34 - BACK TO SCHOOL

608 134 106
                                    

Ga ada perombakan jadi mohon maaf kalo banyak typoo🥺

Comen+ vote dulu yok🥰

Happy reading

Hampir satu minggu Aza menginap di rumah sakit. Hari ini, gadis itu sudah bisa melakukan aktivitas seperti biasa yaitu bersekolah. Itupun butuh perjuangan membujuk Bulan dan Rezvan yang sudah bersekongkol membuat dirinya hanya berdiam diri di rumah.

Sangat sangat membosankan.

"Bunda! Aza mau berangkat sekarang ya!" serunya menuruni anak tangga satu persatu.

"Kamu yakin mau sekolah? Kalau nanti kamu pingsan lagi gimana?" Bulan merasa khawatir.

Aza mengehela nafas kasar, dia tau bundanya khawatir dengan kesehatan dirinya. Tapi, jika Aza hanya berdiam diri dirumah itu sama saja menyiksa dirinya lebih lama.

Satu minggu di rumah sakit saja rasanya seperti satu bulan bagi Aza. Ingat jika dirinya tidak suka bau obat, bau rumah sakit dan bau bau medis lainnya.

"Aza yakin bund, orang Aza udah sehat gini. Tuh liat, Aza bisa lompat kan." kata Aza melompat tiga kali agar Bulan percaya.

Bulan mendengus melihat nya, keras kepala itu salah satu sifat Aza. "Kamu berangkat sama siapa?"

"Sama Mang Ucup."

"Ga sama Rezvan?"

Aza menggeleng menggidikan bahunya tidak tahu, "Belum bangun kali dia, Aza telponin ga di angkat angkat." jelas gadis itu.

"Yaudah, hati hati di sekolahnya. Jangan kecapean dan jangan lari lari. Kalau kamu ngerasa pusing, lemes bilang sama Rezvan atau temen temen kamu itu." peringat Bulan panjang lebar.

Aza mengangguk setuju. Meski nanti di sekolah mungkin dia akan lupa dengan semua itu. Yang dia mau sekarang adalah bertemu dengan ketiga teman temannya di sekolah nanti.

"Aza berangkat ya. Assalamualaikum bunda." pamit Aza mencium kedua pipi Bulan dan lengan Bulan.

"Waallaikumsallam, hati hati!"

*******

Duduk merenung di dalam mobil yang sedang berlaju. Aza, gadis itu sedang menyemangati dirinya sendiri bersiap menyambut hari yang akan berbeda dari biasanya.

Namun, hal itu hanya bisa di rasakan oleh dirinya seorang. Bersekolah dengan segala pikiran yang bercabang membuat Aza harus bisa memprioritaskan bagain yang mana terlebih dahulu.

Tentang kesehatan nya? Sekolahnya? Sekitarnya? Sahabatnya? Atau kekasihnya?

"Udah nyampe di sekolah neng Aza." kata Mang Ucup membuyarkan lamunan Aza.

Aza tersenyum canggung melirik jendela kaca sekilas. Masih sepi, itu yang dapat menggambarkan keadaan di sekolah pagi ini. Entah Aza yang terlalu bersemangat atau mereka yang kesiangan.

"Aza berangkat dulu ya, Mang." Aza mencium lengan Mang Ucup layaknya kepada seorang Ayah.

Mang Ucup mengangguk tersenyum, "Hati hati ya neng, nanti kabarin Mang Ucup aja kalo ada apa apa."

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang