Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying all
Happy reading↓
↓
↓
"Gas, bangun... Udah mau jam 7 loh," ujar Audy membangunkan Bagas yang masih pulas tertidur.Gadis itu menggoyangkan lengan Bagas berulang kali agar Bagas membuka matanya. Hampir saja gadis itu kualahan saat membangunkan suaminya itu.
Bagas sangat susah sekali dibangunkan.
Bagas akhirnya membuka kedua matanya dan langsung melihat Audy yang sudah rapi pagi itu.
Audy yang melihat Bagas sudah membuka matanya itupun langsung bangkit dari duduknya dan mulai membereskan bantal-bantal yang berserakan di lantai akibat kejadian tadi malam.
"Mandi buruan, aku habis ini mau nyiapin sarapan buat kita berdua," ujar Audy sembari merapikan kasur.
Bagas hanya duduk termenung dengan wajah bantalnya sembari mengumpulkan rohnya yang masih bergentayangan.
"Awas! Aku mau beresin kasur! Mandi sana, liat itu udah jam berapa!" Ujar Audy mengomel seperti memarahi anak laki-lakinya yang malas bersekolah.
"Eungg..." Bagas merengek kemudian bangkit dari duduknya sembari mengucek matanya lucu.
"Buruan mandi, Bagas. Ngapain lagi kamu bengong disitu? Mau aku sabet pake sapu lidi?" Ujar Audy berkacak pinggang sembari mengangkat sebuah sapu lidi sederhana yang ia gunakan untuk membersihkan kasur.
"Iya! Iya!" Dumel Bagas sembari berjalan kesal masuk ke dalam kamar mandi.
Sembari menunggu Bagas selesai mandi, Audy pun membantu Bagas menyiapkan seragam sekolahnya.
Tak butuh waktu lama, 5 menit kemudian Bagas sudah keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya.
Audy heran, kenapa para laki-laki sangat cepat ketika mandi. Dan yang paling membuat Audy heran adalah, meskipun mereka mandi hanya sebentar namun aroma tubuh mereka saat selesai mandi bisa sangat harum.
"Aku ke bawah dulu ya. Mau nyiapin sarapan dulu." Audy berkata sembari membuka tirai jendela kamarnya.
"Hmm..." Bagas hanya berdehem menyahuti Audy.
"Aku nanti mau pergi sama Dinda aja. Hari ini dia pergi gak sama Fauzi. Kalo sama kamu, ntar kamu kepagian."
"Gak. Kamu sama aku," ujar Bagas dengan wajah datarnya sembari memakai dasi.
"Tapi ini masih pagi banget, Gas. Tuh liat, masih jam setengah 7 kurang. Kamu kan biasanya pergi jam 7 kurang—" ucapan Audy terpotong.
"Pergi sama aku, Dy." Bagas bersikukuh membuat Audy menghela nafasnya.
"Emang kamu gak kebosenan disana pagi-pagi gini? Temen kamu juga belum pada dateng," ujar Audy sembari membantu Bagas menyimpulkan dasi dengan rapi.
"Aku bisa di kelas kamu. Numpang tidur bentar. Masih ngantuk soalnya," ujar Bagas dengan suara seraknya.
"Pemales! Yaudah buruan sisiran yang rapi, aku mau ke dapur dulu," dumel Audy saat selesai memasangkan dasi Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Roman pour Adolescents"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...