bolos bareng

870 104 56
                                    

"materi yang mana tuh?"

"laju reaksi."

"oh, coba sini, biar gue aja yang ngerjain. lo cari materi lain aja."

"nggak papa nih?"

"iyep."

"oke makasih, je."

percakapan antara dua lelaki itu tampaknya tak cukup untuk menarik perhatian view dari seorang lelaki yang kini tengah sibuk mencoret-coret sesuatu di sebuah kertas kosong.

bahkan seolah memandanginya dari jarak sedekat itu pun tak cukup, kini view semakin menarik kursinya mendekat ke arah win, memangkukan dagunya di senderan tangannya.

sebisa mungkin win tidak menggubris kehadiran gadis ini di sampingnya, ia hanya akan sesekali mendesah kasar sambil memutar bola matanya ketika merasa view sudah kelewatan batas dengan sengaja menyenggol tangannya yang sedang mencoret-coret jawaban.

"vi, kalo lo cuma ngelihatin win mending ngundurin diri aja lah, vi. kita semua di sini mau serius beneran loh buat olimpiade kali ini. kita dipasrahin menang sama sekolahan. jangan main-main. jujur, lo tuh ganggu banget." sentak pluem, berceletuk di tengah sepi ruangan belajar kali itu.

win, khao, juga jj langsung serentak menoleh pada si pembicara yang tengah menatap lekat ke arah view yang mengernyit aneh.

"gue udah ngerti sama materinya kok, pluem. gue udah sering belajar itu. gue udah hapal. lagian lo kenapa, sih? mata juga punya gue, kenapa jadi lo yang ribet?" sinis view, mendecih, mengistirahatkan punggungnya ke senderan kursi.

matanya ikut menatap lurus pada pluem, seolah menantang lelaki itu untuk berdebat padanya.

jj yang duduk di samping pluem itu menepuk pahanya, mengisyaratkan pluem untuk tetap tenang dan tidak menimbulkan keributan.

toh, olimpiade akan datang sebentar lagi.

kalau view harus keluar sekarang, justru mereka nantinya yang akan repot.

"mau tahu cara biar gue nggak ribet lagi, nggak?"

view mengendikkan bahunya tidak peduli. mengalihkan perhatiannya ke arah kuku panjangnya sambil meniup kotoran yang tidak sengaja menempel di sana.

"win, lo keluar." suruh pluem tiba-tiba.

win, yang namanya disebut itu melayangkan tatapan protesnya.

"kenapa jadi gue?"

"keluar." pluem menekankan satu kata itu dengan tegas, menyalang tajam ke arah win yang segera mendesah kasar dengan frustasi.

mau tak mau ia beranjak dari kursinya, merampas seluruh barangnya yang ada di atas meja dengan ogah-ogahan.

tak lupa ia juga menarik stabilo yang sedang dibuat mainan oleh view dengan kasar.

sembari melewati kursi view, ia mensengajakan kakinya menendang kaki kursi gadis itu, menyebabkan tubuhnya agak limbung ke depan karena tidak seimbang.

begitu si rambut lurus menoleh padanya dengan pandangan tanya, win cuma mengedikkan bahunya, "sengaja." lirihnya sebelum menutup pintu ruang belajar dengan cara dibanting. khao sampai melompat kecil dari duduknya karena suara bantingan yang begitu keras itu.

gumaman-gumaman penuh kekesalan itu terus menemaninya yang sedang berjalan tak tentu arah sejak keluar dari perpustakaan. bersamaan dengan dirinya yang terus membenarnya posisi buku-buku juga kertas yang tadi ia bawa di dalam pelukannya.

ini semua gara-gara view.

dia jadi tidak bisa belajar dengan tenang dan harus kembali ke kelas lagi, karena ia sudah tak tahu harus ke mana untuk belajar di area sekolah ini tanpa harus kehilangan konsentrasi.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang