depan Ella. Tapi ia masih akan berjuang untuk merebut miliknya kembali, dengan cara yang lebih tepat dan tentunya dengan cara halus.

Tanpa banyak berpikir Aurel memilih keluar dari apartement Rion.
Sejak kepergian Aurel membuat Rion menatap Ella yang masih mematung ditempat dimana ia berdiri tadi. Tanpa mengucapkan sepatah kata pun Rion melewati Ella menuju kamarnya. Ella yakin jika Rion membutuhkan waktu untuk sendiri. Dan ia pun menghargai itu, untuk mengusir rasa penat yang cukup menguras energinya hari ini Ella sudah berkecimpung di dunianya. Dunia masak.

Dan malam ini ia akan memasak beberapa masakan sekaligus mengenalkan menu barunya. Ia juga tidak lupa untuk melakukan kegiatan seperti biasa yang selalu ia lakukan. Sudah tiga hari ini Ella tidak membagi makanan dengan para satpam dan gelandangan yang lewat didepan apartement ini. Dan hari ini walaupun pusing dikepalanya masih bisa diajak untuk bekerja sama, ia akan mulai melakukan kegiatan berbaginya.

Setengah jam sudah berlalu, Ella sudah menyiapkan sepuluh kotak nasi dengan isi lauk yang ia masak. Kesepuluh kotak itu pun ia masukan kedalam kantong yang selalu ia gunakan untuk membagikan makanan. Setelah merapikan dapur dan menyiapkan makan malam untuk Rion, ia kemudian mulai dengan kegiatannya.

"Malam bu Ella.." sapa Kirno

"Malam pak Kirno, loh sendirian aja mana pak Rudi sama pak Didit biasanya mereka nemenin bapak??" Mata Ella masih mencari keberadaan Rudi dan Didit yang selalu berjaga dengan pak Kirno

"Biasa bu lagi keliling. Nah itu mereka bu.." ucap Kirno sambil menujuk kearah belakang Ella

"Eh..ada bu Ella. Malam bu.." sapa Didit

"Oh..iya pak ini saya tadi masak menu baru buat cafe saya. Nah dicobain ya pak.." Ella membagikan ketiga kotak tersebut kepada Kirno, Didit, dan Rudi

Mereka bertiga pun seperti biasa setiap mendapat makanan dari Ella mereka juga membantu Ella membagikan nasi kotak kepada pemulung dan anak jalanan yang lewat didekat apartement ini. Selesai membagikan semua kotak makanannya Ella kembali ke apartement Rion.

Setibanya disana, Ella melihat makan malam Rion belum tersentuh sama sekali. Dan membuat nalurinya mengatakan ia harus mengantarkan makan malamnya ini kepada Rion. Karena Ella tidak ingin Rion sakit.

"Kak aku udah masakin. Ini menu baru aku di cafe, aku harap kakak suka ya.." ujar Ella tenang dan meletakan nampan itu dinakas samping tempat tidur Rion.

Rion yang masih asik dengan pekerjaannya tidak mengindahkan omongan Ella. Matanya masih terfokus didepan layar laptopnya. Ella sudah merebahkan dirinya disamping Rion dan menatap wajah Rion dari samping. Ada rasa senang saat bisa menatap wajah suaminya seperti ini. Walaupun wajah yang ditampilkan Rion adalah wajah yang serius, namun membuat Ella semakin mengagumi Rion.

Rion tidak menyadari jika ada sepasang mata indah yang tengah memperhatikannya dengan tatapan memuja. Mungkin jika ia melihat apa yang tengah dilakukan Ella pasti ia akan melakukan hal yang sama seperti yang ia lakukan saat menatap Ella yang tengah tertidur pulas. Hampir setiap malam Rion terjaga dari tidurnya dan selalu memperhatikan wajah Ella yang tengah tertidur dipelukannya. Seperti satu malam yang terjadi beberapa minggu lalu.

Rion terbangun saat ia merasakan ada sesuatu yang bergerak didadanya. Dan saat ia membuka matanya betapa ia terkejut melihat Ella dengan nyamannya tidur bersandarkan dadanya dan yang lebih membuat Rion lebih terkejut lagi adalah ia mendekap tubuh Ella dengan kedua tangannya. Dan hal yang ia rasakan adalah kehangatan dan rasa geli saat terpaan nafas Ella mengenai kulit dadanya yang saat itu ia memang tidak memakai baju. Hanya celana bokser yang ia kenakan. Seakan larut dengan tindakan Ella, Rion tidak berusaha untuk melepaskan dirinya dari Ella. Ia membiarkan posisi mereka seperti itu sampai subuh menjelang.

Dan saat melihat Ella yang damai didalam tidurnya ia mulai mengagumi paras Ella. Ia lebih suka jika mata Ella terpejam seperti ini dan ia akan sangat suka jika mata itu terbuka dan menampilkan sorot yang penuh dengan cinta. Rion menggelengkan kepalanya saat menyadari aksi bodohnya yang berharap bisa melihat sorot mata Ella yang penuh dengan cinta. Selama ini yang ia lihat hanya kejahatan dan kedengkian yang selalu tersorot dimata indah itu. Terkadang Rion juga menyalahkan kenapa tuhan menciptakan mata seindah itu hanya untuk memberikan sakit hati dan kepedihan orang lain. Andaikan sorot mata itu bisa saja berubah meneduhkan siapa saja yang mampu menyelaminya mungkin Rion akan melakukannya. Ia akan menyelami berapa dalamnya kesejukan itu ia dapatkan dibalik sorot mata Ella.

Rion merasa jika dirinya kini mulai tidak sejalan dengan tindakannya. Ia selalu menyalahkan tindakannya setiap setelah Ella dan dirinya beradu mulut seperti biasa, bahkan Rion sendiri terkadang merasa dirinyalah yang salah setiap mereka perang mulut.

Rion masih belum menyadari jika sepasang mata tadi sudah mulai redup. Dan pemilik mata itu pun akhirnya menyerah dan memilih untuk menghentikan aksi mengagumi seseorang yang berada di depannya. Kedua mata itu pun tertutup dengan rapat dan menyelami ke dalaman mimpinya, berharap bermimpi indah. Rion memalingkan wajahnya dari benda persegi panjang yang masih menyala terang itu kearah dimana ia bisa menemukan pemandangan yang selalu ia pandangi setiap malam. Ia memperhatikan wajah Ella yang sudah tertidur dengan pulas disampingnya. Rion pun mematikan laptopnya dan memcoba melihat isi nampan yang Ella bawakan. Seketika air liurnya membasahi kerongkongannya, dengan perlahan ia memakan apa yang sudah disajikan Ella.

Setelah selesai memakan habis makan malamnya Rion pergi kekamar mandi. Saat ia sedang menggosok giginya mata Rion menangkap sesuatu dilubang pembuangan yang berada didekat lantai kamar mandinya. Selesai menggosok gigi Rion mendekati benda yang membuatnya penasaran dan memunggutnya dengan tangan. Saat ia tarik benda hitam tersebut baru ia menyadari jika itu adalah rambut. Dan rambut itu adalah rambut Ella karena memiliki panjang yang sama dengan panjang rambutnya. Yang membuat Rion bingung, kenapa rambut Ella bisa rontok sebanyak ini. Rion pun membuang rambut itu ketempat sampah yang ada dikamar mandi. Ketika ia sudah kembali kekamarnya dan menatap tubuh Ella yang tidak tertutup selimut.

Selama ini Ella selalu tidur menggunakan baju tidur berbahan tipis. Entah apa maksudnya menggunakan pakaian macam itu Rion tidak mau ambil pusing. Dan saat ia ingin menyelimuti tubuh Ella, ia menangkap sesuatu dibagian punggung dan ditengkuk Ella. Rion memusatkan kedua matanya untuk lebih jelas melihat apa yang sedang ia pasati.

"Lebam.." lirihnya

Rion menjauhkan tubuhnya dari Ella saat Ella mengubah posisi tidurnya. Rion masih bingung dari mana Ella mendapatkan lebam seperti itu. Kenapa ia tidak menyadari jika lebam itu hampir ada disetiap tubuh Ella. Rion pun akhirnya memilih untuk diam saja ia tidak mau jika Ella menuduhnya menatap tubuh Ella saat ia tertidur. Jika itu terjadi maka Rion bisa bayangkan betapa marahnya Ella. Ia tidak mau hari-harinya muram dipenuhi dengan amarah Ella.



Sakit sih...
Hanya satu pihak saja yg mencintai, tapi tetep semangat Ella. Buat Rion menyesal dalam hidupnya...

Nikah Paksa (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang