win suka perasaan ketika ia dikagumi oleh orang lain.
win suka ketika orang lain memujinya.
win suka ketika dirinya terasa begitu tinggi derajatnya dibanding orang-orang.
win suka segala jenis perasaan riya yang selalu ia pendam sendiri.
lalu ketika sosok yang dia kagumi selama ini, sosok yang selama ini selalu ia sayang, dan selalu ingin ia jaga itu melihatnya dalam keterpurukan.
win merasa sangat amat tidak berguna lagi.
win selalu ingin menyembunyikan segala kesedihannya dari orang yang ia lindungi.
tapi sepertinya keinginannya tidak bisa terwujud untuk saat ini karena bright sudah berdiri di depan bilik kamar mandi yang ia tempati itu dengan punggung yang bersandar tepat di balik pintu.
mendengarkan gumaman serta isakan tangisnya dengan seksama.
sama sekali terlihat enggan untuk menyela tangisannya yang sudah berlangsung hampir dua puluh menit tersebut.
bahkan ketika win pun sudah membuka pintu toiletnya dan langsung berhadapan dengan bright itu, bright pun tak mengatakan apapun.
lelaki yang lebih tua itu malah membuang mukanya ke arah lain saat win mendongak menatapnya dengan mata sembab dan hidung yang memerah.
win menarik pelan lengan baju bright, kemudian menatap bright dengan mata bulatnya yang berkaca-kaca.
"kenapa tadi manggil?" tanya win lirih, menelan ludahnya. sudah siap mendengar segala bentuk ceramah yang mungkin akan segera keluar dari bibir bright.
tapi yang terjadi malah bright terdiam cukup lama, sedari tadi masih sibuk menghindari kontak mata dengan win.
"emang gue harus ngomong apa?"
win mengerutkan dahinya, tidak mempercayai indera pendengarannya yang baru saja mendengar jawaban bright yang terkesan tidak peduli dengan dirinya.
ia siap mendengarkan umpatan yang bright berikan karena berlari menghindarinya tadi.
ia juga sudah siap untuk mendengarkan wejangan-wejangan bright yang berusaha untuk menenangkannya.
dan jawaban yang bright berikan saat ini tidak ada di ekspetasi yang win bayangkan sejak tadi.
win yang keras kepala ini hanya ingin diberi saran.
siapapun itu boleh.
tapi dari semua orang, ia ingin bright yang memberinya saran.
ia ingin orang yang ia kagumi ini memberinya saran, langkah apa yang harus ia ambil setelah ini?
tapi kenapa jawaban bright sangat tidak sesuai dengan ekspetasinya?
mata win menajam, setajam sili yang sudah cukup lama tak bright temui. menatapnya dengan pandangan menghunus sekaligus bertanya.
sadar kalau ucapannya menyinggung perasaan, bright pun dengan linglung mencoba meralatnya.
tangannya mencengkram bahu win erat-erat, akhirnya mulai memberi fokusnya pada win seorang.
"aku– uhm... cuma– nggak mau bikin kamu khawatir ataupun bikin kamu tambah sedih." ucapnya kelimpungan, bingung memilih kata yang tepat untuk win yang bersedih.
selama ini, ia lah yang selalu ditenangkan oleh win.
melihat win pertama kali seterpuruk ini, bright jadi tidak mengerti harus melakukan apa untuk memperbaiki suasana yang suram ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
warm on a cold night • brightwin
Fanfictionbook 2 of adore you susah ya, punya pacar ambis? olim lagi, olim terus. !bxb area !lil bit english