41 - RUMAH SAKIT

589 96 37
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf sebesar-besarnya sama kalian semua karena ga up sesuai jadwal🙏🏻🥺

Maaf juga karena part ini ga panjang : )

-Happy reading-

Ceklekkk

Cittt--

Bunyi decitan pintu yang dibuka membuat seorang gadis yang sedari tadi duduk melamun terpelonjat kaget mendengarnya. Menatap sang empu yang sedang menatap dirinya dengan tatapan intens.

"Udah makan?" tanya orang itu.

Aza mengangguk sebagai jawaban.

"Gimana keadaan kamu sekarang?" tanya nya lagi. Yang kini sudah duduk di hadapan gadis Aza, "Maaf baru bisa dateng kesini." ucapnya lagi.

Menghembuskan nafas panjang yang sedari tadi di tahan, "Aku baik baik aja, Van." jawab Aza.

"Abis dari mana aja?" tanya Aza mulai mengintrogasi.

Rezvan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, merasa bingung harus menjelaskan bagaimana. Padahal hanya tinggal menceritakan saja.

"Tadi waktu kamu udah keluar dari ruang musik aku di tarik ke kantor sama Pak Botak suruh bantuin dia. Aku udah bilang mau izin bentar bilang sama kamu, eh sama Pak Botak malah makin di seret kaya anak kucing, terus waktu pulang nya aku cari kamu di sekolah ga ada. Ga lama Cakra nelpon kamu ada di rumah sakit. Tadinya mau langsung kesini cuma Bunda minta di anterin ke rumah temennya dulu." jelas Rezvan menceritakan membuat Aza yang mendengar hanya mengangguk ngangguk saja.

"Ini bingkisan dari Bunda buat kamu. Nanti Bunda bakal jenguk katanya." kata Rezvan menyimpan paper bag berukuran sedang di pangkuan Aza.

Membuka isi tas tersebut Aza menyunggingkan senyum tipis melihat makanan kesukaannya ada di dalam sana. Cake favoritnya.

"Siapa yang beli ini?" tanya Aza seraya mengeluarkan makanan itu dari tempatnya.

"Bunda yang beli."

"Kamu mau?" tawar Aza, Rezvan mengangguk singkat dengan tampang polos.

"Nanti, sisa aku aja." kata Aza Rezvan membulatkan matanya sempurna.

"Pelit banget jadi orang." sindir nya.

"Bukan pelit cuma irit aja." saut Aza tersenyum lebar. Rezvan mendengus mendengar nya.

*******

"Bun, gimana sama keadaan Aza kata dokter?"

Bulan menggelangkan kepalanya menunduk, melirik sekilas brankar di hadapannya sendu.

"Dia harus cuci darah setiap bulannya, tapi sekarang keadaan Aza ga memungkin untuk itu. Kondisi ginjalnya udah parah, karena perkiraan dokter Aza mengidap penyakit ini udah lama. Bisa di bilang, kita telat tau semua ini." jawab Bulan lirih.

Menatap gadis cantik yang tertidur pulas di hadapannya. Rezvan tersenyum simpul melihat Aza yang tidur dengan tenang. "Dia anak yang kuat, dia pasti bisa ngelewatin cobaan ini." kata Rezvan menenangkan.

A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang