🍁59.🍁 Warung mi ayam

1.3K 142 12
                                    

Sebelum lanjut membaca jangan lupa untuk vote terlebih dahulu
Hope you enjoying
Happy reading



"Eh Zy, itu ada apa? Kok rame-rame?" Tanya Leon sembari menyeka keringat di dahinya.

"Oh itu si Caca kepleset trus jatuh." Perkataan Ezy barusan membuat Leon sontak membelalakkan matanya.

Saat Leon hendak berlari menghampiri kerumunan, tiba-tiba dirinya teringat dengan Bintang yang satu tim dengan Caca tadi.

Caca pasti kini aman bersama dengan Bintang.

"Kalo gitu gue istirahat bentar. Lo awasin murid yang lain," ujar Leon lesu sembari menepuk pundak Ezy kemudian berjalan meninggalkan lapangan.

Saat Ezy hendak menghampiri salah satu temannya, tiba-tiba ia melihat Audy yang sepertinya tengah memaksa Salwa untuk ikut pergi dengan dirinya.

Saat Ezy lihat, sepertinya Audy tengah marah dengan Salwa. Dari mimik wajah Audy yang menghunus, bisa Ezy pastikan kalau Audy akan melakukan sesuatu lagi kepada Salwa.

Ezy melihat akhirnya Audy berhasil membuat Salwa bangkit dari duduknya dan menyeretnya dengan paksa.

Pria itupun langsung mengikuti kemana Audy akan membawa Salwa secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh Audy.

Ezy terus mengikuti kemana Audy pergi membawa Salwa hingga sampai ke rooftop dimana tempat itu sangat jarang dikunjungi oleh para murid-murid terutama saat jam pelajaran berlangsung seperti ini.

Ezy mendengar Audy membanting kuat pintu rooftop dan Ezy memilih untuk mendengarkan permasalahan kedua gadis itu terlebih dahulu sebelum ikut campur.

Mendengarkan perdebatan antar sesama wanita bukan gaya seorang Fahrezy. Namun, jika Audy melakukan hal ceroboh lagi, maka semua akan berimbas kepada Audy lagi.

Ezy sedikit terkejut saat mendengar suara Salwa yang seperti tercekat. Ezy yakin kalau Audy sekarang tengah mencekik leher gadis bernama Salwa itu.

Saat Ezy mengintip, benar saja kalau Audy tengah mencekik kuat leher Salwa hingga wajah Salwa memucat.

"Audy please lo jangan sampe kelewatan ...." Batin Ezy saat menyaksikan kejadian itu dari celah-celah pintu.

"Gue harus misahin Audy, bisa gawat kalo Audy sampe ngelakuin hal ceroboh," gumam Ezy pelan.

Saat Ezy hendak menyentuh kenop pintu, tiba-tiba saja ponselnya bergetar. Ezy langsung mengangkat panggilan di ponselnya.

"Apa?" Tanya Ezy berbisik agar Audy tidak mendengar suaranya.

"Lo dimana? Lo ada ngeliat Audy, gak?"

Itu adalah Leon.

"Ini gue lagi sama Audy. Gue tutup dulu telponnya. Bye!" Ezy langsung mematikan ponselnya.

BRUK!

Saat Ezy hendak membuka pintu, ia mendengar suara seperti seseorang yang jatuh. Dengan cepat Ezy langsung membuka pintu tersebut dengan kasar.

Haters Gonna Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang