tentang prim

573 71 25
                                    

hari ini seharusnya adalah harinya off dan gun untuk nge-date.

ya, seharusnya.

awalnya jadwalnya begitu.

off lantas mendengus sendiri ketika menyadari bahwa awal mula reuni tak terjadwalkan ini berasal darinya yang mengajak bright untuk menjadi nyamuk.

sumpah.

dia bener-bener pengennya ngajak bright doang, biar bisa ngecengin tuh anak. kan asik tuh, dia sama gun sibuk pacaran, terus si bright nya cuma muter-muter nggak jelas sambil ngelihatin mereka pacaran.

tapi coba lihat sekarang.

sekarang, dia sedang berjalan bersisian dengan win yang terus sibuk mengoceh tentang jalanan-jalanan jakarta yang sekarang tampak lebih keren, dia juga mengomentari tentang kemacetan jakarta yang sekarang sudah tak terlalu padat.

sementara bright dan prim berada di belakang mereka, berbicara berbisik-bisik, tidak jelas betul apa yang mereka perbincangan. karena pun off juga tidak peduli dengan topik pembicaraan mereka. palingan juga sedang berselisih pendapat.

di baris paling belakang, ada pacarnya dan juga orang asing yang baru dia temui tadi, cowok kenalan win yang dia bawa dari hamburg.

off mendesis, mendapati bahwa gun sudah berbincang sangat akrab dengan teman win itu sampai-sampai ia melupakan dirinya di sini, memandu win yang terus mengoceh tidak jelas.

mereka berenam saat ini sedang berjalan melewati lorong parkiran mall, setelah beberapa menit yang lalu mobil milik bright serta win selesai parkir.

tadi, win dan billkin memang sengaja berangkat terpisah menggunakan mobil yang mereka bawa dari rumah win karena takut tempat duduknya tidak muat.

padahal ya muat-muat aja, keluh bright. itu alasan billkin aja biar bisa berduaan sama win, cibirnya dalam hati. tidak lelah dengan penyakit hatinya yang belum bisa sembuh.

"terus ya, bang. tadi gue lihat di halte transjakarta rame banget, sekarang udah banyak yang pake—" ocehan win yang sepihak itu dipaksa berhenti oleh off yang langsung menyekap bibir win dengan telapak tangannya, berlagak hendak menculik win, membuat win terpontang-panting karena kaget.

"lo diem dulu, ye. gue pening banget  kagak bohong." gerutu off melotot, membuat win terdiam seketika.

selepas mengangguk patuh, jari-jari tangan win terkait di depan perutnya, ia terus-terusan melirik pada off yang mendengus menatap lurus pada langkahnya sendiri. tidak memedulikan sekitarnya karena terlanjur budrek.

"bang off pusing skripsi, ya? sabar ya, bang. temen-temen gue juga banyak yang skripsinya sering ditolak juga, kok. tapi untungnya gue langsung diterima, sih. malah gue langsung sidang skripsi. abang udah sidang?"

off menggeram tertahan, matanya mendelik marah pada win yang sudah meringkuk seperti kucing ketakutan.

langkah off terhenti, pun juga dengan win.

kedua tangan off mendarat ke bahu win, kemudian mengguncang tubuh itu dengan keras-keras. membuat billkin yang menyadarinya, terpekik kaget, hendak menengahi sebelum gun menahannya sambil menggelengkan kepala,"kalo lo yang ke sana, lo malah dipukul." begitu katanya.

billkin memandang mengedar, mendapati bright yang menyaksikan kejadian itu malah justru menghela prihatin sambil menggelengkan kepalanya takzim. prim pun juga, cewek itu cuma menggaruk pipinya sambil tersenyum pahit.

sepertinya semua orang di sini selain dia sudah hafal betul dengan tabiat off. bahkan win yang sejak tadi badannya di ontang-anting itu pun tak mengelak sama sekali, ia malah tersenyum pasrah.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang