[15]PACAR??

1.1K 208 35
                                    

Happy reading 💙

-

Jam sudah menunjukkan pukul 07.00 pagi tapi seorang gadis cantik masih asik bergelut dalam mimpinya, padahal sebelum tertidur semalam dia sudah bertekad akan bangun lebih awal.

"Za! Bangun udah siang, nanti kamu telat berangkat sekolahnya." ucap Bulan menggoyangkan badan anaknya gemas.

Sudah kesekian kalinya, dia membangunkan Aza tapi gadis itu tidak kunjung membuka matanya, hanya bergumama pelan sebagai jawaban.

"Punya anak tidurnya udah kaya beruang hibernasi." gumam Bulan sudah kehabisan cara.

Mendengus sebal menatap Aza yang masih terpejam, Bulan tersenyum smirk mempunyai satu cara yang dia yakini akan berhasil membangunkan Aza.

"Za! Pacar kamu udah ada di depan lo, ko kamu ga bilang sama bunda kamu punya pacar?" bisik Bulan menggoda.

"Aza ga punya pacar." respon Aza akhirnya.

Diam merenungi ucapan sang Bunda, seketika itu juga Aza membulatkan matanya sempurna, pacar? Sejak kapan dia punya pacar? tetapi, dia teringat dengan pesan seseorang semalam yang mengatakan akan menjemput dirinya.

"Tu cowo beneran jemput gua?" batin Aza masih tidak percaya.

Mengucek matanya pelan menatap Bulan yang kebingungan, Aza bangkit dari tidurnya bergegas ke kamar mandi dengan sedikit tertatih.

"Ajaib amat ya, di bisikin ada pacar langsung bangun, tau gitu dari tadi di bisikin nya." gerutu Bulan melenggang pergi dari kamar anaknya.

Menuruni anak tangga satu persatu, tatapan Aza terkunci saat melihat seorang lelaki tengah duduk anteng di tengah rumah sembari memainkan ponsel di genggaman nya, mungkin sedang bermain game karena terlihat dari posisi ponselnya yang di miringkan.

Baju basket yang melekat indah di tubuh lelaki itu di tambah gaya rambut yang sedikit berantakan menambah kesan cool bagi yang melihatnya, termasuk Aza.

"Za, cepet sini jangan ngelamun terus!" seru Bulan membuyarkan lamunan anaknya.

Menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, Aza menatap lelaki itu canggung, "Huh, jangan kegoda jangan kegoda." batin Aza seraya menggelangkan kepalanya samar.

"Ngapain lu ada disini?!" ketus Aza duduk di meja makan yang tak jauh dari tempat lelaki itu duduk.

"Kan gua udah bilang mau jemput elu semalem."

Bulan yang mendengar interaksi keduanya hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan, apalagi mendengar nada suara Aza yang tidak bersahabat.

Memakan satu roti dan segalas susu yang sudah disiapkan oleh Bulan, Aza bangkit dari duduknya mengambil satu kotak bekal makan di sebelahnya, setiap Aza terlambat ke sekolah Bulan memang selalu menyiapkan bekal untuknya.

"Bun, Aza berangkat sekarang ya." ucap Aza menyalami tangan Bulan juga mencium kedua pipi Bulan sayang.

"Kamu berangkat sama, Rezvan?" tanya Bulan menatap Aza tersenyum jahil.

Lelaki tadi yang tak lain adalah Rezvan bangkit dari duduknya lalu berdiri tepat di belakang Aza membuat Aza menenguk ludah nya susah payah.

Tinggi Aza yang hanya sebatas bahu Rezvan membuat tubuh Aza meremang karena deru nafas Rezvan sangat terasa hangat di tengkuk lehernya.

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang