[12]SAKIT

1.1K 228 32
                                    

Cuma mau ngingetin, jangan lupa vote and comen nya wkwk🔥

Happy reading 💙

******

Membuka matanya secara perlahan, Aza menghembuskan nafas pelan saat merasakan pusing di kepalanya, menatap sekitarnya yang cukup sepi Aza tersenyum simpul saat melihat ruangan bernuansa biru laut yang sekarang dia tempati.

Aza fikir saat dia membuka matanya dia sudah berada di rumah sakit, tempat yang sangat Aza benci karena bau obat yang menyeruak masuk kedalam penciuman nya, tapi sekarang Aza bersyukur karena dia berada di kamarnya sendiri.

Berusaha bangkit dari tidurnya, Aza meringis kesakitan saat dia menggerakkan kaki nya untuk turun dari ranjang.

"Gua kira tu kaki udah sembuh waktu gua pingsan." gumam Aza pelan.

Memperbaiki posisi nya menjadi duduk menyender ke dingding kasur. Seketika Aza teringat dengan seseorang yang tadi datang ke rumah nya dengan keadaan basah kuyup, Rezvan.

"Tu cowo masih di sini apa udah pulang ya?" tanya nya entah pada siapa.

*******

Sementara itu, dilain tempat Rezvan sedang duduk diam sembari memperhatikan wanita paruh baya di hadapan nya yang sibuk membuat bubur.

"Bi, bibi tau ga kalo cewe itu punya penyakit apa?" tanya Rezvan penasaran kepada Bi Ijah asisten rumah tangga Aza.

Rezvan memang belum pulang dari rumah Aza, karena hujan yang mengguyur Bandung hari ini cukup deras, bahkan sudah hampir satu jam dia di rumah gadis itu tapi hujan tetap saja tidak mau berhenti.

Bi ijah yang diberi pertanyaan mengerut kan dahinya bingung, tidak paham dengan ucapan Rezvan. "Cewe itu siapa den?"

"Cewe yang tadi pingsan." jelas Rezvan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

"Setau bibi, neng Aza ga punya penyakit, sakit pun dia jarang. Tapi, kalo neng Aza sakit bisa sampe seminggu lamanya." ucap Bi Ijah menjelaskan sembari mengaduk bubur dihadapannya.

Rezvan menganggkat satu alisnya merasa heran sekarang, dia bertanya seperti itu karena beberapa hari lalu dia selalu melihat wajah Aza yang terlihat pucat, terkadang dia juga melihat Aza yang memegangi bagian perutnya, seolah kesakitan.

"Den, tolong anterin makan ini ke kamar neng Aza ya, bibi masih ada kerjaan." suruh Bi Ijah membuat lamunan Rezvan buyar.

Menatap satu nampan dihadapannya, Rezvan mengembuskan napas pasrah saat melihat Bi Ijah yang pergi begitu saja meninggalkan Rezvan di tempatnya.

Dengan perlahan, Rezvan melangkah kan kakinya menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Aza di lantai dua. Dia sudah tau letak kamar Aza karena tadi dia yang membawa gadis itu saat jatuh pingsan dengan bantuan Bi Ijah.

Berdiri dihadapan pintu berwarna putih polos yang di tempel securak kertas bertuliskan 'Ketuk dulu sebelum masuk, jangan nyelonong' Rezvan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskan nya secara perlahan.

Mengetuk pintu beberapa kali, Rezvan mendengus sebal karena tidak mendapat jawaban sama sekali dari pemilik kamar.

"Ckck, budeg beneran tu cewe." dumelnya kesal.

"Masuk, jangan, masuk, jangan, masuk." Rezvan menghitung setiap ucapannya dengan lima jari, kurang kerjaan memang, tapi jujur Rezvan gugup untuk masuk ke kamar Aza.

Takut khilaf.

*******

Cklekkk

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang