invitation

582 83 11
                                    

win menatap lamat-lamat isi surel dari sebuah alamat e-mail yang tertera di layar laptopnya.

rahangnya hampir jatuh ke tanah begitu ia selesai membaca surel tersebut sampai habis.

matanya berkali-kali berkedip tidak percaya, air matanya langsung jatuh menerobos pelupuk matanya saking bahagianya dirinya sekarang ini.

mau berteriak sudah tidak sanggup. seolah-olah kebahagiaannya meluap dan mendidih sampai ke otaknya.

tangannya dengan segera bergerak secara tidak sadar untuk menggapai ponselnya di ujung meja belajarnya, dan kemudian jari-jari tangannya tersebut bergerak secara kontan mencari sebuah nama yang selalu menemaninya sampai detik ini.

dan barulah ketika sebuah sapa terdengar di indra pendengarannya, win tersadar.

ponselnya yang semula sudah ia letakkan di depan daun telinganya dengan senyum yang merekah itu, ia jauhkan.

ditatapnya lagi sebuah nama yang muncul di layar ponselnya.

"halo, win sayangnya mas bright? kenapa?"

hatinya ragu.

begitu mendengar suara khas seorang yang baru bangun tidur itu, ia langsung ragu.

"hmm... pagi, mas! udah jam sembilan loh! bangun, bangun, bangun!" serunya riang.

sebuah kekehan terdengar dari seberang telepon.

"seneng banget kayaknya. hari ini sarapan di rumah kamu nasi goreng, ya?"

tebak suara tersebut.

win balas terkekeh, mendekatkan benda persegi panjang itu ke pipinya yang basah.

"iya." jawabnya pendek, terdengar lesu di telinga bright.

"kamu kenapa?"

win menarik napasnya dalam-dalam. matanya terpaku pada satu titik di hadapannya.

tepat pada sebuah surel yang dikirim oleh sebuah universitas yang cukup terkenal di jerman.

sebuah surel yang berisi ajakan untuk datang dan belajar di sana.

selama empat tahun.

gratis.

mimpinya berada tepat di hadapannya.

dan sumber bahagianya yang saat ini sedang berada di sebuah panggilan yang ada di depan telinganya.

lantas mana yang harus dia pilih?

lantas mana yang harus dia pilih?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"kamu ambil atau enggak?"

bu rosidah memijat keningnya sendiri, pening menghadapi salah satu murid kebanggannya yang berhasil mendapat full beasiswa di hamburg university.

bukankah seharusnya dia tidak ragu-ragu lagi?

universitas terkenal itu sedang mengincarnya saat ini.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang