Sebelum lanjut membaca, vote dulu kuy!
Semoga kalian terhibur ya sama cerita aku.
Jangan jadi sider dong ya, author juga cape mikirin idenya, hargai semua kerja keras author ya.
Happy reading 🤗
Xie Xie>.<↓
↓
↓"Hachim! Hachim!"
"Lo bikin gue sakit jantung dari tadi!" Protes Audy saat Bagas terus-menerus bersin dengan keras.
Bagas mengusap hidung mancungnya yang memerah akibat flu yang menyerangnya.
Ini semua akibat dari dirinya yang memaksa ikut ke acara kemping kemarin padahal sudah tau jika dirinya itu sedikit alergi terhadap dingin.
"Ya mana bisa gue kon-HACHIMM!"
"Trol," Audy melanjutkan perkataan Bagas yang terpotong.
Audy meletakkan sebuah baskom berukuran sedang berisikan air panas ke atas nakas.
"Gue udah rebusin air. Coba hirup uapnya, itu bisa bikin pernapasan lo membaik," ujar Audy sembari memindahkan panci berisi air rebus ke hadapan Bagas.
"Emang bisa?" Tanya Bagas tak percaya.
"Ck! Gak usah banyak tanya deh! Buruan hirup sebelum gue siram ke muka lo!" Audy menyambar ranselnya dan juga ponselnya yang ada di atas meja belajarnya.
"Gue suruh hirup uap nya ya Bagas! Gak gue suruh cuci muka pake tuh air panas! Buruan hirup. Gak lo liat itu udah jam berapa!" Dumel Audy sembari membenarkan kembali tatanan rambut nya.
Bagas pun langsung memenuhi perintah Audy. Ia menghirup uap tersebut sembari menahan panas yang diciptakan oleh uap itu sendiri.
Sungguh, ini kali pertama selama hidup Bagas, Bagas mengatasi flu dengan cara seperti ini.
Entah Bagas yang ketinggalan zaman atau emang Bagas terlalu goblok.
"Uhhh, vibesnya serasa menghirup udara jahannam ya Dy," ujar Bagas mendramatisir.
"Gausah alay Gas. Buruan siap-siap udah siang."
"Iya sebentar," ujar Bagas.
Audy tak menggubris perkataan Bagas dan berjalan ke kotak obat.
Gadis itu mengambil sebuah obat flu yang tersedia disana. Tak lupa ia juga mengambilkan air hangat untuk Bagas.
"Nih, minum obat dulu," Audy menyodorkan obat tersebut yang langsung diraih oleh Bagas.
Kegiatan Bagas yang tengah meminum obatnya itu tak lepas dari pandangan Audy.
Entah kenapa ia merasa sedikit kasihan kepada pria menyebalkan itu.
"Udah. Kalo gitu ayok kita berangkat ke sekolah," Bagas berujar seraya menyampirkan ranselnya ke pundak dan berjalan menjauhi Audy.
"Udah sakit jangan sok kegantengan ya Bagas! Pake masker!" Audy menyodorkan satu masker berwarna hitam agar Bagas terlihat lebih modis meski menggunakan masker.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Roman pour Adolescents"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...