Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying
Happy reading↓
↓
↓
Audy berjalan menuju ke ruang koperasi dengan langkah malas. Bagaimana tidak, pagi nya harus diawali dengan pekerjaan tidak berguna seperti ini.Meng- copy kertas soal ulangan untuk tiga kelas sebanyak 120 lembar karena setiap kelasnya diisi oleh 40 orang murid.
25 menit Audy habiskan untuk meng-copy kertas-kertas itu. Setelah selesai, gadis dengan rambut yang dikuncir kuda itu berjalan keluar dari ruang koperasi dan membawa itu menuju ke kelasnya.
Audy memperhatikan sekitar. Ruangan koperasi lumayan jauh dari ruangan kelas membuat suasana di koridor area tersebut sangat sepi dan hening.
Petugas koperasi hari ini mungkin belum datang dan kini hanya ada Audy seorang diri di tengah-tengah koridor yang senyap.
Saat Audy mengunci pintu koperasi, Audy mendengar ada suara decitan pintu terbuka dan sepertinya itu dari pintu ruangan laboratorium IPA yang berada 50 meter dari ruangan koperasi.
Bulu kuduk Audy sontak berdiri membuat hawa terasa semakin mencekam. Audy tak mau melirik ke belakang dan langsung melangkahkan kakinya cepat dan segera sampai di kelas.
Saat Audy berjalan semakin cepat, Audy tidak sadar jika tali sepatunya tidak terikat dengan benar membuat dirinya jatuh tersungkur dan kertas-kertas yang ia bawa pun terbang berserakan di lantai.
"Sial!" Rutuk Audy sembari memunguti kertas-kertas yang berserakan itu cepat-cepat.
Sungguh, keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya padahal suhu udara pagi masih sangat dingin.
Saat Audy tengah sibuk memungut kertas-kertasnya, Audy dikagetkan dengan seseorang yang tiba-tiba menepuk pelan pundaknya.
"ASTAGHFIRULLAHALHADZIM! JANGAN GANGGU GUE, DEMIT! GUE CUMA NGEBABU DISINI GAADA NIAT GANGGUIN LO-"
"Heh gila!"
Audy sontak membuka matanya pelan dan dengan hati-hati memutar tubuhnya untuk melihat siapa yang menyebutnya gila tadi.
Saat Audy membalikkan tubuhnya, Audy semakin dikagetkan dengan seseorang yang kini berdiri di hadapannya.
"Heh! Lo gila, ya!" Teriak Audy kesal.
Ezy menatap aneh ke arah Audy.
"Lo kali, yang gila. Udah dibantuin bukannya bilang terimakasih! Nah!" Ezy meletakkan kertas yang ia punguti ke tumpukan kertas yang dipegang Audy.
"Lo ngapain sih, ke lab pagi-pagi! Kurang kerjaan banget ya lo!" Ujar Audy nyolot.
Pasalnya, gara-gara pria itu jantung nya hampir saja terlepas.
"Ya suka-suka gue, lah. Emangnya ini sekolah punya bapak lo?" Tanya Ezy tak kalah julid.
"Eh tunggu!"
"Apa?"
"Lo kan dari SMA Garuda? Kok lo bisa disini sih?"
"Bukannya udah gue kasih tau di bungkus tisu kemaren?"
"Bungkus tisu?" Audy memikirkan apa maksud dari perkataan Ezy.
Berarti angka yang ia temukan dibalik bungkus itu adalah sebuah tanggal? Dan tanggal tersebut adalah tanggal dimana Ezy resmi menjadi salah satu murid SMA Pradita?
"Jadi, itu tanggal?" Tanya Audy yang diangguki oleh Ezy.
"Berarti lo sekarang udah resmi dong, jadi murid di SMA ini?" Tanya Audy lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haters Gonna Love [END]
Teen Fiction"Ketika benci menjadi cinta" Itu lah yang dialami Audy saat ini. Setiap hari harus berdebat dengan kakak kelasnya yang sangat amat menyebalkan dan tukang usil itu membuat nya kesal dan membenci kakak kelas narsis nya itu. Namun siapa sangka, perasa...