ngambek nich

860 118 50
                                    

"yang dilihat tuh materinya, vi. bukan gue."

keluhan kesal terdengar begitu menusuk telinga siapapun yang duduk di sekitar meja keduanya.

win dan view kini tengah berada di perpustakaan daerah, berdua saja, karena khao, jj, dan pluem punya tugas sendiri untuk membuat rangkuman soal-soal yang sempat ditanyakan di olimpiade yang lalu.

sementara itu, view dan win mendapat tugas untuk mengumpulkan materi lain dari buku-buku yang kemungkinan belum pernah mereka sentuh. karena siapa tahu buku lain memiliki informasi yang lebih lengkap, kan?

tapi, si view ini daritadi cuma mainan stabilo punya win sambil sesekali ngelirik-lirik ke arah win yang duduk di sebelahnya.

sebenernya win nggak mau bagi tugas sama view. tapi view nya ngotot banget pengen bareng win, dan sialnya temen-temennya yang lain juga nggak mau ada yang se partner sama view.

padahal ya waktu olimpiade kemarin, view berguna banget, kok. dia paling pinter buat ngapalin teori-teori juga rumus-rumus yang ada, jadi mereka bisa nyingkat waktu karena ada view yang bantuin mereka.

tapi kalau lagi nggak serius, si view ini jadi nyebelin. nggak bisa fokus, matanya suka jelalatan ke mana-mana. apalagi di tempat umum gini. makin jelalatan dia nyari cogan kutu buku yang nangkring di perpustakaan.

"salah sendiri ganteng? kan gue nggak bisa menolak keindahan dari ciptaan tuhan, win." jawab view melengos, ia mendengus tertahan, kemudian ia menelungkupkan kepalanya di atas meja, mengurangi intensitas dia menoleh lagi pada win yang sekarang wajahnya sudah mengeras karena sebal.

baru kali ini win dibilang ganteng, tapi sama sekali nggak overproud. padahal biasanya aja langsung dijadiin ig story sama sekalian curhat di twitter buat sombong.

selanjutnya, win mulai kembali menjatuhkan pandangannya pada buku karya raymond chang itu. mengabaikan view yang mengerucutkan bibirnya sambil memutar-mutar pulpen gel sarasa clip mark on warna hitamnya, terlihat bosan dan mengantuk.

"win, gue tuh nggak ada rasa sama lo. jangan pede." cicit view, lebih terdengar seperti sedang menggumam pada dirinya sendiri. "gue tuh cuma suka ngelihat orang ganteng. titik. gitu aja." lanjutnya, tak menatap sama sekali pada win, ia malah sibuk memainkan cetetan pulpen di genggamannya itu.

"tapi gue lihat-lihat anak-anak olim jadi risih gitu sama gue. padahal gue tuh nggak maksud buat genit. seriusan, deh! gue tuh cuma pengen temenan sama orang ganteng." gerutu view, menegakkan kembali punggungnya sambil melempar pelan pulpen sarasanya ke atas meja.

"apa lagi waktu pluem suruh gue keluar dari grup olim. anjir, demi apapun sakit hati banget gue, jujur. makannya gue jadi sengak gitu sama dia. mana sejak kejadian itu, dia jadi sinis banget sama gue."

view menghembuskan napasnya pelan.

"gue cuma suka lihatin orang ganteng aja, kok. kayak, "waw cakep banget" gitu. kalo emang ada peluang buat gebet, ya gue gas kan aja. kalo enggak, ya gue cuma ngelihatin doang. ngelihatin doang emang salah?"

"ya lo ngelihatinnya kayak mau makan tuh orang, sih. gue aja risih kalo lo lagi ngelihatin gue gitu." win menyambut curhatan view, yang ternyata sejak tadi didengarkan oleh lelaki di sebelahnya yang padahal kelihatan sibuk sendiri itu.

"risih banget, ya?" tanya view dengan nada khawatir, win mengangguk cepat. "banget. sampe merinding gue."

"ya gimana dong, anjrit? lo ganteng, gue nggak salah, kan? siapa suruh lo cakep banget?" seloroh view, tangannya bergerak-gerak mengeluarkan perasaannya yang ada.

win bergidik ngeri, ia menggelengkan kepalanya kecil sambil tertawa pelan.

"ya masak gue harus jelek dulu biar nggak lo lihatin?"

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang