36 - ROOFTOP

594 127 200
                                    

Happy reading

*****

"DANU! SEPATU GUE WOI!!" teriakan itu menggema di seluruh koridor lantai satu membuat mereka menjadi pusat perhatian.

"Suruh siapa ngajak gelut sama gua! Tau rasa kan lu?!" sewot Danu.

"Pala lu ngajak berantem! Orang elu duluan yang mulai. Kembaliin sepatu gua heh!" saut Adel tak terima.

Sementara itu, teman teman yang lain seperti Aza dan Rezvan hanya duduk diam memperhatikan dua sejoli itu dari koridor lantai dua di depan kelas, tak lupa Manda dkk dan juga Vano dkk.

"Hajar teruss! Jangan di kasih ampun tu buaya lepasnya!" teriak Cakra menyemangati adiknya.

"CAKRA SIALAN!!"

"ADIK IPAR GATAU DIRI!"

"Adell semangattt, lu pasti menang!" teriak Manda kali ini.

Yang lain tertawa terbahak bahak melihat keadaan Danu yang sudah berantakan. Baju seragam yang keluar, rambut seperti habis tersengat listrik, juga beberapa bagian di wajah yang memar akibat kena pukul singa betinanya.

"Udah Del, kasian itu anak orang bisa mati mendakak!" kata Rezvan disela sela tawanya.

Danu mendengus mendengar nya, "Temen sialan lu pada!" ketus nya.

Yang lain saling lirik satu sama lain menahan tawa.

"GUA GAPUNYA TEMEN MENYEDIHKAN KAYA LU!" teriak Bagas bersamaan dengan Vano.

"BERISIK KALIAN!" damprat Danu naik darah.

Saat ini Aza dan kawan kawan sedang menyibukkan diri menghabiskan waktu jamkos mereka dengan bercanda gurau. Karena, guru yang mengajar berhalangan masuk juga adanya rapat guru secara mendakak.

Bukan hanya kelas Aza saja yang di beri kebebasan. Tapi, kelas lainnya pun sama. Banyak dari mereka yang menghabiskan waktu di dalam kelas atau pergi ke kantin.

"Aku ke toilet dulu ya." ucap Aza sedikit berbisik pada Rezvan. Rezvan yang mendengar mengerutkan keningnya seolah bertanya 'kenapa'.

"Urusan rahasia." jawab Aza sembari terkekeh pelan.

"Mau aku temenin?"

"Ga usah, aku bisa sendiri. Ga bakal lama ko." kata Aza langsung pergi begitu saja.

Sementara Rezvan hanya bisa menghela napas pasrah melihat punggung Aza yang menjauh dari hadapannya. Merasa khawatir pada gadis itu. Namun, dia bisa apa? Jika memaksa yang ada Aza akan marah pada dirinya.

*******

Suasana nya begitu sejuk dengan semilir angin yang berhembus datang dengan tenang. Cuaca hari ini cukup cerah berawan, tidak mendung tidak juga panas.

Duduk terdiam menatap ke arah depan dengan pandangan kosong. Aza tersenyum lirih melihat teman temannya yang tertawa ria di bawah sana.

Sebenarnya Aza bukan pergi ke toilet sesuai dengan ucapannya kepada Rezvan tadi. Hanya saja, dia merasa ingin sendiri untuk beberapa saat. Menenangkan pikiran nya juga perasannya. Rooftop tempat yang Aza pijak saat ini.

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang