38 - TELMI

515 110 27
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf sama kalian semua, maaf kalau cerita ini ngebosenin 🙏🏻🙂

Makasih banyak yang selalu support aku❤️🥰

-HAPPY READING-

*****

"Za, duduk di bawah aja yu. Biar jelas liat pacarnya." ajak Manda membujuk.

"Gua mager turun tangganya, Man." jawab Aza tidak bersemangat.

Manda mengerucutkan bibirnya kedepan, susah sekali dirinya membujuk Aza sedari tadi.

Menatap Adel yang mencibir dari bawah, Manda melotot kala Adel semakin menjadi jadi meledek dirinya, "Gua sumpahin lu jadi waras!" ucapnya dengan nada setengah ngegas.

"Mandaa! Dari sini liat Arsyan nya lebih menggoda loh." teriak Adel tidak tahu malu.

"Itu punya gue! Noh, Danu nganggur kasian!" balas Manda sewot.

"Males, bosen sama Danu mulu!"

Aza terkekeh mendengar nya, "Nanti Danu ilang di cariin." saut nya.

"Gabakal gua nyariin dia."

"Gabakal apa gabakal? Kemarin siapa yang uring uringan karena Danu ga ada?" ledek Manda dan Aza bersamaan.

Adel mendengus mendengar nya, niat mau meledek malah balik di ledek. Untung aja temen, "Kemarin khilaf." jawab Adel. "Buruan ke bawah! Nanti cowo lu pada di embat orang loh." ucapnya lagi mengalihkan pembicaraan.

"Gapapa di embat orang asal jangan di embat setan." kata Aza kelewat santai.

"Emang kenapa kalau di embat setan?"

"Serem lah, beda alam." jawab Aza melangkah pergi meninggalkan Manda yang sedang mencerna ucapan Aza.

*****

Siang ini jam pelajaran olahraga sedang dimulai di lapangan utama SMA Galaksi. Dimana seharusnya berolahraga di pagi hari, kini mereka malah berolahraga di siang hari. Untung saja terik matahari sedang bersahabat dengan mereka.

"Materi hari ini kita hanya mempelajari materi dasar mengulang materi kemarin saja. Minggu besok, baru kita pengambilan nilai." ucap Pak Dede sedikit menjelaskan.

"Kenapa ga sekarang aja pak?" tanya Ujang mengacungkan tangannya tinggi.

"Hari ini saya ada urusan mendadak. Jadi, hanya bisa menemani kalian sampai pemanasan saja. Selanjutnya saya serahkan kepada ketua kelas." kata Pak Dede yang langsung pamit meninggalkan murid muridnya.

Melihat punggung tegap Pak Dede yang sudah tidak terlihat lagi. Murid murid yang ada di lapangan pun bersorak gembira mendapatkan kebebasan lagi dan lagi.

Banyak murid yang langsung merebahkan tubuhnya di pinggir lapangan untuk bersantai, ada yang langsung kabur ke arah kantin, atau tetap berolahraga dengan alat yang ada.

"Pak ketu! Bebas kaya biasa kan?" tanya Vano dari arah tribun.

Raka yang menjabat sebagai ketua kelas hanya bisa mendengus tersenyum paksa mendengar nya. Bukan dia tidak mengikuti perintah dari gurunya, hanya saja untuk mengatur kelasnya ini cukup susah dilakukan sendiri.

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang