44. Masalah Baru

2.2K 237 103
                                    

Empat puluh hari sudah semenjak kepergian Taehyung, yang artinya, masa berkabung keluarga Im telah berakhir.



Semua berkumpul di rumah Rio, semenjak baby Sam hadir, para grandma dan grandpa tak bisa pisah lama-lama dari cucu nya, pusat dunia mereka seolah kini berada di rumah Rio.


Sang daddy sedang membawa putri nya untuk berjemur pagi itu, para orang tua di dalam membongkar hadiah yang mereka bawakan untuk dipamerkan pada Rose yang Jisoo, padahal baby Sam baru berusia sepuluh hari, tapi mainan koleksi nya sudah memenuhi kamar.


Urusan anak, Seo mommy tentu lebih berpengalaman, karena ia memiliki dua putra yang semua ia asuh sendiri, dan sekarang ia tengah mengajari Rose dan Jisoo cara memandikan bayi nya di kamar baby Sam, dan setelah berdandan cantik, Jisoo pun menidurkan nya sambil memberi nya botol, yang lain kembali ke bawah untuk sekedar bercengkerama sampai menjelang siang.




Kriing. . .



Ponsel Yoong daddy berdering, mantan manager Taehyung menelpon nya.




"Hallo"




"Hallo tuan Im, maaf mengganggu hari libur anda"




"Ya?"




"Begini, tuan Kwon Jiyoung, pemilik team yang di bela mendiang Taehyung, mengundang anda dan nyonya, untuk makan bersama di restaurant Delta Fancy siang ini" beritahu sang manager, mendengar penuturan nya, Yoong pun melirik sang istri yang sedang sibuk membahas masa muda mereka bersama Tiffany.




"Baiklah, sampaikan salam ku pada beliau dan ucapan terima kasih atas undangan nya, dan kami pasti akan hadir" jawab Yoong, sambungan telpon pun kemudian dimatikan.



"Yeobo, ayo kita pulang, aku ada undangan hari ini" ujar Yoong memotong obrolan istri nya dengan perasaan gusar, entah kenapa hatinya tiba-tiba merasa tak enak setelah menerima telpon dari mantan manager Taehyung.




"Undangan apa oppa?" Tanya Seo mommy mengerutkan kening nya, karena tak biasanya sang suami akan memberitahu nya secara mendadak begini.





"Makan siang dari salah satu rekan ku, ia baru saja menelpone, ayo kita bersiap-siap dulu" jawab Yoong.



"Baiklah, Rio, Rose daddy dan mommy pulang dulu ne, oppa, unnie, aku duluan" pamit Seo mommy.


Kegelisahan Yoong tertangkap jelas di netra sang istri, saat keduanya dalam perjalanan pulang untuk bersiap-siap.





"Oppa apa yang terjadi sebenar nya?" Selidik Seohyun.




"Tuan Kwon yang mengundang kita untuk makan siang, dan entah kenapa undangan ini membuat ku merasa tak enak" jujur Yoong.





"Tenang ne, mungkin ia hanya ingin mengucapkan bela sungkawa saja secara pribadi" tebak Seo




"Tidak mungkin, dia sudah datang sendiri waktu itu" Yoong mematahkan tebakan sang istri, Seo jadi ikut berpikir keras.





"Ayo kita ganti baju dulu, baru kita berangkat" ajak Yoong begitu sampai di rumah mereka.




Setengah jam berlalu, Seo dan Yoong telah selesai bersiap dan berangkat menuju Delta Fancy Restaurant, mereka tak terlihat seperti pasangan kakek nenek, meski sudah memiliki seorang cucu, begitu sampai, mereka di sambut oleh pengawal Jiyoung untuk membawanya ke lantai atas, ruang meeting yang telah disewa.




"Silakan masuk tuan" ujar nya membuka kan pintu, Yoong dan Seo pun masuk, tatapan mereka bertemu pandang dengan seorang pria berusia diatas empat puluhan tahun dan seorang gadis berusia sekitar dua puluh tiga tahun, mereka terlihat sangat mirip, dingin dan bermata tajam.

"Silakan masuk tuan" ujar nya membuka kan pintu, Yoong dan Seo pun masuk, tatapan mereka bertemu pandang dengan seorang pria berusia diatas empat puluhan tahun dan seorang gadis berusia sekitar dua puluh tiga tahun, mereka terlihat sangat mirip, d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jiyoung dan Jennie pun langsung berdiri, menyambut kedatangan kedua orang tua mendiang Taehyung.



"Tuan" sapa Yoong daddy menyalami Jiyoung.



"Selamat datang tuan Im, kenalkan ini putri tunggal ku, Kwon Jennie" balas Jiyoung memperkenalkan putri nya dengan pasangan Im.





"Mari, silakan duduk, kita makan siang terlebih dahulu, ayo silakan, jangan sungkan" ujar Jiyoung, Seo dan Yoong saling melirik tak enak.




"Daging wagyu disini adalah yang terenak di Seoul, ayo silakan coba" Jiyoung terus berbasa-basi, dan kedua orang tua Taehyung pun hanya bisa terdiam, entah kenapa mereka seolah tak punya keberanian untuk ikut berbasa basi.




"Bagaimana bisnis pengiriman disaat seperti ini tuan Im?" Tanya Jiyoung sambil menyesap white wine nya.




"Tentu saja tak seramai dulu tuan" jawab Yoong.




"Team kami pun juga mengalami penurunan sponsor" balas Jiyoung.




"Dan membicarakan tentang team motogp, ada yang ingin aku bicarakan dengan kalian mengenai mendiang Taehyung" ujar Jiyoung to the point.



Jantung Yoong langsung berdebar cepat, dan gelisah, Seo lalu meraih tangan kanan sang suami dan menggenggam nya dibawah meja, seolah ingin membagi kekuatan.




"Ada apa dengan almarhum putra ku?" Tanya Seo penasaran, juga cemas.




"Dia telah menghamili putri ku"




Duar




Yang ditakutkan Yoong pun terjadi, ia takut akan mendengar kabar yang tak di harapkan, dan itu benar, debgan wajah terkejut nya, pasangan Yoonghyun langsung menatap Jennie, yang hanya bisa menunduk takut, juga malu.





"Jennie mengandung tiga bulan, aku tak mungkin menikahkan dia dengan pria lain, meski aku bisa, tapi aku tak mau putri ku akan menerima resiko jika menikah dengan pria asing, yang bisa saja akan mengungkit status anak nya nanti, dan menjadi pelampiasan ketika mereka tengah bertengkar" ujar Jiyoung.




"Dan aku meminta pertanggung jawaban kalian sebagai orang tua dari Taehyung, aku tak ingin cucu ku lahir tanpa memiliki ayah" tambah nya, kaki Young langsung melemah, tubuhnya terasa ingin luruh sekarang, dan Seo mommy? Ia sudah menangis, pikiran mereka kosong.




"Bagaimana bisa tuan? Putra ku satu-satu nya bahkan sudah beristri dua, bagaimana cara kami harus bertanggung jawab?" Tanya Yoong bingung tak mengerti.



"Aku tak mau tahu, yang jelas aku menunggu kabar baik dari kalian, dan jangan membuatku kecewa, karena akan fatal akibat nya" ancam Jiyoung.



Yoong dan Seo pun kemudian pamit, tapi sebelum mereka pergi.




"J-jennie-ahh, boleh mommy menyentuh nya?" Tanya Seo ragu, Jennie tergagap, tapi kemudian ia mengangguk, dan Seo semakin tak bisa membendung air matanya kala menyentuh perut Jennie yang masih rata, namun ada kehidupan disana.







#TBC





BerbagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang