23. Baiklah

1.8K 218 53
                                    

Seminggu sudah, Rio dan Jisoo saling diam, hal ini tentu sangat menganggu bagi sang istri.


Malam itu, mereka berdua hendak bersiap untuk makan.



"Oppa. . ."




"Aku tidak mau Soo-yaa, keputusanku sudah bulat, jika kamu ingin tetap membahas masalah ini, lebih baik aku ke kamar" dingin Rio yang sejujurnya juga sangat tersiksa dengan keadaan rumah tangga nya, dia sangat merindukan kehangatan pernikahan mereka yang dulu.



"Aku mohon oppa, pikirkan. . . " Rio langsung berdiri, enggan melanjutkan acara makan nya, karena Jisoo tak mengindahkan peringatan nya, Rio berjalan meninggalkan ruang makan menuju ke kamar nya.




"Siapa yang dulu memutuskan untuk mengangkat indung telurku oppa?" Lantang Jisoo membuat langkah Rio terhenti di ujung tangga, ia terdiam mendengar kata-kata sang istri yang seolah menyalahkan nya.




"Andai milik ku tidak diambil paksa oleh keegoisan oppa, aku yakin aku bisa dan sanggup mengandung anak oppa" seru Jisoo lagi, menyudutkan Rio, dan benar bukan, andai Rio tak mengambil keputusan itu, Jisoo akan menaksakan diri untuk tetap hamil.




"Aku melakukan nya bukan tanpa alasan, terlalu beresiko membiarkan mu tetap mengandung, karena rentan akan keguguran, aku tidak mungkin menempatakan wanita yang aku cintai dalam posisi berbahaya, demi obsesi memiliki keturunan" bantah Rio, sedikit menoleh ke belakang.




"Tapi oppa membuatku menjadi wanita yang tidak sempurna sekarang, oppa telah membuat keputusan yang sepihak waktu itu, dan sekarang apa aku salah jika aku juga menginginkan oppa menikah lagi, demi seorang anak? Jika oppa bisa berbuat demikian pada ku, kenapa aku tidak?" Teriak Jisoo berurai air mata, Rio langsung membalik kan badan nya menatap sang istri.




"Oppa, aku hanya menginginkan satu anak saja, siapa nanti yang akan jadi penerusku jika kita tak memiliki anak, setidaknya daddy masih punya V oppa, lalu bagaimana dengan appa? Dia tak memiliki siapa pun selain aku, yang tak mampu memberi nya cucu" ujar Jisoo menangis pilu, dan mendengar serta melihat sang istri menangis sedemikian hebat tentu membuat Rio sakit, berlahan ia pun mendekati Jisoo yang tengah terisak.




Set



Lalu memeluk nya dengan erat.

"Maafkan aku, jika memang itu mau mu, baiklah, aku akan menuruti semua keinginan mu" Rio akhir nya luluh, karena masalah ini tak menyakut soal ia dan sang istri saja, tapi juga tentang mertua nya yang tak bisa melanjutkan garis keturunan nya dan b...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maafkan aku, jika memang itu mau mu, baiklah, aku akan menuruti semua keinginan mu" Rio akhir nya luluh, karena masalah ini tak menyakut soal ia dan sang istri saja, tapi juga tentang mertua nya yang tak bisa melanjutkan garis keturunan nya dan berhenti sampai di Jisoo saja.




"Terima kasih oppa" lirih Jisoo dengan suara serak nya, dan semakin mengeratkan pelukan nya pada sang suami.


Hubungan mereka pun kembali hangat, Rio kembali manja pada sang istri, seolah tak terjadi apa-apa, dan Jisoo semakin jatuh cinta pada sang suami, karena meski masih muda, tapi Rio mampu mengesampingakan keegoisan nya, terbukti dengan keputusan nya yang sedikit banyak terpengaruh oleh kekhawatiran nya pada Tae appa dan Fanny eomma.



BerbagiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang