not the same person

532 78 24
                                    


makanannya sudah dingin ketika tangannya mulai bergerak mengambil sendok yang ada di sampingnya.

win dengan senyuman hambarnya pun mulai menyuapkan makanan yang sudah ibunya persiapkan di meja makan malam ini.

"perlu mama angetin nggak?" tanya si wanita, mengambil andil untuk sang buah hatinya yang tengah patah hati.

yang ditanya menggeleng lemah, "nggak usah, mah. gini aja cukup." jawabnya. sama sekali tak membuat ibu dan ayahnya tenang.

ini sudah hari ketiga sejak anaknya pulang ke rumah, dan mereka sama sekali belum mendengarkan tawa yang sudah lama mereka tunggu.

sebut saja mereka egois.

bahkan, sejenak di pikiran mama win ia memasabodoh kan tentang perkara cinta-cintaan anaknya.

dia cuma rindu senyum sang anak.

dia rindu derai tawa anak lelaki satu-satunya ini.

namun karena masalah yang sedang terjadi, yang bisa ia lihat saat ini hanyalah wajah sembab dan senyum palsu milik win.

yang bahkan mama dan papa win tak mengharapkan ekspresi itu muncul di wajah manis anak kesayangannya.

dentingan sendok dan garpu yang beradu itu membuat lamunan keduanya buyar. tau-tau win sudah menyelesaikan makanannya dan mulai berjalan menjauh meninggalkan meja makan tanpa mengucapkan sepatah katapun.

sepasang orang tua itu terdiam.

tidak mampu menahan langkah win yang semakin menjauh dari mereka.

"apa perlu papa pukul bright ya, mah?"

suara berisik dari bawah meja makan itu membuat bright lantas mendesah kasar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

suara berisik dari bawah meja makan itu membuat bright lantas mendesah kasar.

ditendangnya tulang kering off yang sedari tadi kakinya bergerak mengetuk-etuk lantai dengan berisik.

off mengaduh lirih, memelototi bright yang duduk di hadapannya dengan tajam. sementara bright cuma mengedikkan bahu tidak peduli.

suasana di meja makan itu kembali suram setelah off tak lagi menggerakkan kakinya.

off mendengus sebentar, kemudian ia menoleh untuk menatap wajah prim yang duduk di sebelah bright dengan lamat, setelahnya ia beralih untuk menatap bright yang menundukkan wajahnya malas.

gun sendiri yang duduk di sebelah off itu sudah lama menyerah dengan keadaan yang sedang terjadi kali ini.

ini selalu terjadi setiap saat.

dan gun terlalu capek untuk menengahi lagi.

"bright, lo aja yang minta maaf napa, deh?" bisik off sembari menoel-noel punggung tangan bright.

bright mendecih, menarik tangannya dari atas meja makan, agar off tak dapat menyentuhnya lagi.

sementara itu, prim memutar kedua bola matanya jengah, lantas ia beranjak dari meja makan, kemudian pergi begitu saja tanpa berbalik lagi.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang