Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying all
Happy reading↓
↓
↓"Bagas, mau bawa aku kemana, sih? Pake di tutup tutup segala," ujar Audy sembari melangkahkan kakinya sesuai arahan Bagas yang menuntunnya.
"Jangan bawel. Nurut!" Ujar Bagas membuat mengerucutkan bibirnya kesal.
Saat sudah sampai di tujuan, Bagas mendudukkan Audy di kursi yang tersedia.
"Aku buka ya." Bagas perlahan melepaskan ikatan kain yang menutup mata Audy.
"Buka mata kamu." Bagas berkata setelah selesai melepaskan kain yang menutupi mata Audy.
Audy pelan-pelan membuka kelopak matanya. Saat Audy membuka matanya, dirinya langsung di suguhkan oleh banyak hiasan lampu yang menghiasi taman belakang rumahnya.
Bibirnya perlahan menyunggingkan senyum.
"B-bagas, ini kamu yang bikin?" Tanya Audy dengan senyum lebarnya sembari melihat ke sekelilingnya.
"Gimana? Suka?" Tanya Bagas yang kini berdiri di belakang kursi Audy.
Audy mengangguk antusias sembari meneteskan air matanya. Ini hari yang benar-benar membahagiakan bagi dirinya. Ia tak mau waktu ini segera berakhir.
"Aku suka, makasih Bagas..." Lirih Audy.
Bagas mengernyitkan alisnya kemudian menunduk untuk melihat Audy yang sepertinya sedang menangis.
"Eh? Kok nangis?" Saat Bagas hendak menghapus air mata Audy, gadis itu justru menolehkan wajahnya menghindari tangan Bagas.
"Audy?" Panggil Bagas.
"Bagas, bilang sama aku kalo ini bukan mimpi," ujar Audy sembari menghapus air matanya.
"Kalo ini mimpi aku gak akan mau untuk bangun lagi!" Lanjut Audy.
Bagas kini beralih ke sebelah kiri Audy. Bagas menarik dagu istrinya yang tengah menangis itu untuk menatap wajahnya.
"Sayang, liat aku," ujar Bagas.
Audy memberanikan diri menatap wajah Bagas dengan mata basahnya.
"Apa yang kamu alami sekarang bukan mimpi. Ini nyata," ujar Bagas sembari menghapus jejak-jejak air mata yang membasahi pipi Audy.
"Ini kenyataan yang harus kamu rasakan. Bukan kesedihan atau keputusasaan."
"Gadisku akan selalu merasakan kebahagiaan. Itu harus." Bagas memeluk Audy dengan perasaan yang penuh rasa bersalah.
"Maafin aku, Audy. Aku udah bikin kamu menderita selama ini," ujar Bagas menitikkan air matanya sembari memeluk Audy. Gadis yang sangat ia rindukan.
"Aku udah ninggalin kamu tanpa alasan. Aku ngebiarin kamu menghadapi semua masalah kamu sendirian."
Air mata Audy semakin deras membasahi kedua pipinya saat mendengar permintaan maaf dari Bagas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Novela Juvenil"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...