61. Godaan Jennie

3.9K 302 48
                                    

Kelelahan bercerita membuat Rio akhir nya tertidur dikamar Jennie, wanita itu terus menatap wajah Rio yang nampak pulas.

"Pantas unnie dan Rose rela berbagi tentang mu, kamu menggemaskan" batin Jennie tersenyum sendiri, ia bukan nya tak tahu jika Rio semalam tidur sambil menahan libido nya, untuk seorang pria, Jennie tahu itu sangat menyiksa, tapi Rio dengan tenang ...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pantas unnie dan Rose rela berbagi tentang mu, kamu menggemaskan" batin Jennie tersenyum sendiri, ia bukan nya tak tahu jika Rio semalam tidur sambil menahan libido nya, untuk seorang pria, Jennie tahu itu sangat menyiksa, tapi Rio dengan tenang nya mampu menahan, bahkan sampai tertidur.




"Dan aku masih ingin tahu tentang kamu lebih dalam lagi" batin Jennie.



Rio menggendong baby Sam yang telah berusia enam bulan, dan kandungan Rose menginjak tiga bulan, serta Jennie yang sebentar lagi melahirkan, ia membawa kedua istri nya itu ke rumah sakit untuk chek rutin.



"Baby ikut grandma dulu ne, daddy harus menemani mama dan eomma" ujar Rio menggendong baby Sam menuju ke ruangan sang mommy.


"Minggu depan Jennie akan melahirkan, jadi bersiaplah ne" ujar dokter Hyo




"Sedangkan Rose, dia sehat, janin nya juga tumbuh dengan baik" lanjut nya lagi memberi tahu sang keponakan.

Dan sesampai di rumah, Rose menggendong baby Sam yang sudah tertidur pulas, dan Rio memapah Jennie memasuki rumah.


Hap



Junghwan yang sedang duduk dimeja makan menemani Jisoo menyiapkan hidangan pun langsung melompat turun dari bangku nya, menghampiri Jennie dan Rio.




"Biar Junghwan bantu noona" sambut nya, lalu ikut memegangi tangan kanan Jennie.



"Gumawo Junghwan-ie" balas Jennie tersenyum dengan perhatian pria kecil itu.

"Jadi, bagaimana?" Tanya Jisoo sambil meletakan piring berisi potongan daging babi diatas meja, Rio mendudukan Jennie bangku meja makan, lalu mengambil alih baby Sam untuk ia tidurkan di atas baby bounce yang berada disamping sofa depan tv

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, bagaimana?" Tanya Jisoo sambil meletakan piring berisi potongan daging babi diatas meja, Rio mendudukan Jennie bangku meja makan, lalu mengambil alih baby Sam untuk ia tidurkan di atas baby bounce yang berada disamping sofa depan tv.


"Semua baik-baik saja unnie, jadwalku melahirkan minggu depan" jawab Jennie.




"Aku juga baik-baik saja unnie, semua sehat" timpal Rose.




"Baguslah, kalian jangan terlalu capek ne, nah sekarang ayo kita makan dulu" ajak Jisoo bertepatan dengan Rio yang baru keluar dari dapur sambil membawa dua gelas susu hamil rasa coklat untuk Jennie dan strawberry untuk Rose.


Mereka pun makan bersama dengan tenang, Junghwan yang selesai lebih dulu pun memilih untuk memasuki kamar nya dan menyiapkan buku untuk sekolah besok.



"Malam ini kamu tidur dikamar ku lagi kan, Rio?" Tanya Jennie tiba-tiba.



"Uhuk. . . Uhuk. . ." Mendengar pertanyaan istri ke tiga nya itu pun Rio yang tengah minum tersedak, Jisoo dan Rose saling berbagi tatapan terkejut, karena setahu mereka, Rio tidak pernah masuk ke kamar Jennie dengan alasan, wanita itu adalah milik hyung nya, sementara wajah Rio sendiri terlihat takut dan gugup.



"Temani saja Rio-yaa, Jennie sebentar lagi melahirkan, kamu harus selalu ada untuknya disaat-saat seperti ini" tutur Jisoo yang takut terjadi sesuatu pada Jennie jika wanita itu tidur sendirian.



"Iyakan Rose?" Tanya Jisoo meminta persetujuan madu ke dua nya.




"Yaa unnie, agar ada yang membantu unnie jika tengah malam tiba-tiba menginginkan sesuatu" Rose dengan pikiran positif nya.



Rio ingin tidur dengan Rose sebenar nya malam ini, karena ia pun juga sedang hamil, dan semalam pun Jennie sudah ditemani nya, dan setelah semua nya masuk ke kamar, Rio berdiri di depan pintu kamar Jennie, ia ragu karena, istri ketiga nya itu selalu berhasil membuat ia gelisah, dengan tatapan nya, dan kesexyan tubuh nya meski tengah mengandung.




Ceklek




Rio membuka pintu, dan melihat Jennie sudah berbaring diatas ranjang nya, dengan baju dan posisi yang menggoda.

Rio menghela nafas diam-diam, seolah berusaha menetralkan debaran jantung nya, dan desiran yang memancing gejolak nya, Jennie tersenyum begitu melihat Rio masuk, ia menepuk-nepuk sisi kanan ranjang nya yang kosong, dan Rio pun kemudian berbaring d...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rio menghela nafas diam-diam, seolah berusaha menetralkan debaran jantung nya, dan desiran yang memancing gejolak nya, Jennie tersenyum begitu melihat Rio masuk, ia menepuk-nepuk sisi kanan ranjang nya yang kosong, dan Rio pun kemudian berbaring disamping Jennie, dan mereka pun saling berhadapan, berbagi senyum canggung, terutama Rio, yang dalam hati tentu bertanya "kenapa dengan Jennie yang tiba-tiba berubah manja dan selalu ingin ditemani nya ini?"




Jawab nya, Jennie terpengaruh oleh hormon kehamilan nya, yang libido dan emosi nya bisa naik turun tak karuan, menginginkan perhatian dari pasangan nya, dan selalu ingin jadi pusat perhatian, dan ia melakukan itu pada Rio karena memang pria itulah yang menjadi suami nya sekarang, meski di hati nya masih ada Taehyung, tapi Jennie harus berusaha untuk mulai menerima kehadiran Rio.







"Malam ini dingin bukan?" Jennie berusaha membuka obrolan.




"Iya, angin musim semi" balas Rio




"Lalu apa kamu tak ingin memeluk ku?" Tanya Jennie






Glek







Rio menelan ludah nya mendengar pertanyaan Jennie, dengan tangan bergetar Rio mulai melingkarkan lengan nya dipinggang Jennie dari belakang, dalam otak Rio ia sudah mendoktrin jika Jennie adalah milik hyung nya, jadi ia tak berani macam-macam kecuali menuruti segala kemauan Jennie ia harus melakukan nya.




Jennie tersenyum lucu, reaksi Rio membuat nya gemas, ia menikmati setiap moment canggung yang tercipta jika ia hanya berdua dengan Rio seperti ini, karena ada debaran-debaran menyenangkan yang menyertai nya, sementara Rio sendiri, tubuh nya mungkin bersama Jennie, tapi pikiran nya berisi Rose, yang semenjak pulang kembali, belum pernah ia temani lagi karena ia terpaksa menemani Jennie.



"Aku harus adil, Jennie tak boleh begini" batin Rio memutar otak mencari alasan agar besok bisa menghindari Jennie.






#TBC


BerbagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang