Sebelum lanjut membaca, jangan lupa untuk vote terlebih dahulu ❤️
Hope you enjoying
Happy reading↓
↓
↓Bel berdering ke seantero sekolah menandakan jam makan siang sudah tiba. Kelima gadis itu berjalan bersama menuju ke kantin untuk mengisi perut kosong mereka.
Saat sudah sampai di kantin, mereka duduk di salah satu meja yang masih kosong karena hampir seluruh meja sudah dipenuhi oleh murid murid yang tengah kelaparan sama seperti mereka.
Di ujung kantin, terdapat sebuah meja berukuran besar dengan beberapa kursi. Tidak ada satupun murid yang di perbolehkan duduk di meja itu, bahkan tidak ada yang memberanikan diri untuk duduk disitu karena itu adalah tempat makan khusus untuk para anggota Ericsson.
"Eh Dinda geser dikit, napa! Sempit banget lapak gue, kalo bakso gue tumplek ganti rugi lo ya," dumel Kila karena merasa lapak meja yang ia punya sangat sempit karena barang barang milik Dinda memenuhi meja.
"Lo ke kantin bawa-bawa cermin, make up, kipas angin, lo mau makan apa mau jadi sales?" Sambung Tia sembari mengunyah kerupuk yang disediakan di atas meja.
"Eh jangan asal ngomong lo pada, ini cermin sebagai jaga-jaga gue kalo tiap habis makan harus ngaca dulu siapa tau ada cabe yang nyangkut di gigi. Nih make up gue jaga jaga supaya gue tetap kece badai, nah ini kipas gue sediain siapa tau gue gerah trus make up gue luntur, bermanfaat nih asal lo semua tau," cerocos Dinda.
"Ribet banget lo njing," celetuk Kila.
"Nih guys, silahkan dimakan," Audy datang bersama Caca membawa nampan berisikan beberapa mangkok bakso yang tadi sudah dipesan, tak lupa juga 5 gelas es teh manis yang akan menemani mereka menyantap bakso di hari yang gerah ini.
"Silahkan dimakan ubab'ku sekalian," Ujar Audy asal membuat Tia melayangkan kerupuk kearahnya.
Saat mereka tengah asik menyantap bakso mereka, tiba tiba mereka mendengar suara para gadis yang tengah berteriak heboh.
Kelima gadis itu sontak menoleh ke arah pintu masuk kantin dan melihat keenam pria tampan berjalan memasuki kantin dengan wajah datar mereka membuat para gadis yang sangat menggilai pria tampan itu berteriak histeris.
Mereka berenam berjalan menuju meja kebesaran mereka.
"Ck, heboh banget suaranya, kayak lagi liat Lee Jeno masuk ke kantin aja," Dumel Caca sembari mengunyah baksonya.
"Udah gausah di liatin, lanjut makan aja lo semua, gak penting banget kek gitu diliatin," Ujar Tia.
15 menit berlalu dan kini mangkok yang sebelumnya berisikan bakso kini hanya tertinggal kuahnya saja.
"Alhamdulillah, kenyang," Ujar Audy sembari mengelus-elus perutnya akibat kekenyangan.
"Eh eh Audy, tuh si Bagas daritadi liatin lo terus napa dah? Lo punya hutang apa begimana?" Ujar Dinda mengadu ke Audy karena sedari tadi Dinda melihat kalau Bagas terus memperhatikan Audy yang duduk membelakangi nya.
Audy pun memutar tubuhnya melihat apakah ucapan Dinda benar atau hanya karangan dia saja.
Saat Audy memutar tubuhnya, Audy melihat Bagas tengah mengaduk-aduk es teh miliknya sembari menatapnya dengan tatapan seram nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Novela Juvenil"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...