pendewasaan diri

476 68 9
                                    


bright di tahun ini pun tersenyum kecut setelah menceritakan rentetan kejadian setahun lalu pada gun.

sementara gun sendiri mengangguk-angguk kecil tanda bahwa ia selalu menyimak cerita yang dilantunkan bright sejak tadi.

"terus kak jungkook gimana?" tanya gun, tidak nyambung dengan suasana sedih saat ini.

"di hotel, lah."

"lo langsung balik ke indo?"

"lo sebenernya ke mana aja sih, njing? masa masalah sepele begituan nggak tau?"

"gue amnesia. dih udah jawab aja ngapa sih?"

"ya gue tetep di hamburg dulu lah, sekalian liburan. emangnya gue sekaya apa bisa langsung balik ke indo gara-gara cemburu sama orang yang gak dikenal?!" seloroh bright emosi.

"sama kak jungkook?"

"ya iya lah, gun!"

"lo pasti diajak mabuk kan tuh sama tuh kelinci satu?" tuduh gun menyipitkan matanya.

mengingat bahwa jungkook yang sejak beranjak ke umur 20 ini jadi sangat mencintai minum-minuman, pasti dia tidak akan melewatkan kesempatan putus cintanya bright yang sedang anget-angetnya buat diajak minum bareng.

bright mengalihkan perhatiannya ke sana ke mari menghindari kontak mata dengan gun.

"it's oke, bang. gue sama papi juga pernah diajak mabuk sama kak jungkook, kok. udah... lo nggak perlu merasa gimana-gimana. santai aja. gue temen lo, kan? lo bisa cerita apapun ke gue." ujar gun sembari menepuk-nepuk bahu bright menenangkan.

bright malah membelalakkan mata, "kalian berdua pernah mabuk?!"

"we also had sex." tambah gun enteng. tangan kirinya membentuk huruf 'o' yang kemudian ia tusuk-tusukkan dengan jari telunjuk kanannya dengan tatapan nakalnya.

"SERIUS?!" teriak bright histeris. senyumnya melebar, ikut bahagia dengan pencapaian kedua sahabatnya ini.

"YAAA." balas gun tak kalah histeris.

"SUMPAH?!" tambah bright, kali ini sambil mencengkeram kedua pergelangan tangan gun memastikan.

"HEEM!"

bright terdiam sejenak, kemudian ia mendekatkan tubuhnya ke arah gun, berbisik penasaran, "enak?"

gun lantas tertawa keras, "lima ronde, bang." jawabnya sambil menunjukkan telapak tangannya di hadapan wajah bright yang tertawa puas.

dengan ekspresi kagum, bright bertepuk tangan riah.

"emangnya lo belum pernah?" penasaran, akhirnya gun bertanya.

"foreplay doang sama win. selebihnya nggak pernah." jawab bright sambil lalu, kembali menyomot jajanannya yang tadi sempat ia taruh di atas meja karena keasikan bercerita dengan gun.

"sama kak prim?"

mendengar pertanyaan itu bright lantas menggeleng dengan tegas dengan mata yang menyipit pada gun.

"never." jawabnya dengan lugas. "gue bahkan nggak berani sentuh badannya."

rasa keingintahuan gun semakin meningkat seiring dengan kalimat-kalimat yang bright ucapkan.

sejujurnya, bahkan gun nggak pernah tahu alasan kenapa bright dan prim bisa jadian dan pacaran sampai saat ini.

maksud gue, mereka sama-sama gay, njing. pikirnya di kepala.

oh, kalau bright mungkin memang masih ada sedikit kemungkinan dia bakal jadian sama cewek, karena bright dikategorikan sebagai bisexual.

tapi, kalau prim?

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang