🍁50.🍁 Balas dendam

1.6K 223 19
                                    

Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying all
Happy reading



"Apa?! Cerai?!" Tanya Audy berteriak ke papa nya yang berdiri di hadapannya.

"Ini demi kebaikan kamu, Audy! Kamu harus menurut sama papa!" Ujar Damian membuat Audy menatapnya dengan tatapan tak menyangka.

"Kebaikan? Kebaikan apa yang papa maksud! Dengan menjadikan aku janda di usia muda kayak gini? Papa ini bisa berpikir gak sih, hah?!" Tanya Audy dengan emosi yang berapi-api.

"Pa, aku bukan mainan! Aku bukan boneka! Aku bukan benda mati yang gak berperasaan!" Kini air mata kembali jatuh membasahi pipi Audy.

"Kenapa papa selalu berbuat sesuka hati papa. Papa menikahkan aku, trus sekarang papa mau misahin aku dari suami aku," ujar Audy dengan matanya yang basah.

"Tapi dia udah berbuat semena-mena sama kamu, Audy! Dia bukan laki-laki yang pantas buat kamu!" Damian bersikukuh.

"Tau darimana papa? Hm? Kalo papa tau dia bukan laki-laki baik, kenapa papa kemarin itu nyuruh aku buat nikah sama dia?!" Tanya Audy penuh emosi.

"Perasaan bukan lelucon, pa! Kenapa gak dari awal papa pertimbangkan ini semua sebelum papa menikahkan aku sama Bagas, laki-laki yang aku gak tau seluk-beluk dan sifatnya!"

"Dan sekarang? Disaat aku udah mulai terbiasa sama semuanya, dengan gampangnya papa nyuruh aku buat pisah dari dia?" Tanya Audy lagi.

"Audy sayang, papa mohon sama kamu, ngertiin perkataan papa. Dia udah berani main tangan sama kamu. Dia udah kasar sama kamu—" ucapan Damian terpotong.

"Papa juga dulu berani main tangan sama aku. Bahkan disaat umur aku masih kecil. Lebih parah siapa, pa?" Damian terdiam saat Audy melempar pertanyaan itu.

"Aku bukan anak kecil lagi. Dan aku bukan tanggungjawab papa lagi sekarang. Papa udah menyerahkan aku ke Bagas. Dan sekarang biar aku yang menyelesaikan ini semua," ujar Audy.

"Papa gausah merasa kecewa, dari dulu aku selalu ngikutin apa perkataan papa. Bahkan aku yang terus ngalah. Tapi untuk sekarang engga pa," Audy menggeleng.

"Kehidupan aku sekarang hanya punya ku! Punya Audy! Cukup aku yang memutuskan untuk melakukan apa! Kedepannya aku bakal ngelakuin apa itu urusan aku! Gak ada yang bisa mencampuri urusanku lagi termasuk papa!"

Setelah mengatakan itu, Audy langsung berlari menaiki tangga menuju ke kamarnya dengan perasaan campur aduk. Marah, sedih, kesal, kecewa, semuanya jadi satu.

××××

Audy melangkahkan kakinya menuju ke balkon kamarnya. Dengan langkah lesunya Audy menyusuri kamar gelap itu dengan ponsel yang ia genggam di tangan kanannya.

Audy mendudukkan tubuhnya di atas ubin yang dingin tanpa alas. Ia menekan salah satu kontak dan menelfon nya.

Saat tersambung, Audy langsung menyapa seseorang tersebut.

"Mama..." Lirih Audy kembali terisak dengan air mata yang bercucuran.

"Audy sayang? Kamu kenapa? Kamu nangis kenapa sayang?"

Haters Gonna Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang