33 - NGEJENGUK/ROOFTOP

658 149 64
                                    

Ngaret terooss :(

Mon maaf udah dua kali up nya di hari minggu mulu🥺

BANTU SHARE CERITA INI YOK KE TEMEN TEMEN KALIAN, BIAR RAME + AKU NYA SENENG mwhehe🤭

Vote + komennya jangan lupa 😘

-Happy reading-

Ruangan itu terdengar gaduh oleh suara tawa juga ringisan sakit dari orang orang di dalam nya. Sore hari ini selepas pulang sekolah, teman teman Aza juga Rezvan berkunjung ke rumah sakit dengan hebohnya.

Bahkan baru sampai pintu lobi mereka sudah mendapat teguran khusus dari beberapa penjaga juga dokter yang bertugas. Karena kedatangan mereka yang cukup banyak layaknya orang berdemo.

Sekarang, ruang inap Aza sudah seperti tempat penampungan orang. Ada Manda, Syifa, dan Adel yang duduk di sofa. Dan yang laki laki duduk lesehan di lantai.

Sedangkan Bulan, wanita paruh baya itu sedang di panggil oleh dokter membicarakan tentang keadaan Aza, dan kelanjutan pengobatan gadis itu.

"Za, sumpah gua kaget banget waktu Rezvan tiba tiba teriak nama elu. Mana di sebalah gua lagi, untung aja ni telinga masih bisa denger." kata Manda heboh.

"Lebay lu." saut Danu ketus.

"Gua aja yang baris di belakang kaget denger suara Rezvan yang tiba tiba." kata Cakra ikut ikutan.

"Eh tapi ada bagusnya dia teriak. Kalo engga, mungkin Pak Botak ga bakal berenti sampe disitu ceramahnya." ujar Syifa yang lain mengangguk setuju.

Karena setelah Rezvan berteriak dan membawa Aza pergi dari area lapangan. Kegiatan upacara langsung dilaksanakan dengan cepat, karena guru guru khawatir dengan banyak nya murid yang tumbang alias pingsan.

"Pak Botak punya dendam kesumat apa sih sama murid murid SMA Galaksi, demen banget nyiksa orang." keluh Vano yang sedari tadi asik ngemil.

"Kaya nya Pak Botak iri deh sama kita karena kita ada rambutnya dan Pak Botak ngga." celetuk Bagas yang lain malah tertawa.

"Vano, Arsyan diam diam menghanyutkan kalian. Itukan makanan buat Aza, ngapain kalian makan?!" seru Adel yang refleks memukul Danu di sebelahnya.

Danu meringis mengusap pundaknya nyeri, ini kenapa malah dia yang kena pukul tapi yang di marahin dua curut itu? Untung aja sayang.

"Yang, sakit. Kamu kenapa malah mukul aku marah nya sama tu dua orang?" rengek Danu menatap Adel berkaca kaca.

Yang lain diam pura pura tidak melihat, drama dia. batin mereka.

"Sorry, refleks tadi. Sakit ya? Duh maaf." Adel mengusap pundak Danu membuat sang empu diam diam memutar bola matanya malas.

"Kalian makan aja bingkisana bawaan kalian, gppa." Aza membuka suara membuat yang lain menatap dirinya.

"Kan kita bawa buat elu, Za. Masa kita yang makan." kata Manda.

Aza terkekeh pelan, melirik Rezvan yang sedang menatap dirinya. "Kan biasanya gitu, kalo ada yang jenguk bawa bingkisan, bingkisannya dimakan sama yang ngejenguk bukan sama yang di jenguk."

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang