belum

578 88 24
                                    

sosok lelaki berpakaian rapih yang baru saja keluar dari ruang konseling itu begitu menarik perhatian gun attaphan untuk segera berlari menghampirinya.

lalu, tahu-tahu dirinya sudah berhadapan langsung dengan lelaki tersebut.

lelaki yang entah kenapa belakangan ini gun duga sudah kehilangan sisi cerianya.

"jadi babu lagi, ya?" tanyanya bersimpati, mengambil seperempat tumpukan berkas dari pelukan win yang kehilatan keberatan dengan inisiatif tersebut.

"gue bisa sendiri." lirih win, menyuruh gun mengembalikan barang bawannya kembali ke pelukannya dengan isyarat mata.

tapi bukan gun namanya kalau dia tidak keras kepala, maka dari itu, lelaki pendek tersebut malah langsung mengangkat tungkai kakinya, dan berjalan pergi lebih dulu meninggalkan win di belakangnya.

win mendecak pasrah, mau tak mau mengikuti langkah gun di belakangnya.

"jangan cepet-cepet! emang lo tau ini mau dibawa ke mana?" seru win setengah berteriak, mencoba menyeimbangi langkah gun yang meskipun kakinya pendek, tapi jalannya cukup cepat itu.

"kelas ips kan?" tebak lelaki yang memimpin, menunjukan senyum sombongnya ketika win terlihat terpana olehnya karena berhasil menebak dengan benar.

padahal jelas saja karena tumpukan berkas ini adalah kertas ulangan harian anak ips yang sudah di nilai.

begitu mereka sudah selesai menyelesaikan amanah dari bu amanah, selaku guru ips yang sering banget nongkrong di ruang konseling, mereka pun mulai menyusuri koridor sekolah mereka dalam diam.

sebetulnya gun ingin menanyakan sesuatu pada win, tapi ketika ia merasakan kalau win sedang tidak dalam mood yang bagus, maka gun pun mengurungkan niatnya.

bel masuk kelas berbunyi ketika keduanya sudah berada di pertigaan lorong kelas 12.

berhubung tahun ini mereka tidak lagi sekelas, jadilah win dan gun harus berpisah di tengah-tengah pertigaan ini untuk bisa sampai di kelas masing-masing.

win yang menempati kelas unggulan itu harus belok ke kanan.

sementara gun yang masuk ke kelas menengah cenderung kelas bawahan itu harus belok ke kiri.

gun baru akan melambaikan tangannya untuk berpamitan pada win, sebelum tiba-tiba win mencengkram pergelangan tangannya kuat-kuat.

"temenin gue bolos, yuk?"

kedua kelopak mata yang dipaksa memejam sekuat tenaga itu bergetar hebat, beriringan dengan timbulnya kerutan-kerutan kasar di ujung matanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

kedua kelopak mata yang dipaksa memejam sekuat tenaga itu bergetar hebat, beriringan dengan timbulnya kerutan-kerutan kasar di ujung matanya.

bright yang terpaksa menganggur karena tidak berhasil lolos ujian sbmptn maupun ujian mandiri ini sekarang terlihat seperti manusia tanpa nyawa.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang