Sebelum lanjut membaca, vote dulu kuy!
Semoga kalian terhibur ya sama cerita aku.
Jangan jadi sider dong ya, author juga cape mikirin idenya, hargai semua kerja keras author ya.
Happy reading 🤗
Xie Xie>.<↓
↓
↓Hari-hari berlalu. Hingga kini hubungan antara Audy dan Bagas masih belum kunjung memulih.
Entah Audy yang masih mempertahankan egonya atau Bagas yang sudah sangat keterlaluan.
Yang pasti, Audy sangat kecewa dengan tindakan Bagas kemarin.
Kini, gadis berbalut kaos pink dengan hotpants berwarna putih itu berjalan menuju ke salah satu taman belakang rumahnya untuk mengurus tanamannya.
Saat Audy berjalan melalui pintu depan, Audy melihat Bagas yang tengah mencuci mobilnya karena kebetulan ini adalah hari Minggu.
Audy mengacuhkan pria berkaos putih itu. Ia masih sangat malas untuk sekedar bertegur sapa saja.
"Audy. Mau kemana?"
Audy menghentikan langkahnya dan menghela nafasnya pasrah. Gadis itu membalikkan badannya dan menghadap ke arah Bagas.
"Taman," acuh Audy dengan wajah datarnya.
"M-mau ngapain?" Tanya Bagas.
"Benerin bunga."
"Dy, lo-" ucapan Bagas terpotong.
"Gue cabut dulu," Audy memotong perkataan Bagas dan pergi meninggalkan Bagas yang berdiri di halaman rumahnya itu.
Bagas menghela nafasnya. Sepertinya Audy masih sangat marah kepadanya.
Saat Bagas hendak mengambil kanebo di ember tiba-tiba ponselnya berdering dari dalam saku celananya.
"Siapa sih nelfon pagi-pagi?" Gerutu Bagas.
Bagas mendelikkan matanya kaget saat melihat kalau Fauzi lah yang menelponnya.
Dengan ragu-ragu, Bagas menggeser logo hijau tersebut dan menempelkan ponselnya ke telinga.
"Gue sama babu yang lain mau dateng nih kerumah tante lo yang kemarin! Kata Nathan dia kangen sama lo!"
Bagas semakin membelalakkan matanya.
Apa jadinya jika mereka datang dan melihat kalau sebenarnya dirinya tinggal bersama dengan Audy, dan bukan dengan tantenya.
"E-eh tunggu!-"
"Anjing!" Umpat Bagas saat Fauzi langsung mematikan panggilannya sepihak.
Dengan perasaan panik, Bagas langsung masuk ke dalam rumahnya dan langsung menyimpan barang-barang milik Audy termasuk foto-foto Audy.
Setelah dirasa sudah aman, Bagas langsung berlari menuju ke taman belakang untuk menyusul Audy.
"Audy! Audy gawat!" Panik Bagas membuat Audy yang tengah memberi pupuk ke dalam pot menoleh ke arah Bagas dengan tatapan menghunusnya.
"Mau apa lo?" Tanya Audy.
"Audy gue mohon sama lo. Lo jangan pergi kemana-mana ya. Gue minta lo disini aja," ujar Bagas panik.
"Ini rumah gue. Gausah ngatur," ketus Audy.
"Audy, temen-temen gue mau dateng! Gue minta tolong banget sama lo, please..." Ujar Bagas memohon.
"Ngapain temen lo kemari lagi!" Kesal Audy.
Tin!
Tin!
Tin!"BAGAS! HEWOH!" Teriak Nathan heboh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Novela Juvenil"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...