bright menyandarkan tubuhnya di pilar rumahnya, menatap lesu off yang sedang mengelap mobil yang akan mereka pakai dari kotoran-kotoran cicak yang jatuh di atas kap mobil.
"udah belom?" tanyanya tanpa minat, dijawab gelengan kecil oleh off yang tetap membersihkan badan mobil, tak terganggu sama sekali oleh desahan kasar bright yang tidak membantunya.
"gue nggak tahu harus seneng apa nggak, deh." lirih bright pada angin, atau sebenernya tertuju pada off.
"napa emang?" sambil terus membersihkan mobil, off menimpali.
"galau gue. labil banget hati gue, parah. capek gue capek." keluh bright putus asa, lagi-lagi mendesah dengan kasar.
kali ini off memilih untuk tak menanggapi. membuat keadaan di sekitar mereka terasa sunyi.
membuat bright dapat dengan jelas mendengar sebuah langkah kaki yang terburu-buru.
pelan, ia berbalik, matanya lantas menyipit ketika mendapati win tengah berlari ke arahnya. lalu sebentar kemudian matanya sepenuhnya membola ketika win tiba-tiba melompat ke dalam pelukannya tanpa peringatan sama sekali.
kedua tangan bright tak bergerak barang sedikit pun, ia berkedip berkali-kali, bingung dengan situasi yang sedang ia hadapi saat ini.
kepalanya menoleh pada off yang berdiri di samping kap mobil, menanyakan tentang keaadaan saat ini dan apa yang harus dia lakukan sekarang, tapi sahabatnya itu justru mengangkat kedua bahunya sembari tersenyum jahil.
bright mendelik marah, merasa bahwa off tak berguna dalam situasi se mendesak ini.
"hey, hey, hey, kenapa?" tanya bright akhirnya bertindak sendirian tanpa saran, menarik win dari pelukannya.
win tak menyembunyikan senyuman lebarnya yang sejak tadi tertimbun tak terlihat, membuat pipinya tertarik kencang dan menggembung dengan lucu. oh, dan jangan lupakan sepasang gigi kelincinya yang selalu bisa membuat bright melemah begitu melihatnya.
tangannya dengan lancang menggenggam pergelangan tangan bright.
"bunda siuman?!" serunya senang, menggoyang-goyangkan tangan bright kesenengan.
lubang hidung bright mekar dengan senang, pipinya merah padam, ia tidak dapat menyembunyikan senyum malu-malunya begitu pupil mata win tepat menatap lurus padanya.
"iya– ya, ya, ya." jawabnya dengan gugup, menganggukan kepalanya berkali-kali.
dari sudut pandang off, bright terlihat sama persis dengan mainan dashboard mobil yang kepalanya suka ngangguk-ngangguk kalau kena sinar matahari, yang biasanya dijual di lampu merah sama abang-abang.
dan tentu saja itu membuat off menyemburkan tawanya dengan kencang karena ia tidak dapat menahan diri membayangkan wajah bright mengangguk-angguk di atas dashboard mobil.
bright dan win sama-sama melirik pada off, memandang sebelah mata off yang tertawa kencang sembari berbalik tengkurap di atas kap mobil.
bright mengalihkan pandangannya, "gimana? lo mau ikut?" tawar bright ramah.
matanya tak sengaja melirik pada tangannya dan win yang masih saling tertaut, dan win dengan cepat menyadarinya. win melepasnya dengan terburu-buru dengan gerakan kikuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
warm on a cold night • brightwin
Fanfictionbook 2 of adore you susah ya, punya pacar ambis? olim lagi, olim terus. !bxb area !lil bit english