40 - PENYAKIT

589 103 29
                                    

Ini part nya sedikit karena mood nya lagi ga stabil dan maaf kl makin ngebosenin 🙏🏻🥺

-HAPPY READING-

Sore hari ini cuca di kota Bandung sedang tidak mendukung membuat langit senja yang seharusnya datang kini berganti menjadi langit hitam yang gelap gulita.

Yang memungkinkan hujan deras akan segara tiba membasahi kota sejuk itu. Susana terasa lebih sepi dan lebih sunyi dari biasanya. Padahal jam masih menunjukkan pukul empat sore dan sekolah pun baru di bubarkan.

Aza duduk termenung menunggu Rezvan yang masih sibuk di dalam ruangan musik berlatih untuk acara perpisahan nanti. Lelaki itu setuju setelah melewati perdebatan singkat dengan Aza yang mengusulkan dirinya kepada teman kelas yang lainnya.

"Tumben banget sekolah udah sepi." gumam Aza menendang nendang angin merasa bosan.

Menatap langit mendung di atas sana, "Pantesan orang mau ujan." gumamnya lagi.

"Rezvan buruan dong, takut keburu hujan nih." seru Aza berteriak di lorong lantai satu yang sudah mulai sepi.

Lama menunggu jawaban, Aza dibuat bingung saat seruannya tidak mendapatkan jawaban. Kemana lelaki itu? pikirnya.

Mendekat ke arah ruang musik yang tak jauh dari tempat nya berdiri. Aza terhuyung ke belakang saat seorang murid laki laki tiba tiba saja datang dari arah berlawanan menabrak tubuhnya membuat tubuh Aza menabrak tembok di sampingnya lumayan keras.

Gadis itu memejamkan matanya menetralkan rasa nyeri pada bagian punggung yang terbentur pada tembok. Ingat jika Aza mempunyai masalah dengan kesehatannya, dan mungkin itu juga berpengaruh sekarang.

"Bunda s-sakit." lirih Aza terduduk lemas dilantai koridor.

"Van sa-s-sakit."

"AZA!!" teriakan seseorang terdengar mendekat sembari berlari terlihat khawatir.

"Za! Lu kenapa? Hey, buka matanya. Rezvan kemana?" tanya seseorang itu memindahkan  posisi kepala Aza di atas pahanya.

Aza menggelangkan kepalanya pelan setengah tersadar, "Ca-Cakra?"

*******

Rungan yang bernuasa putih itu kini dipenuhi oleh orang orang yang merasa khawatir dengan satu orang yang terbaring lemah di atas brankar rumah sakit.

Gadis itu mengerang perlahan mulai tersadar dan berusaha membuka matanya yang sedari tadi terpejam.

"Bunda." lirih Aza.

Bulan yang berdiri di samping Aza tersenyum haru melihat anak kesayangan sudah sadar setelah lama jatuh pingsan. "Ada yang sakit? Bilang sama bunda. Mana bagian yang sakit?" tanya Bulan khawatir.

Aza tersenyum samar menunjuk arah perut dengan pandangan matanya. Masih merasa lemas untuk bergerak dan berbicara.

"Kamu kenapa bisa sampai kaya gini sayang? Bunda kan udah bilang, kalau di sekolah kamu harus hati hati." kata Bulan sedikit gemas dengan tingkah Aza yang masabodo.

"Aza minta maaf sama bunda." ucap Aza dengan nada samar yang tidak begitu jelas.

Semua orang yang berada di dalam ruangan tersenyum hangat menyaksikan kedua orang tersebut.

"Permisi bu, boleh ikut keruangan saya sebentar?" tanya Dokter yang sedari tadi memperhatikan.

"Baik dok. Za, kamu tunggu bentar ya, kalau butuh apa apa minta tolong sama temen kamu aja." ucap Bulan lalu pamit keluar ruangan meninggalkan Aza bersama seseorang di dalam sana.

Hening menyelimuti ruangan tersebut, Aza menghembuskan nafas bosan karena hanya diam dengan pandangan mata yang hanya tertuju pada langit langit ruangan.

Gadis itu melirik pada lelaki yang duduk di sofa sembari memainkan game di ponselnya, mungkin.

"Penyakit gagal ginjal?" suara itu mengintrupsi membuat Aza terdiam sejenak.

"Lu--tau?" tanya Aza gugup.

"Kenapa nyembunyiin soal itu sama temen temen yang lain?"

"Takut mereka ngejauh? Takut di kucilkan? Kita semua ga seburuk yang ada di pikiran lo, Za." kata lelaki itu terlihat geram.

Aza menggelangkan kepala nya pelan seraya membenarkan posisi nya menjadi duduk menyender ke-kepala kasur.

"Sejak kapan penyakit itu ada?"

"Gu-gue gatau kapan penyakit ini kapan ada di tubuh gua, tapi yang pasti. Udah lama." jawab Aza dengab suara setengah bergetar.

Cakra, lelaki itu menghela nafas mendengar penuturan Aza. Dia memang tidak dekat dengan gadis ini. Tapi, dia tau ada yang di rahasian oleh Aza sedari dulu.

Ingat saat teman teman Aza menengok dirinya pertama kali di rumah sakit. Saat itulah kecurigaan Cakra muncul ketika melihat dan mendengar obralan sekilas dari Bulan, Rezvan, dan Aza.

Dugaan kuatnya saat melihat Aza yang selalu meringis diam diam memegang pinggang nya. Cakra pikir saat pertama kali adalah Aza yang kesakitan karena sedang datang bulan. Namun perkiraan nya melesat ketika setiap saat melihat Aza yang menahan diri untuk tidak meringis kesakitan.

"Rezvan bakal dateng tapi agak maleman." kata Cakra mengalihkan pembicaraan.

Aza diam merenungi ucapan Cakra barusan. Dia baru ingat dengan Rezvan sekarang, kemana lelaki itu sedari tadi?

"Dia, tau keadaan gue?" tanya Aza.

Cakra mengangguk kan kepalanya, "Mungkin." jawab nya.

"Za, kasih tau yang lain. Mereka berhak tau tentang keadaan lu sekarang. Gua tau kita berteman belum lama. Tapi gua harap, lu gak ragu sama kita semua." tutur Cakra menatap manik mata Aza dalam.

Aza tertegun ditempat. Dia bingung harus bagaimana, dia bingung harus melakukan apa. Kenapa rasanya sulit sekali Aza hadapi?

"Gue bukan gamau ngasih tau mereka. Gue--gue cuma takut aja." kata Aza sembari menundukkan kepalanya.

"Apa yang lu takutin?! Kita semua ga nerkam elo. Kita semua ga makan elo. Apa yang di takutin?" saut Cakra gemas.

Aza mendengus kasar mendengar nya, "Ga gitu maksudnya!"

"Ya terus apa!?"

"Santai dong ngegas mulu. Nanti gua bilang sama yang lain." kata Aza akhirnya.

******

Ini kan yg kalian mau? Tau penyakit Aza...

Sebelumnya pernah ada yg comen dulu, tepat sasaran pula comen nya😂

Aza itu encok guys🙃



















A Z ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang