Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying all
Happy reading↓
↓
↓
Nb: ini aku menceritakan flashback cerita Bagas yang sebenarnya."Bagas, kamu yang mau nganterin barang-barang itu ke panti, atau aku suruh pak supir aja?" Tanya Audy sembari mengelap gelas-gelas yang baru saja ia cuci.
"Aku aja. Soalnya aku juga sekalian mau singgah ke markas," jawab Bagas sembari merapikan bantal sofa.
"Ini udah mau jam 5 sore, kamu buruan anter sana. Pake mobil aku aja."
"Oke siap."
Sebuah mobil hitam terparkir di pekarangan rumah sederhana dengan sebuah papan bertuliskan PANTI ASUHAN CEMARA.
Bagas turun dari mobilnya lalu mengambil kotak kardus besar berisikan barang-barang milik Audy yang akan disumbangkan ke anak-anak panti nantinya.
Saat berjalan menuju ke pintu, tiba-tiba seorang wanita tua memanggilnya.
"Nak? Kamu nyari siapa?"
Saat Bagas menoleh, Bagas melihat seorang wanita paruh baya berjalan menghampirinya.
Saat Bagas memperhatikan wanita paruh baya itu, Bagas tiba-tiba merasa kalau dirinya mengenal wanita itu.
Dan panti asuhan ini, sepertinya Bagas tidak asing dengan tempat ini.
"Kamu nyari siapa, nak?" Tanya mbok Inah.
Mbok Inah kini sudah tampak tua renta. Wajahnya yang kini tampak lesu karena dimakan oleh usia.
Bagas yang tersadar dari lamunannya pun terkejut.
"E-eh mbok. Assalamualaikum, saya Bagas," ucap Bagas sopan sembari menyalami mbok Inah.
"Saya kesini mau menyumbangkan sedikit barang-barang milik istri saya. Saya rasa ini sedikit berguna untuk anak-anak disini, mbok," ujar Bagas sopan.
"Oh kamu mau memberi barang. Ayo nak silahkan masuk," ujar mbok Inah mempersilahkan Bagas untuk masuk.
Bagas mengikuti mbok Inah ke dalam sembari membawa kardus berukuran lumayan besar itu.
Saat sampai di dalam, Bagas dipersilahkan untuk duduk terlebih dahulu oleh mbok Inah sembari menunggu mbok Inah menyiapkan teh untuk dirinya.
Awalnya Bagas menolak, namun mbok Inah tetap kekeuh untuk membuatkannya minuman.
Kata mbok Inah, tidak sopan jika tamu tidak diperlakukan dengan baik.
Sembari menunggu mbok Inah, Bagas mengabari Audy kalau dirinya sudah tiba di panti asuhan.
Setelah mengabari Audy Bagas pun mengecek grup chat line nya.
Di grup semua orang hanya membicarakan hal-hal yang tidak penting. Bagas yang bosan pun memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.
Bagas memperhatikan sekelilingnya dengan seksama. Panti asuhan ini sangat sederhana dengan interior rumah yang masih sangat kuno.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Ficção Adolescente"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...