52. Memilih Pergi

3K 263 111
                                    

Rio terus tersenyum sepanjang perjalanan pulang ke rumah dari kantor nya, wajah Rose terus terbayang di ingatan nya, ia pun jadi bersemangat melangkah kan kaki nya menaiki tangga teras rumah nya.


Ceklek


Sepi



Hanya itu yang ia dapati, Rio pun memasuki ruang tv, dan menemukan Jennie duduk gelisah disana, wajah Jennie pun tak biasa, ada banyak rasa yang ia perlihatkan dari ekspresi nya, ia tak mengatakan apa-apa, dan hanya melirik ke arah dapur, seperti mendapatkan kode, Rio pun berjalan menuju ke arah dapur.



Deg


Pemandangan pertama yang ia dapati adalah pecahan gelas yang Jisoo lempar ke arah Rose tadi.



Dan pemandangan kedua adalah sang istri yang duduk memeluk lutut nya sambil terisak di depan rak piring.



"Soo-yaa" panggil Rio lirih, suaranya justru malah membuat Jisoo kini menangis meraung, marasakan sakit nya hati yang merasa terkhianati oleh perbuatan sang suami dan istri kontrakan nya.




"Sakit oppa, hati ini sakit" rancau Jisoo pilu, Rio tak mengerti, dia dengan wajah linglung nya pun berjalan mendekati sang istri.




"Apa maksud mu?" Bingung Rio yang memang tak tahu jika Rose tengah mengandung anak nya.



"Berhenti disitu oppa, aku tak mau di sentuh oleh seorang pengkhianat sepeti oppa!" Teriak Jisoo yang kemudian berdiri dari duduk nya.



"Siapa yang berkhianat?" Tanya Rio masih sabar karena belum tahu dengan maksud Jisoo.



"Aku merasa terkhianati oleh perbuatan oppa yang membuat Rose mengandung lagi" kata Jisoo dengan tatapan tajam nya.



"Rose hamil" beo Rio


"Dari awal oppa dan Rose tahu, jika hanya akan ada satu anak diantara kita, lalu apa ini? Kalian diam-diam bermain dibelakang ku, ku pikir oppa hanya mencintaiku, maka dari itu aku percaya oppa tak akan menyakiti ku, tapi aku salah" sesal Jisoo




"Oppa ternyata meniduri Rose dibelakang ku" lemah Jisoo, rasanya ia sudah tak memiliki tenaga lagi untuk marah.




"Dulu, aku sudah menolak ide mu tentang pernikahanku dengan Rose, dulu, seseorang juga telah memperingatkan mu tentang resiko nya, tapi apa kamu mau mendengar?" Tanya Rio dengan suara tenang nya.



"Jangan salah kan Rose yang mencintaiku, karena semua perasaan nya, muncul bukan atas rencana nya, tapi atas paksaan mu untuk menikah dengan ku, agar supaya kamu tahu, sampai detik ini, aku tak pernah merasa telah mengkhianati mu, aku hanya menjalankan kewajibanku sebagai seorang suami" lanjut Rio lagi, ia lantas keluar dari dapur menuju ke kamar nya.




Rio menoleh ke dalam kamar Rose yang pintu nya masih terbuka, lemari pakaian nya juga kosong, yang arti nya, wanita nya itu telah pergi, bersama dongsaeng nya.


Selesai mandi Rio lebih memilih berdiam diri di dalam kamar nya, pikiran nya sibuk memikirkan Rose yang entah berada dimana  dia sekarang, Rio pun hanya bisa menatap gambar nya yang menjadi photo profil kontak di ponsel nya.

Selesai mandi Rio lebih memilih berdiam diri di dalam kamar nya, pikiran nya sibuk memikirkan Rose yang entah berada dimana  dia sekarang, Rio pun hanya bisa menatap gambar nya yang menjadi photo profil kontak di ponsel nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku merindukan mu Rose, secepatnya, aku pasti akan menemukan mu" batin Rio.



Tok. . . Tok. . . Tok. . .



Jennie mengetuk pintu kamar suami nya itu, Rio pun heran, karena ia tahu itu bukan Jisoo, karena biasanya sang istri pertama itu akan langsung masuk tanpa mengetuk terlebih dahulu.


Ceklek


"Rio, makan malam sudah siap" beritahu Jennie, Rio pun akhirnya turun bersama istri ketiga nya itu, Jisoo melirik nya, tapi tak ada interaksi diantara mereka, Rio langsung ke dapur membuatkan susu hamil.



"Kamu belum minum ini kan" tebak Rio meletak kan segelas susu hamil rasa coklat di hadapan Jennie yang kaget karena Rio ternyata sedetail itu dalam memperhatikan nya, ia mengangguk tak enak melirik ke arah Jisoo yang mungkin saja akan cemburu, tapi wanita paling dewasa itu ternyata cuek saja.





Jennie meneguk susu hamil yang dibuatkan oleh Rio, sementara pria itu kembali ke kamar nya, tanpa mempedulikan Jisoo istri pertama nya, ketika melewati kamar istri pertama nya itu, Rio melihat baby Sam tertidur pulas diatas ranjang sendirian, ia pun lantas mendekatinya, dan membelai rambut sang putri.






"Daddy pasti bisa menemukan mama mu kembali, sabar ne" bisik Rio yang kemudian mengecup pipi sang putri sebelum keluar dari kamar sang istri pertama.





Dan keesokan hari nya

Rio terbangun seperti biasa, mandi lalu bersiap untuk berangkat ke kantor nya, tapi ketika ia hendak menyisir rambut nya, Rio menemukan sebuah map hijau di meja rias nya, ia mengerutkan kening nya, lalu membuka map itu.



Deg




Surat perceraian atas nama Rosseane Im dan Im Limario, dengan langkah santai meski hati nya terbakar amarah, Rio menuruni tangga menemui Jisoo yang sudah duduk dimeja makan bersama Jennie yang menggendong baby Sam, semenjak Rose tak ada, Jennie lah yang dititipi sang baby oleh Jisoo.




"Sampai kapan pun, aku tak akan pernah menceraikan wanita yang telah aku nikahi di hadapan Tuhan" ujar Rio tajam di hadapan Jisoo, sambil merobek surat cerai yang telah sang istri siap kan, Jennie terkejut.




"Kenapa sampai separah ini? Bukan kah mereka baik-baik saja? Lalu kenapa diantara mereka terlihat ada yang ingin memiliki Rio untuk diri nya sendiri? Siapa Rio?" Batin Jennie menatap pria yang baru beberapa minggu menikahi nya itu.



"Jika mereka rela dimadu, berarti mereka memang sangat mencintai Rio" batin Jennie mulai penasaran dengan sosok Rio yang sebenar nya.





"Baik, arti nya oppa mencintai dia kan? Sekarang oppa pilih, aku atau Rose?" Tegas Jisoo berdiri seolah menantang suami nya.




"Tentu aku memilih Rose, karena dia mengandung anak ku, dan baby Sam, adalah putri ku, dan aku berhak mengunjungi nya kapan pun aku mau" jawab Rio.




"Noona jangan khawatir, kamu tetaplah menjadi tanggung jawabku meski aku tak tinggal disini lagi" lanjut Rio menoleh pada Jennie, ia kemudian kembali ke kamar nya, mengambil beberapa stel baju, lalu turun berpamitan pada baby Sam dan Jennie sebelum keluar dari rumah Jisoo.




"Berani keluar dari pintu itu barang selangkah saja, aku tak akan pernah memaafkan mu sampai kapan pun Rio!" Ancam Jisoo, tapi Rio tetap pada keputusan nya, meninggalkan rumah istri tua nya dan memilih untuk mencari keberadaan Rose, Rio sudah mencari ke rumah lama nya, tapi dia tak disana.






#TBC




BerbagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang