"Udah sana lo pulang!" Entah sudah berapa kalinya Prilly mengusir Ali pulang namun pria itu begitu keras kepala hingga terus menolak perintah Prilly.Hendra sudah kembali ke rumah untuk mengambil keperluan Prilly sehingga Ali mengajukan diri untuk menemani Prilly di rumah sakit yang tentu saja di sambut baik oleh Hendra.
Dan di sinilah Ali sekarang berbaring nyaman di ranjang yang semalam di tempati oleh Hendra. Sedangkan Prilly sejak tadi tak henti-hentinya menyuruh pria itu untuk pulang.
"Lo nggak sekolah memangnya?"
"Udah izin tadi sama wali kelas kita."Jawab Ali dengan mata terpejam, semalam ia tidak bisa tidur dengan nyenyak bahkan setelah perdebatannya dengan Prilly subuh tadi ia tak juga bisa terlelap.
Hingga akhirnya setelah Hendra pulang Ali memutuskan untuk beristirahat sebentar kepalanya mulai diserang rasa pusing karena kurang tidur juga kondisi tubuhnya yang sedikit lemah pasca donor darah tadi malam.
"Ali!!"
"Heum.." Ali tak lagi mampu membuka suaranya, rasa kantuk sudah mulai menyapa bahkan kedua matanya sudah terpejam hingga ia tak lagi mendengar apa yang Prilly katakan selanjutnya selain ucapan terima kasih dari wanita itu.
Prilly menatap lama wajah tampan Ali yang terlihat begitu polos ketika sedang terlelap seperti saat ini. Senyum Prilly mengembang kecil saat melihat mulut Ali sedikit terbuka dan terdengar dengkuran halus darinya. Sepertinya Ali benar-benar pulas sekali.
Prilly tidak tahu bagaimana perasaannya saat ini, ketimbang Ali ia jauh lebih kecewa pada Ayahnya. Sejak membuka mata Prilly belum melihat kehadiran Ayahnya di sini. Senyum miris seketika tersungging diwajahnya.
Ternyata ia memang benar-benar tidak ada artinya untuk sang Ayah bahkan setelah menantang maut sekalipun Ayahnya tetap saja tidak perduli mungkin saat ini Ayahnya lebih memilih menghabiskan waktu bersama calon istrinya seperti yang selama ini beliau lakukan.
Tanpa sadar satu persatu air mata Prilly menetes, ia tidak menyangka bahwa ia akan kembali merasakan penderitaan seperti ini. Jika ia tahu begini harusnya ia memilih menyerah dan pergi bersama Maminya saja bukan? Ia yakin di sana tidak ada yang menyakiti hatinya.
Di sana ia tidak akan menangis sendirian seperti ini karena ia yakin Ibunya akan selalu memeluk dan tidak akan ia menderita sendirian seperti ini.
Tangis Prilly terdengar semakin pilu kedua tangannya sudah ia gunakan untuk menutup wajahnya supaya isak tangisnya tak membuat Ali terjaga namun setelah merasakan dekapan hangat pada tubuhnya Prilly sadar jika tangisannya sudah membangunkan Ali.
"Ma..af." Pintanya karena telah menganggu tidur pria itu. Prilly masih sempat mengucapkan maaf ketika isakannya terdengar begitu menyakitkan di telinga Ali.
Ali tidak menjawab apapun hanya pelukan pria itu pada tubuh Prilly terasa semakin mengerat. "Menangislah jika dengan menangis membuat perasaanmu lebih baik." Bisik Ali yang membuat tangisan Prilly terdengar semakin kencang.
Ali sudah tahu apa yang ditangisi oleh Prilly karena ia sendiri merasakan bagaimana sakitnya perasaan Prilly yang tak mendapati keberadaan Ayah kandungnya bahkan setelah berjam-jam ia membuka mata. Ali sudah tahu semuanya dan ia benar-benar tidak menyangka jika Prilly gadis keras kepala yang selama ini ia kenal ternyata menyimpan begitu banyak beban sendirian.
Pundak Prilly terlalu kecil untuk menampung beban seberat itu. Dan mulai sekarang Ali berjanji akan menjadi penyangga bahu kecil itu.
"Sakit sekali. Rasanya sakit sekali. Hiks." Adu Prilly disela isak tangisnya. "Tenanglah! Sekarang kamu tidak akan sendirian lagi ada aku. Aku di sini." Imbuh Ali sambil mendaratkan satu kecupan kepala Prilly.
***
"Mas kamu mau pulang?"
"Iya Rista. Aku harus ke rumah sakit." Agung memang melarikan diri ke apartemen Rista setelah pertengkaran dengan Adiknya tadi malam.
Ia sengaja menonaktifkan ponselnya supaya Hendra tak menganggu waktunya bersama Clarista.
Mendengar jawaban kekasihnya sontak Clarista mengerucutkan bibirnya ia tidak terima jika Agung lebih mementingkan putrinya dari pada dirinya.
Clarista harus cari cara supaya Agung membatalkan niatnya untuk kembali ke rumah sakit. Biarkan Prilly di sana dan tahu jika Ayahnya jauh lebih mementingkan dirinya daripada Prilly putrinya sendiri.
"Mas.." Dengan genitnya Rista menyusuri dada bidang Agung. Jemari lentiknya dengan lincah membuka kembali kancing kemeja pria itu. "Sayang jangan sekarang ya? Mas harus ke rumah sakit." Agung. membujuk calon istrinya namun bukannya mendengar larangan Agung, Clarista justru semakin gencar menggoda calon suaminya.
Kamu harus lebih mementingkan aku daripada anak sialan kamu itu Mas!
Agung memejamkan matanya tanpa bisa dicegah ia mulai menikmati lidah nakal Clarista yang mulai bermain-main di nipple -nya.
Permainan lidah Clarista benar-benar membuat Agung lupa segalanya termasuk niat awalnya yang ingin menjenguk putrinya. Akhirnya Agung kembali merebahkan tubuhnya di atas ranjang memulai kembali pertempuran panasnya dengan sang kekasih.
Agung tidak kuasa menahan desahannya tatkala mulut dan lidah Clarista mulai memanjakan bagian dari pusat tubuhnya yang sudah berdiri tegak sejak Rista menyentuh tubuhnya.
"Aaah.. Kamu memang pandai sekali memuaskanku Sayang." Desah Agung sambil memejamkan matanya. Ia begitu menikmati sentuhan kekasihnya.
Clarista tersenyum puas disela kegiatannya. Ia benar-benar merasa bangga saat Agung memujinya. Dan mulut dan lidahnya semakin gencar berkerja untuk memuaskan hasrat kekasihnya yang sudah memuncak itu.
"Saatnya bersenang-senang Sayangku." Bisik Clarista sebelum membuka seluruh pakaian yang melekat pada tubuhnya.
Dan ketika mendengar desahan dan lenguhan calon suaminya, Clarista tahu jika dirinya kembali menang. Agung lebih memilih dirinya dari pada putrinya sendiri.
'Kasihan sekali nasibmu Nak. Ini adalah balasan karena kamu berani menentang pernikahanku dengan Ayahmu.'
Clarista semakin bersemangat menggerakkan tubuhnya di atas Agung yang sudah memejamkan mata dengan mulut terbuka, pria itu benar-benar puas dengan pelayanan darinya.
Dan di dalam hati Clarista kembali mengejek Prilly. Gadis itu tidak akan menang melawan dirinya. Bodoh sekali.
'Dan sekarang nikmati penderitaanmu Prilly sebelum aku benar-benar menendangmu keluar dari kehidupan calon suamiku. Agung Laksana.'
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta, Harta dan Ali
RomanceNext cerita aku kali ini aku bakalan nulis cerita tentang anak SMA gitu, semoga suka yaa.. Silahkan cek ceritanya jangan lupa vote dan komennya ya dear..