new year gifts

610 91 38
                                    

hamburg.
2024, january 6.

"yo!"

win mengalihkan pandangannya dari layar ponsel menuju kepada seseorang yang baru saja menyapanya.

"yo." balasnya tanpa minat, lalu kembali memainkan ponselnya.

bangku di sebelahnya berderit, menandakan kalau orang tersebut mendudukinya.

"lo main hp terus, emang ada yang chat apa, hah?" ketus si lelaki di sebelahnya.

namanya adalah billkin putthipong.

teman win yang kebetulan dari kampung halamannya sama sepertinya.

win lebih memilih untuk mengabaikan billkin dan kembali fokus berkirim pesan dengan mamanya.

namun suara gemurusuk dari sebelahnya, mau tak mau membuat win menolehkan kepala dengan malas.

"lo jangan ribut dulu bisa nggak sih?-"

suara win terpotong oleh gerakan billkin yang tiba-tiba menyodorkan sebuah paper bag ke hadapan win dengan tampang bodohnya.

"happy new year!" seru billkin sembari merentangkan tangannya lebar-lebar, lalu menyandarkan punggungnya ke punggung kursi seperti biasa.

win menaikkan sebelah alisnya, menerima paper bag yang diberikan billkin di atas mejanya, kemudian meletakannya di samping kursi.

"hm, makasih." gumamnya tak peduli. "gue nggak ada hadiah buat lo, jadi gausah ngarep." lanjut win ketika ia mendapati bahwa billkin tengah menatapnya berseri dari samping tempat duduk.

billkin mendengus jengah.

keduanya kemudian terdiam.

win masih saja berkutat dengan ponselnya, sementara billkin berkali-kali melirik pada win untuk memberi kode bahwa dia bosan.

sekiranya hampir sepuluh menit kedua manusia itu saling diam.

sampai billkin jenuh, dan akhirnya memukul belakang kepala win dengan cukup keras.

"aduh!!" pekik win marah, balas memukul billkin agar setimpal.

"tahun baru ini, win! lo nggak balik ke indo apa gimana, sih?! liburan bukannya nyantai, malah nyuruh gue ke perpustakaan. MAKSUD LO APA?!!" keluh billkin, yang serentak langsung ditatap nanar oleh manusia-manusia yang sedang sibuk pada bahan bacaannya di perpustakaan.

win tak bergeming, justru malah mengabaikan billkin karena terlanjur malu.

billkin yang tahu kalau win sedang menyembunyikan dirinya dibalik buku agar tidak ada orang yang melihat wajahnya itu mendelik jengkel.

"SEKARANG LO MALU KARENA BARENG SAMA GUE?!!"

"sshhhhh!"

"anjir astaga, kin. balik aja dah lu sono. balik, balik. malu banget gue, asli."

win berdiri dari duduknya sembari menenteng buku yang tadi ia bawa, kemudian mengembalikannya ke rak semula.

di belakangnya, berjalan seorang billkin yang cemberut dengan kedua tangan yang dilipat di depan dada.

"lo beneran nggak ada niatan balik ke indo ap-"

"lo sendiri kenapa nggak balik?"

billkin diam, sebentar kemudian tangannya bergerak menggaruk belakang lehernya malu, "hehe gaada duit."

mendengar alasan tersebut, win memutar kedua bola matanya.

"makannya jangan klubing teros." nyinyir win selagi melangkahkan kakinya keluar dari perpustakaan.

warm on a cold night • brightwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang