billkin's side story : friend zone

620 71 19
                                    

setelah kejadian kertas terbang hari itu, esoknya mading utama kampus hamburg ramai dipenuhi para mahasiswa yang bergerombol, menikmati topik terhangat untuk dijadikan bahan gosip.

disitu juga, berdirilah seorang billkin yang mengamati papan mading dengan raut wajah sumringahnya.

sebuah foto berukuran 4r serta tulisan-tulisan panjang berisikan penjelasan kenapa foto tersebut terpasang adalah fokus utamanya kali itu.

"ketemu." ucapnya berbisik dengan senyuman lebarnya.

win yang baru menikmati tahun keduanya di hamburg itu tengah berjalan santai melewati koridor kampusnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

win yang baru menikmati tahun keduanya di hamburg itu tengah berjalan santai melewati koridor kampusnya.

menikmati suara-suara bisik lirih di sekitarnya.

mendengarkan dengan senyum pongah dan dagu yang dia dongakkan.

cukup satu tahun saja win beradaptasi dengan bahasa di sini, dan sekarang dia sudah mengerti apa yang orang-orang katakan seolah-olah bahasa itu adalah bahasa ibunya.

bukan cuma bahasa saja yang ia kuasai.

pun juga dengan peringkat akademik paralel di sana.

win baru saja hendak merogoh saku celananya untuk mengambil ponsel pintarnya ketika seorang tiba-tiba saja melambai sambil memanggil namanya keras-keras dari arah yang berlawanan dengannya.

win mengerutkan dahinya bingung, menoleh ke sana ke mari untuk memastikan kalau nama yang dipanggil lelaki itu adalah dirinya sendiri.

barulah ketika lelaki itu berhasil sampai di depannya dengan napas yang terengah-engah, win akhirnya yakin kalau orang ini memang betul memanggilnya.

"eh–" win hendak membuka pembicaraan ketika billkin justru mencengkram kedua lengannya erat-erat.

"lo orang indo kan?" tanya billkin dengan mata yang langsung tertuju pada manik hitam legam milik win.

mata win langsung berbinar senang begitu orang asing di hadapannya ini berbicara dengan bahasa yang ia rindukan.

"IYA! LO JUGA!? SUMPAH SERIUS DEMI APA?!"

cukup singkat pertemuan pertama  mereka yang membawa mereka menjadi sedekat keluarga seperti saat ini.

sejak saat itu, win selalu datang ke billkin untuk sekedar bersenda gurau.

seperti sejatinya sebuah magnet dengan dua kubu yang berbeda, saling tarik menarik satu sama lain, enggan melepas.

seperti sejatinya sebuah magnet dengan dua kubu yang berbeda, saling tarik menarik satu sama lain, enggan melepas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang