Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying
Happy reading↓
↓
↓"Bagas sama Salwa pelukan?" Tanya Audy dengan tatapan tak menyangka saat Dinda mengatakan hal itu kepadanya.
"Lo gak liat ke GC kemarin? Kemarin pagi ada orang yang tiba-tiba ngirim foto Bagas Salwa pelukan ke gue. Trus gue kirim ke GC," jelas Dinda.
Audy langsung merogoh saku jaketnya dan mengambil ponselnya untuk mengecek apakah ucapan Dinda benar atau tidak.
Gadis itu langsung membuka grup chat LINE nya dan menekan salah satu foto yang Dinda bagikan di sana.
Audy melihat ada dua orang yang tengah berpelukan di lorong koridor sepi. Gadis itu melihat dengan jelas wajah Bagas disana. Audy tak melihat wajah gadis yang memunggungi kamera namun Audy yakin itu adalah Salwa.
Bisa Audy lihat dari warna rambut Salwa.
"Ini kejadian waktu Salwa dapat surat drop out dari pak Wira, kan?" Tanya Audy tanpa melepas pandangannya dari layar ponselnya.
Dinda mengangguk, "kira-kira siapa ya yang motoin?" Tanya Dinda heran.
"Bukan itu pertanyaan yang penting," ujar Audy.
"Tapi ngapain mereka pelukan di tempat sepi kayak gini?" Lanjut Audy menatap tajam ke arah ponselnya.
"Udah pernah gue bilang ke elo kalo Salwa tetaplah Salwa. Dia gak akan pernah berubah." Timpal Tia.
Audy pun meremat kuat ponselnya. Pikirannya berkecamuk. Dirinya ingin berpikiran positif namun jika sudah bersangkutan dengan Salwa, entah kenapa dirinya sangat tidak bisa berpikiran positif.
"Tia, gue mau nanya sama lo," ujar Dinda.
Kini ketiga gadis itu tengah berada di dalam kelas. Kila hari ini tidak hadir ke sekolah karena tidak enak badan.
"Kemarin waktu lo disuruh ngambil kamus, lo kemana dulu?" Tanya Dinda.
"Gue ke toilet. Kenapa?" Tanya Tia.
"Ke toilet? Tapi gue liat lo ada di lantai 4. Di lantai 4 gaada toilet."
"Kenapa? Lo mau curigai gue?" Tanya Tia.
Dinda mengernyitkan dahinya heran. "Curiga? Pertanyaan gue gaada unsur curiganya perasaan. Gue cuma nanya, lo ngapain ada di lantai 4? Itu yang harusnya lo jawab," ujar Dinda.
"Mau gue ngelakuin apapun di lantai 4 itu terserah gue!" Ujar Tia.
"Yaudah, terserah lo. Gue cuma mau nanya itu doang. Ngapain lo nyolot?" Ujar Dinda.
"Karena lo pasti mau nuduh gue yang motoin Bagas sama Salwa, kan?"
"Nuduh lo? Lo gila ya? Gue cuma nanya! Apa yang salah dari pertanyaan gue? Lo sendiri yang menyalahartikan pertanyaan gue. Lo nya yang bego!" Kesal Dinda.
Tia bangkit dari kursinya dan mencengkram kuat kerah seragam Dinda.
"Lo sebenernya mau cari ribut sama gue?" Tanya Tia dengan tatapan menghunus nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Novela Juvenil"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...